PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
IDENTITAS
Mata Pelajaran |
Pendidikan Agama Islam |
Kelas / Fase |
8 (Delapan) / Fase D |
Elemen Mapel |
Fiqih, Aqidah dan Akhlak |
Pembahasan |
Kisi-Kisi Materi STS Semater Ganjil |
Guru Pengampu |
Achmad Rifki, S.Ag |
Waktu Pembelajaran |
Senin / 29 September 2025 (Sesuai Jadwal) |
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
Elemen Mapel |
Capaian Pembelajaran |
Fiqih, Aqidah dan
Akhlak |
Tema 1. menjelaskan makna Iman kepada Kitab-kitab
Allah Swt. Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1. menjelaskan makna Iman kepada Kitab-kitab
Allah Swt. 2. menjelaskan perbedaan kitab dan suhuf Tema 2 Menjadi
Generasi Pecinta Al-Qur’an Yang Toleran Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1. Peserta didik dapat membaca Q.S.
Ar-Rum/30: 41, Q.S. 2. Ibrahim/14: 32 dan Q.S.
Az-Zukhruf/43: 13. 3. Peserta didik dapat menulis Q.S.
Ar-Rum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32 dan Q.S. Az-Zukhruf/43: 13 4. Peserta didik dapat menghafal Q.S.
Ar-Rum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32 dan Q.S. Az-Zukhruf/43: 13. 5. Peserta didik dapat menjelaskan hukum
bacaan lam jalalah dan menjelaskan makna Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt. 6. Peserta didik dapat menunjukkan
contoh bacaan lam jalalah dan ra. Tema 3 Al-Quran
Dan Sunnah Sebagai Pedoman Hidup Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1. menjelaskan perbedaan kitab dan suhuf 2. Peserta didik dapat menunjukkan contoh
perbuatan yang mencerminkan Iman kepada Kitabkitab Allah Swt 3. Peserta didik dapat mengimplementasikan
cara beriman kepada kitab-kitab Allah Swt 4. Peserta didik dapat menjelaskan cara
menjadi generasi yang mencintai Al-Qur’an 5. Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri
generasi cinta Al-Qur’an 6. Peserta didik dapat menyebutkan hikmah
beriman kepada Kitab Allah Swt Tema 4 Disiplin
dan Penuh Harap Kepada Allah SWT serta Peduli terhadap Sesama Melalui Shalat
Gerhana, Istisqa, dan Jenazah Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1. Dapat menjelaskan pengertian shalat
Gerhana, Istisqa, Jenazah berikut dalilnya 2. Dapat menjelaskan Shalat Gerhana, Istisqa,
dan Jenazah |
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pemahaman dan penyampaian materi
melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat membaca
dan mengetahui makna yang terkandung Menjadi Generasi Pecinta Al-Qur’an Yang
Toleran dengan baik serta
mempresentasikan maknanya di depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map
atau karya lain sesuai dengan diferensiasi gaya belajar siswa.
Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi .Wa
Barokatuh.
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin,
wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa
wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum
biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Sebelum kita memasuki materi hari ini,
mari kita ingat lagi tentang materi
Tema Menjadi Generasi Pecinta Al-Qur’an
Yang Toleran
Aqidah adalah pegangan dan pedoman hidup,
ajaran islam tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Aqidah memegang peran
penting dalam berprilaku sehari-hari. Sedangkan, Akhlaq sebagai impementasi
dari Aqidah sebagai prilaku
Menjaga lingkungan merupakan salah satu
perbuatan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Perbuatan menjaga lingkungan itu
dicatat sebagai pahala karena merupakan bagian dari sunah Nabi Saw.
Ada 7 cara menjaga lingkungan ala
Rasulullah agar umat Islam mampu merawat dan menjaga lingkungan serta
kelestarian alam.
Berikut tujuh cara menjaga lingkungan ala
Rasulullah SAW, yang dikutip dari buku Fikih Energi Terbarukan karya Abdul
Moqsith Ghazali dkk.
1. Larangan untuk Mengeksploitasi dan
Memonopoli Sumber Energi
Rasulullah SAW menganjurkan kita tentang
pentingnya menggunakan sumber daya alam secara efisien. Semisal dalam
penggunaan air, meski air melimpah, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk
menghemat penggunaan air. Bisa jadi di suatu tempat air melimpah, sementara di
tempat lain terjadi kekeringan manusia bertikai untuk berebut air bersih.
Perintah tentang menggunakan sumber daya
alam secara efisien ini merujuk pada sebuah hadis dari Abdullah bin Umar bin
Ash
bahwasanya Rasulullah SAW berjalan
melewati Saad yang sedang berwudhu dan menegurnya. “Kenapa kamu boros memakai
air?”
Saad balik bertanya, “Apakah untuk wudhu
pun tidak boleh boros?”.
Beliau menjawab, “Ya tidak boleh boros
meskipun kamu berwudhu di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad).
Selain itu, Rasulullah SAW juga
menganjurkan pemanfaatan sumber energi di muka bumi untuk kepentingan bersama
dan dikelola secara komunal bukan untuk kepentingan pribadi dan untuk
dimonopoli.
2. Senantiasa Menjaga Kebersihan
Lingkungan
Rasulullah SAW menganjurkan pentingnya
hidup bersih. Hidup bersih diposisikan sebagian dari iman, maka kesadaran
menjaga kebersihan akan mempengaruhi kualitas keimanan seseorang.
Dalam sebuah hadis menyebutkan dari Saad
bin musayyab berkata,
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah
baik dan menyukai kebaikan, bersih menyukai kebersihan, mulia menyukai
kemuliaan, murah hati (baik) menyukai kebaikan. Maka bersihkanlah lingkungan
rumahmu Dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.” (HR. Turmuzi)
3. Melakukan Penghijauan
Upaya yang memiliki dampak nyata terhadap
pengelolaan lingkungan ialah dengan melakukan penghijauan.
Penghijauan memiliki fungsi ekologis yang
sangat vital karena dapat mengembalikan fungsi tanah sebagai resapan air. Pohon
dapat menyimpan cadangan air yang cukup ketika krisis air melanda di kemudian
hari.
Perilaku menanam pohon ini telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda:
Dari Anas bin Malik ra Rasulullah
bersabda: “Apabila kiamat tiba terhadap salah seorang diantara kamu dan
ditangannya ada benih tumbuhan maka tanamlah.”
4. Tidak Melakukan Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan baik dalam skala
kecil dan besar memiliki dampak yang sama terhadap lingkungan, yaitu mengotori
keasriannya.
Rasulullah meneladankan persoalan ini,
semisal melarang sahabatnya untuk kencing di air yang tergenang karena khawatir
ada yang mandi di dalam air itu.
Kemudian, buang air kecil dan besar di
bawah pohon juga tidak boleh dilakukan, sebab hal ini dapat meninggalkan bau
dan kesan yang tidak enak terhadap siapa saja yang berteduh di bawah pohon
tersebut.
Rasulullah SAW besabda: “Janganlah salah seorang dari kalian kencing dalam air yang diam yaitu Air yang tidak mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.” (HR Bukhari)
5. Tidak Melakukan Penggundulan dan
Penebangan Hutan secara Sembarangan
Hutan sebagai sumber asupan oksigen
paling utama tentu memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia.
Menebang pohon tanpa mengikuti prosedur yang benar tentu mengancam keseimbangan
ekosistem.
Selain dari menipisnya kadar oksigen
menebang pohon secara sembarangan juga menimbulkan hilangnya tempat hidup bagi
sebagian hewan yang biasa hidup di sana.
6. Memanfaatkan Tanah yang Terlantar
Tanah dalam ajaran Islam harus
dimanfaatkan untuk kepentingan yang bermanfaat dan produktif.
Soal ini dalam kajian fiqih dibahas dalam
bab ihya al mawat atau menghidupkan tanah mati yaitu membuka lahan atau tanah
mati yang belum pernah ditanami sehingga tanah tersebut dapat memberikan
kemanfaatan seperti dijadikan sebagai tempat tinggal dan bercocok tanam.
Jika tanah dikelola secara produktif,
maka tentu akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat, terutama pihak yang mengelolanya.
7. Menetapkan Suatu Tempat sebagai
Kawasan Konservasi
Rasulullah SAW mengenalkan konsep hima,
yaitu suatu zona tertentu untuk konservasi alam yang di dalamnya dilarang untuk
mendirikan bangunan.
Ini merupakan kawasan hukum yang dilarang
untuk diolah dan dimiliki seseorang secara pribadi sehingga ia tetap menjadi
wilayah yang dipergunakan bagi siapa saja pun sebagai tempat tumbuhnya padang
rumput dan tempat menggembalakan hewan.
Rasulullah meneladankan dan menekankan
pentingnya konsep hima ini, seperti dalam sebuah riwayat:
“Dari Jabir berkata, nabi Muhammad SAW,
bersabda: “Sesungguhnya Ibrahim memaklumkan Mekah sebagai tempat suci dan
sekarang memaklumkan Madinah yang terletak di antara dua lava yang mengalir
(lembah) sebagai tempat suci. Pohon-pohonnya tidak boleh dipotong dan
binatang-binatangnya tidak boleh diburu.” (HR Muslim)
Dari ketujuh perilaku di atas menekankan
bahwasanya lingkungan tempat tinggal kita ini perlu untuk kita jaga jaga kelestariannya.
Kelangsungan hidup manusia, hewan, dan
tumbuhan sangat bergantung pada kesehatan lingkungan.
Apabila lingkungan sudah rusak maka
manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup secara normal.
Sedangkan berbuat kerusakan di muka bumi ialah perbuatan yang dilarang oleh
Allah SWT.
MATERI 2
Tema menjelaskan makna Iman kepada
Kitab-kitab Allah Swt.
Al-Quran Dan Sunnah Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran Tentang Tata Ruang dan
Kelestarian Lingkungan
Konsep Perencanaan Tata Ruang Di Dalam
Islam
“Dialah (Allah) yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami
turunkan dari langit air yang amat bersih, agar kami menghidupkan dengan air
itu negeri (tanah) yang mati, agar kami member minum dengan air itu sebagian
besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak”. (
Al-Furqan : 48-49)
Penjelasan dari Al-Furqan 48-89 adalah
bahwa manusia haruslah selalu mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Oleh
Allah SWT. Tentunya nikamat tersebut senantiasa kita jaga kita rawat dan kita
lestarikan agar kelak nanti anak cucu kita masih dapat menikmati atas apa yang
telah diberikan-Nya. Serta merencanakan pembangunan tata ruang yang tidak
merugikan masyarakat, berharap pembangunan dan perkembangan kota menuju Button
Up Top Down yaitu perekembangan kota mengarah kepada masyarakat lapisan bawah.
Terkadang kebijakan Pembangunan tata
ruang yang tidak didasari dengan hati nurani dan tidak berpedomana pada ajaran
Islam kedepannya akan menimbulkan suatu permasalahan yang lebih besar, sudah
banyak kasus-kasus Tata Ruang kota yang perencanaannya tidak berpedomana pada
nilai-nilai islam, akhirnya yang terjadi adalah kerusakan, dan bencana.
Konsep perencanaan Tata ruang didalam
Islam sudah lama terkonsep dengan baik terbukti bahwa adanya bangunan bernuansa
Islam misalnya di Majene sendiri terdapat situs Masjid tua di Lingkungan
Salabose Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae dan di Negara luar misalnya di
Iskandariah, Madinah, Andalusia ( Spanyol), Basrah, Kufah, Baitul Maqdis,
Baitul Laham (Bethelem), Darussalam (Yerussalem), artinya hasil karya Islam
tersebut telah menjadi sejarah dunia (Drs Dyayadi MT, Tata Ruang kota menurut
Islam). Sehingga sebagai generasi penerus senantiasa untuk tetap berpegang
teguh kepada ajaran Islam tentunya dalam kontek penataan ruang.
Selama ini masih banyak kita temui
penataan ruang dalam rangka mempercantik estetika ruang dengan menggunakan
Patung-patung, padahal dalam islam pembuatan patung dilarang oleh Allah,
sebagai Hadist Rosullullah ”barang siapa membuat patung maka sesungguhnya allah
akan menyiksanya sehingga ia memberi nyawa pada patung untuk selama-lamanya”
(HR. Al Bukhari).
Pembangunan tata ruang setidaknya
memperhatikan pula akan kondisi sosial masyarakat, kelestarian alam, dan
aturan-aturan yang berlaku suatu contoh : Pembangunan tata ruang yang telah
melanggar aturan,misalnya alih fungsi lahan, serta pembangunan kota yang keluar
dari nilai-nilai Islam misalnya : Merebaknya gemerlapan kehidupan kota yang
tidak Islami dengan adanya beberapa tempat lokalisasi dengan
fasilitas-fasilitas seperti itu suasana kota semakin buram, runyam karena telah
keluar jauh sekali dari tatanan nilai-nilai islam.
Dari paparan diatas dapat kita simpulkan
bahwa pembangunan kota yang sebenarnya merusak moral bangsa, merusak kaidah
islam, tunggu saatnya kehancuran dan bencana akan menanti. Suatu contoh yang
pernah terjadi adalah , sebagaimana Allah telah pernah menimpakan bencana
kepada dua buah kota Zaman nabi Luth yaitu kota Sadum dan Gamuroh karena mereka
melakukan Homo sexual (Liwath) demikian pula kota Aad dan Iram yang juga
dihancurkan Allah karena penduduknya yang Zhalim dan melakukan maksiat. Seperti
halnya firman Allah “Berapalah banyaknya kota yang kami telah membinasakannya,
yang penduduknya dalam kedaan Zalim, maka (tembok-tembok) kota roboh menutupi
atap-atapnya dan (beberapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan
Istana yang tinggi tidak ada penghuninya. Azab yang diberikan oleh Allah banyak
bentuknya bisa berupa banjir bandang (Nabi Nuh, ), penyakit menular(zaman nabi
Musa), hujan batu(zaman nabi Luth) dan gempa bumi sebagaimana termaktub dalam
Al Quran.
Friman Allah”Dan janganlah kamu membuat
kerusakan dimuka bumi sesudah (allah)memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Namun pada kenyataannya yang terjadi di Negara Indonesia selama ini
masyarakatnya banyak merusak lingkungan. Sehingga permasalahan tata ruang kota
yang semakin komplek.
Suatu ketika kita akan melihat bencana
dan kerusakan-kerusakan di suatu wilayah, daerah maupun kawasan yang telah
ingkar apa yang diberikan Oleh Allah. Di Indonesia kita dapat melihat bencana
yang terjadi selama ini merupakan bentuk dari peringatan Allah SWT kepada
manusia untuk senantiasa menjaga lingkungan jangan ada yang mengekploitasi dan
menyalahgunakannya.
Memperbaiki Lingkungan
Kita Sebagai Umat Islam hendaknya menjadi
pelopor dalam menjaga kelestarian dan keserasian Lingkungan, sebab dalam
berbagai ayat Al-Quran telah melarang umat Islam merusak ekosistemnya atau
lingkungan hidupnya. Jika hal ini kita langgar, kita tidak saja melakukan dosa
besar, tetapi kita juga akan menyengsarakan masyarakat banyak (Publik) yang
harus menerima social cost akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.
Dikaitkan dengan hal ini Allah SWT
berfirman “oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barang siapa yang telah membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
seorang manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampui batas dalam berbuat
kerusakan-kerusakan di muka bumi.
Dari ayat tersebut diatas jelaslah Allah
membolehkan menghukum mati orang-orang yang melakukan pengrusakan di muka bumi.
Perusakan dimuka bumi dengan arti luas yakni melakukan pemboman tanpa alasan,
mengebom masyarakat sipil ketika berperang (bombardier ), merusak hutan,
mencemarkan daratan, lautan dan sungai dengan bahan beracun dan berhaya,
pembocoran radio aktif (reactor nuklir) mengepras bukit untuk kepentingan
pribadi dan sebagainya. Artinya perbuatan merusak lingkungan, selain pengeboman
yang jelas-jelas merupakan kesejahteraan perang sangat bertentangan dengan
konferensi jenewa, maka perusakan lingkungan selain karena perang akan sangat
membahyakan masyarakat pada umunnya. Sebab hal ini dapat menyebabkan banjir,
tanah longsor, keracunan masal (terkontaminasi) penyakit menular dan
sebagainya.
Saat ini kita perlu berbenah diri untuk
senantiasa mengharap ridho kepada Allah SWT, selalu bersyukur atas nikmat yang
telah diberikan-Nya.jangan melanggar aturan-aturan dalam syaria’at Islam,
mengetahui posisi kita ada dimana sehingga kita tidak akan salah dalam
melangkah. Dalam ajaran Islam siapa yang mengerjakan baik maka kelak hidupnya
akan bermanfaat, tetapi apabila siapa yang curang, culas, serakah maka kelak
akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Balasan yang sifatnya kecil hingga
balasan yang manusia tidak bisa memperhitungkan, kerusakan material dan
kematian yang dasyat.. Jika secara hukum tidak bisa membuat mereka jera(pengambil
keputusan) maka balasan dari Allah SWT lah yang akan membuat mereka jera.
wallahu alam.
MATERI 3
Tema Menjadi
Generasi Pecinta Al-Qur’an Yang Toleran
Pengertian Iman Kepada Kitab Allah SWT
dan Dalilnya dalam Al-Qur'an
Iman kepada kitab Allah adalah kewajiban
setiap muslim tanpa pengecualian. Kewajiban ini merupakan satu dari 6 rukun
iman yang menjadi tuntunan dan prinsip hidup umat Islam (aqidah).
Arti iman kepada kitab Allah SWT bagi
muslim sedikit unik. Mengimani tidak lantas menjadikannya pedoman dalan
menjalani kehidupan. Karena seorang muslim hanya menggunakan Al-Qur'an dan
sunnah.
Pengertian Iman Kepada Kitab Allah SWT
Penjelasan pengertian iman kepada kitab
Allah SWT adalah meyakini Allah SWT telah menurunkan kitab tersebut pada Nabi
dan Rasul. Kitab berisi wahyu Allah SWT tersebut disampaikan pada manusia.
Kitab-Kitab Yang Allah Turunkan dan Nabi
Penerimanya
1. Taurat
Taurāt adalah kitab yang diturunkan
kepada Nabī Musa as sebagai pedoman hidup bagi kaum Banī Israil. Firman Allah
SWT:
وَاٰتَيْنَا
مُوْسَى الْكِتٰبَ وَجَعَلْنٰهُ هُدًى لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَلَّا
تَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِيْ وَكِيْلًاۗ
Artinya: "Dan Kami berikan kepada
Musa kitab (Taurāt) dan Kami jadikan kitab Taurāt itu petunjuk bagi Bani Israil
(dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku." (QS
Al-Isrā [17]:2)
Adapun isi pokok Kitab Taurāt adalah:
Jangan ada padamu Tuhan lain di
hadirat-Ku.
Jangan membuat patung ukiran dan jangan
pula menyembah patung karena Aku Tuhan Allah mu.
Jangan kamu menyebut Tuhan Allah mu
dengan sia-sia.
Ingatlah akan hari sabat (sabtu), supaya
kamu sucikan dia.
Berilah hormat kepada bapak ibumu.
Jangan membunuh sesama manusia.
Jangan berzina.
Jangan mencuri.
Jangan menjadi saksi palsu.
Jangan berkeinginan memiliki hak orang
lain.
2. Zabur
Zabūr adalah kitab yang diturunkan kepada
Nabi Daud as untuk dijadikan pedoman hidup bagi kaumnya. Firman Allah SWT:
وَرَبُّكَ
اَعْلَمُ بِمَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ
النَّبِيّٖنَ عَلٰى بَعْضٍ وَّاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا
Artinya: "Dan Tuhan-mu lebih
mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami
lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan
Zabūr kepada Daud." (QS. Al-Isrā [17]:55)
Isi dari Kitab Zabūr adalah nyanyian
pujian kepada Allah atas segala nikmat illahiah.
3. Injil
Injil adalah kitab yang diturunkan kepada
Nabi Isa as sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi Bani Israil. Firman Allah
SWT:
وَقَفَّيْنَا
عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ
مِنَ التَّوْرٰىةِ ۖواٰتَيْنٰهُ الْاِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدًى وَّنُوْرٌۙ وَّمُصَدِّقًا
لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَهُدًى وَّمَوْعِظَةً
لِّلْمُتَّقِيْنَۗ
Artinya: "Dan Kami iringkan jejak
mereka (nabi-nabi Banī Isrāīl) dengan Isa putra Maryam, membenarkan Kitab yang
sebelumnya, yaitu: Taurāt. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil
sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurāt. Dan menjadi petunjuk
serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Māidah [5]:46)
Isi pokok Kitab Injil adalah ajaran untuk
hidup dengan zuhud dan menjauhi kerakusan dan ketamakan dunia. Ini dimaksudkan
untuk meluruskan kehidupan orang-orang Yahudi yang materialistis.
4. Al-Qur'an
Al-Qurān adalah kitab yang diturunkan
kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup umatnya. Berbeda
dengan kitab-kitab sebelumnya yang hanya terbatas untuk satu kaum, al Qurān
tidak hanya diturunkan untuk bangsa Arab, melainkan untuk
seluruh umat. Firman Allah SWT:
اِنَّآ
اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami
menurunkannya berupa Al Qurān dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya." (QS. Yūsuf [12]:2)
Cara Menerapkan Iman kepada Kitab-Kitab
Allah SWT
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT bisa
diterapkan dengan cara berikut
1. Cara beriman kepada kitab-kitab
sebelum Al-Qur'an:
Meyakini bahwa kitab-kitab itu (Zabur,
Taurat, Injil) adalah benar-benar wahyu Allah, bukan buatan para Rasul.
Meyakini bahwa isi kitab-kitab itu benar.
2. Cara beriman kepada Al-Qur'an:
Meyakini bahwa Al-Qur'an itu benar-benar
wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad SAW.
Meyakini bahwa isi Al-Qur'an itu benar
dan tidak ragu sedikitpun.
Mempelajari, memahami, dan menghayati isi
Al-Qur'an.
Mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam
kehidupan sehari-hari.
Penjelasan pengertian iman kepada
kitab-kitab Allah SWT serta dalil dan caranya semoga bisa meningkatkan keimanan
kita
MATERI 4
Tema Ibadah dengan Disiplin dan Penuh
Harap Kepada Allah SWT serta Peduli terhadap Sesama Melalui Shalat Gerhana,
Istisqa, dan Jenazah
Pengertian Sholat Jenazah Beserta Tata
Cara Sholat Jenazah
Tata cara sholat jenazah
Setiap manusia yang hidup di dunia ini
pasti akan meninggal dunia, hanya saja waktunya tidak ada yang tahu. Dalam
Islam, ketika seseorang yang beragama Islam meninggal dunia, maka jenazah harus
dishalatkan terlebih dahulu. Kemudian, barulah dimakamkan di pemakaman yang
sudah dipilih.
Namun, terkadang bagi sebagian umat Islam
mungkin belum mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian sholat jenazah dan
juga tata cara sholat jenazah. Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar
bersama mengenai pengertian sholat jenazah dan tata cara sholat jenazah. Jadi,
simak artikel ini sampai selesai, Kalian.
Arti Sholat
Sebelum membahas lebih jauh tentang tata
cara sholat jenazah, sebaiknya kita mengetahui lebih dulu apa arti sholat itu
sendiri.
Shalat dapat diartikan sebagai salah satu
kewajiban bagi umat Islam. Shalat menjadi bagian dari rukun Islam yang kedua
yang sangat ditekankan atau menjadi ibadah yang paling utama setelah dua
kalimat syahadat.
Umat Islam yang sudah baligh dan memenuhi
syarat wajib untuk shalat, maka ia harus menjalankan shalat lima waktu. Shalat
juga merupakan tiang atau pondasi agama, sehingga kewajiban ini sangat penting
bagi umat Islam.
Shalat adalah suatu ibadah yang meliputi
peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
(Taslim). Shalat merupakan ibadah yang mencakup berbagai ibadah di dalamnya,
seperti dzikir kepada Allah SWT, tilawah kitabullah, berdiri menghadap Allah
SWT, bersujud, berdoa, bertasbih dan takbir.
Shalat wajib adalah ibadah wajib dan
paling utama setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Ibadah shalat menjadi
salah satu bagian dalam rukun Islam yaitu rukun Islam yang kedua. Adapun rukun
sendiri adalah hal yang wajib dilaksanakan. Jadi, jika tidak dilakukan, orang
yang melewatkannya akan mendapat dosa dan tidak ada yang dapat membantu
menggugurkan rukun tersebut.
Hukum Shalat Jenazah
Sebagai umat Muslim, tentu penting untuk
mengetahui cara melaksanakan shalat jenazah, agar bisa ikut shalat ketika ada
keluarga atau kerabat yang meninggal. Bukan hanya tata caranya saja yang perlu
diketahui, melainkan juga bacaan doanya.
Shalat jenazah adalah salah satu proses
yang harus dilakukan ketika ada orang beragama Islam meninggal. Hukumnya fardhu
kifayah dan wajib dilakukan berjamaah, bukan sendiri-sendiri. Hal ini tertuang
dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika ada seorang laki laki meninggal
dalam berhutang disampaikan disampaikan kepada Rasulullah, maka beliau bertanya
apakah ia meninggalkan harta untuk membayar hutangnya. Jika dikatakan ia
meninggalkan hartanya untuk membayar hutang, maka beliau akan menshalatkannya.
Jika tidak maka beliau akan memerintahkan kepada kaum muslimin,”shalatkan
temanmu ini”. (HR Bukhari Muslim).
Jadi, jika ada yang menyolati biar
sebagian kaum muslimin tidak berdosa. Demikian pun sebaliknya, jika tidak ada
sama sekali yang melaksanakannya, seluruh kaum muslimin di sekitarnya terkena
dosa.
Syarat Sah Melakukan Shalat Jenazah
Berikut ini syarat sah yang perlu
dilakukan sebelum melakukan shalat jenazah:
1.
Shalat jenazah sama dengan shalat lain, yakni menutup aurat, suci badan,
pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.
2.
Jenazah sudah dimandikan dan dikafani. Letak jenazah berada di sebelah
kiblat orang yang menyalatkannya, kecuali kalau shalat dilakukan di dekat
makamnya atau shalat gaib.
Orang Terkait yang Berhak Mengurus
Jenazah
Berikut ini orang terkait yang berhak
mengurus jenazah:
1.
Orang yang diwasiatkan dengan syarat.
2.
Orang yang diwasiatkan bukan orang yang fasik atau ahli bid’ah.
3.
Ulama atau pemimpin agama.
4.
Orang tua dari jenazah tersebut.
5.
Anak anak si jenazah ke bawah.
6.
Keluarga terdekat.
7.
Kaum muslimin.
Rukun Shalat Jenazah
Rukun shalat jenazah yang benar yakni:
1.
Niat
2.
Berdiri bagi yang mampu
3.
Melakukan 4 kali takbir
4.
Mengangkat tangan pada takbir pertama
5.
Membaca shalawat
6.
Berdoa untuk jenazah
7.
Salam
Niat Shalat Jenazah
Shalat jenazah adalah salah satu proses
yang harus dilakukan ketika ada orang beragama Islam yang meninggal. Hukum
fardhu kifayah dan wajib dilakukan berjamaah, bukan sendiri sendiri. Bukan
hanya tata caranya saja yang perlu diketahui, melainkan juga bacaan doanya.
Apakah ada perbedaan mulai dari niat serta bacaan doanya untuk jenazah laki
laki maupun perempuan?
Niat shalat jenazah sebenarnya bisa
diucapkan hanya di dalam hati saja. Diketahui menurut ulama, tidak ada
keharusan untuk melafalkannya sebelum shalat. Namun, ada sebagian ulama yang
berpendapat bahwa Sunnah melafadzkan niat, terutama dari kalangan madzhab
Syafi’i. Di samping itu, untuk menambah kekhusukan saat melaksanakannya, boleh
untuk mengucapkannya.Yang perlu diketahui, ada perbedaan lafal niat bagi
jenazah perempuan dan juga laki laki.
Niat Shalat Jenazah Untuk Jenazah
Perempuan
Lafadz niat shalat untuk jenazah
perempuan yakni:
“Usholli ‘ala hadzihil mayyitati arba’a
takbirotin fardhal kifayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa”.
Artinya:
“Saya niat shalat atas mayit ini empat
kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala”.
Niat Shalat Jenazah Untuk Jenazah
Laki-Laki
Lafadz niat shalat untuk jenazah laki
laki yakni:
“Usholli ‘alaa haadzal mayyiti arba’a
takbirootin fardhol kifayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa”.
Artinya:
“Saya niat shalat atas mayit ini empat
kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala”.
Waktu Pelaksanaan Shalat Jenazah
Selain itu, dalam melakukan shalat
jenazah juga tidak ditentukan waktunya secara khusus. Namun, shalat jenazah
bisa dilakukan kapan saja, kecuali di 3 waktu ini, yaitu:
1.
Saat matahari terbit hingga ia agak meninggi
2.
Matahari tepat berada di pertengahan langit
3.
Saat matahari hampir terbenam
4.
Hal ini didasarkan pada hadits:
Ada tiga waktu, di mana Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk melakukan shalat sunah mutlak
dan menguburkan jenazah kaum muslimin, yaitu ketika matahari baru terbit hingga
sudah naik ke atas, ketika matahari tepat berada di atas kepada hingga dia
condong sedikit dan ketika matahari hampir terbenam, sampai tenggelam. (HR.
Ahmad 17841, Muslim 1966, Abu Daud 3194 dan yang lainnya).
Selain waktu pelaksanaan, tempat atau
lokasi untuk shalat jenazah juga perlu diketahui. Meski sebenarnya bisa
dilakukan di mana saja selama layak dan bersih, tetapi akan lebih baik lagi
jika dilakukan di masjid.
Tata Cara Shalat Jenazah dan Bacaannya
Untuk tata cara sholat jenazah dan bacaan
sholat jenazah sebenarnya berbeda dengan ibadah lain pada umumnya. Berikut
adalah tata cara dan juga bacaan shalat jenazah sesuai dengan urutannya:
Takbir pertama
Setelah membaca niat, segera lakukan
takbiratul ihram. Hal ini dengan melakukan tangan di atas pusarnya sebagaimana
shalat pada umumnya.
Lalu membaca Al Fatihah:
Takbir kedua
Takbir dilakukan sambil mengangkat tangan
setinggi telinga atau sejajar bahu. Kemudian, kembali meletakkan tangan di atas
pusar. Setelah itu, membaca shalawat Nabi dan bisa memilih shalawat Ibrahimiyah
yang dianggap lebih afdhal, yakni:
“Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa
‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa aali Ibrahim,
innaka hamidum majiid”.
Artinya:
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi
Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad Sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat
kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
lagi Maha Mulia”
Shalat jenazah adalah salah satu proses yang
harus dilakukan ketika ada orang beragama Islam yang meninggal dunia. Hukum
shalat jenazah adalah fardhu kifayah dan wajib dilakukan berjamaah, bukan
sendiri-sendiri. Jika ada sebagian kaum muslimin memenuhinya, maka orang yang
tidak melakukannya tidak berdosa. Namun, jika tidak ada sama sekali yang
melaksanakannya, seluruh kaum muslimin di sekitarnya terkena dosa.
Keutamaan Shalat Jenazah
Jika ada seseorang beragama Islam yang
meninggal dunia, maka pengurusan jenazah merupakan hal yang perlu dilakukan
terlebih dahulu. Sebab, hal tersebut sebaiknya dilakukan dengan segera seperti
diungkapkan dalam sebuah hadits. Hadits dari Abu Hurairah RA yang berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Bersegeralah kamu dalam mengurusi
jenazah karena jika ia termasuk jenazah yang saleh berarti kamu menyegerakan
kebaikan baginya. Tetapi jika ia tidak termasuk jenazah yang saleh (buruk),
berarti kamu meletakkan keburukan di pundakmu“. (HR Muttafaq ‘alaih).
Selain itu, shalat jenazah juga memiliki
keutamaan atau fadhilah yang sangat besar bagi yang melaksanakannya. Beberapa
keutamaannya di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Berpahala Sebesar Gunung Uhud
Dengan menshalatkan, mengiringi, dan
mengantarkan jenazah hingga ke pemakaman, maka bisa mendapatkan pahala sebesar
gunung Uhud.
2. Pahala Mengalir bagi Jenazah
Bukan hanya untuk orang yang menyalatkan,
ternyata ada pula keutamaan bagi jenazah yang dishalatkan. Apalagi jika jamaah
yang menshalatkan terdiri atas 40 orang atau lebih bisa mengalirkan pahala
kepada jenazah.
3. Dikabulkan Do’a
Keutamaan sholat jenazah selanjutnya
adalah doanya akan dikabulkan. Dalam sebuah hadits dari Aisyah RA, ia berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang mayat dishalatkan
(dengan shalat jenazah) oleh sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang
lalu semuanya memberi syafaat (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafaat (do’a
mereka) akan diperkenankan“. (HR Muslim).
Sebagai umat Islam, tentu kita perlu
memahami shalat beserta shalat jenazah. Untuk mendapatkan pengetahuan lebih
dalam, Kalian bisa membaca buku yang telah tersedia.
EVALUASI
1.
Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
2.
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk
mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
3.
Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya.
4.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi
tetap semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.
KESIMPULAN
Bagaimana anak anak, pada materi materi
Tema 1 hingga Tema 4 ini apakah kalian sudah memahami makna dan mampu memahami
materi Tema 1 hingga Tema 4
Berikut kesimpulan materinya : Tema 1
hingga Tema 4 maka harus mampu
berakhlaq, beraqidah dan memahami pengetahuan fiqih yang baik dan benar sesuai
ajaran islam . Karena keselamatan hidup di masa yang akan datang. Aturannya
adalah arah jalan yang lurus.
Tetap semangat dalam belajar tanpa batas karena islam
mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG LAHAT.
BUKU REFERENSI :
Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.
Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Tiga serangkai Kurikulum merdeka
Kitab Al-Quran Terbitan Kementrian Agama
dan referensi lain yang Relevan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar