Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti P2 Kelas 8 Tema Indahnya Beragama Secara Moderat

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

IDENTITAS

Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam

Kelas / Fase

8 (Delapan)  / Fase D

Elemen Mapel

Al-Quran dan Hadits

Pertemuan Ke

2 (Dua)

Guru Pengampu

Achmad Rifki, S.Ag

Waktu Pembelajaran

Senin, Rabu dan Jum’at / 27, 29, 31 Januari 2025(Sesuai Jadwal)

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

Elemen Mapel

Capaian Pembelajaran

Aqidah

Pada akhir fase ini, peserta didik mampu:

Peserta didik dapat menjelaskan hukum bacaan Nun Sukun/Tanwin dan Miim Sukun

Peserta didik dapat menunjukkan huruf Nun Sukun/Tanwin dan Miim Sukun.

Peserta didik dapat menunjukkan contoh bacaan Nun Sukun/Tanwin dan Miim Sukun.

Peserta didik dapat menerapkan bacaan Nun Sukun/Tanwin dan Miim Sukun

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat membaca dan mengetahui makna yang terkandung dalam Tema Indahnya Beragama Secara Moderat serta Peduli terhadap Sesama  dengan baik serta mempresentasikan maknanya di depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan diferensiasi gaya belajar siswa.

Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi .Wa Barokatuh.

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

Sebelum kita memasuki materi hari ini, mari kita  ingat lagi tentang materi Sebelumnya yakni Indahnya Beragama Secara Moderat

MATERI

16 Hukum Tajwid dan Contohnya, dari Nun Sukun hingga Qalqalah

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Qur'an adalah memahami ilmu tajwid. Ilmu tersebut mengatur sejumlah hukum bacaan mulai dari nun sukun atau tanwin hingga qalqalah.

Khalilurrahman El-Mahfani menjelaskan dalam buku Belajar Cepat Ilmu Tajwid, kata 'tajwid' berasal dari bahasa Arab 'jawwada-yujawwidu-tajwid' (جوّد-يجوّد-تجويدا) yang artinya membaguskan.

Adapun, menurut istilah, tajwid adalah membaguskan bacaan huruf-huruf atau kalimat-kalimat Al-Qur'an satu persatu dengan terang, teratur, perlahan, dan tidak tergesa-gesa. Sehingga, ilmu tajwid dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

Sementara itu, menurut 'Athiyyah Qabil Nashar sebagaimana dijelaskan Marzuki dan Sun Choirol Ummah dalam buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid, tajwid adalah ilmu yang membahas kata-kata ayat Al-Qur'an dari segi pemberian huruf pada haknya yang berupa sifat-sifat yang lazim diperlukan.

16 Hukum Bacaan Tajwid

Ada berbagai macam hukum bacaan tajwid dalam Al-Qur'an. Di antaranya hukum nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, hukum mim dan nun bertasydid, hukum mad, hukum idgham shagir, dan qalqalah.

Hukum nun sukun dan tanwin terdiri dari izhar halqi, idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah, iqlab, dan ikhfa hakiki. Kemudian, hukum mim sukun terdiri dari ikhfa syafawi, idgham mitslain, dan izhar syafawi.

Selanjutnya, pada hukum mad terdiri dari mad ashli dan mad far'i, sedangkan hukum idgham shagir terdiri dari idgham mutamatsilain, idhgam mutajanisain, dan idgham mutaqaribain.

Sementara itu, hukum qalqalah terdiri dari qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Berikut penjelasan tajwid selengkapnya.

1. Izhar Halqi

Mengutip buku Pintar Al-Qur'an oleh Abu Nizhan, secara bahasa, izhar adalah bayan atau jelas, sedangkan menurut istilah adalah membaca nun mati (نْ) atau tanwin ( ـَــًـ , ـِــٍـ , ـُــٌـ ) dengan jelas tanpa suara dengung atau disamarkan.

Ada enam huruf izhar, yaitu hamzah (ء), kha (ح), ha (خ), ain (ع), ghain (غ), dan ha' (هـ).

Contoh bacaan izhar:

عَنْهُ أَغْنَىٰ مَآ

Arab latin: Mā agnā 'an-hu (QS Al Lahab: 2)

2. Idgham Bighunnah

Secara bahasa, idgham artinya idkhal atau memasukkan, sedangkan secara istilah adalah menyamarkan atau meleburkan nun mati atau tanwin dengan huruf-huruf idgham sehingga seolah-olah menjadi satu huruf yang bertasydid.

Adapun, idgham bigunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ya (ي), nun (ن), mim (م), dan wau (و), maka harus dibaca idgham disertai dengan dengung di hidung (gunnah).

Contoh bacaan idgham bighunnah:

وَتَبَّ لَهَبٍ أَبِى

Arab latin: Abī lahabiw wa tabb (QS Al Lahab: 1)

3. Idgham Bilaghunnah

Idgham bilaghunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan lam (ل) dan ra (ر), maka harus dibaca idgham tanpa disertai dengung di hidung (gunnah).

Contoh bacaan idgham bilaghunnah:

لَهُ يَكُنْ وَلَمْ

Arab latin: Wa lam yakul lahụ (QS Al Ikhlas: 4)

4. Iqlab

Secara bahasa, iqlab artinya memindahkan atau mengubah sesuatu dari asalnya, sedangkan menurut istilah adalah mengubah atau menggantikan nun mati menjadi mim disertai dengungan jika bertemu dengan huruf ba (ب).

Contoh bacaan iqlab:

بَعْدِ مِنْۢ

Arab latin: mimm ba'di (QS Al Bayyinah: 4)

5. Ikhfa Hakiki

Hukum nun mati dan tanwin selanjutnya adalah ikhfa. Secara bahasa, ikhfa artinya satru yang berarti menutupi atau menyamarkan. Adapun menurut istilah, ikhfa adalah menyamarkan nun mati atau tanwin karena muncul suara dengungan (gunnah) jika bertemu dengan 15 huruf.

Huruf ikhfa antara lain kaf ( ك ), qaf ( ق ), fa' ( ف ), zha ( ظ ), tha ( ط ), dhad ( ض ), shad ( ص ), syin ( ش ), sin ( س ), za' ( ز ), dzal ( ذ ), dal ( د ), jim ( ج ), tsa' ( ث ), dan ta' ( ت ).

Contoh bacaan ikhfa:

لْإِنسَٰنَٱ خَلَقْنَا لَقَدْ

Arab latin: Laqad khalaqnal-insāna (QS At Tin: 4)

6. Ikhfa Syafawi

Mengutip buku Ilmu Tajwid Praktis karya Muhammad Amri Amir, ikhfa syafawi yaitu ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب). Dalam hal ini, mim sukun dibaca tampak samar disertai ghunnah.

Contoh ikhfa syafawi:

بِحِجَارَةٍ تَرْمِيهِم

Arab latin: Tarmīhim biḥijāratim (Al Fil ayat 4)

7. Idgham Mitslain

Idgham mitslain adalah hukum bacaan ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf mim yang berharakat (مَ مِ , مُ). Cara membacanya harus disertai dengan ghunnah.

Contoh idgham mitslain:

 

 امَلَهُمْ

Arab-latin: lahummmmaa yattaquuna

8. Izhar Syafawi

Izhar syafawi adalah ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf hijaiyyah selain huruf mim (م) dan ba (ب). Cara membacanya mim sukun tampak jelas dan tanpa ghunnah.

Contoh izhar syafawi:

عَلَيْهِمْ نْعَمْتَ أَ

Arab latin: An'amta 'alaihim (Al Fatihah ayat 7)

9. Mim Bertasydid dan Nun Bertasydid

Mim bertasydid (مّ) dan nun bertasydid (نّ) juga dikenal dengan ghunnah musyaddah. Apabila bertemu hukum bacaan ini maka harus digunnahkan sepanjang 2 harakat.

Contoh mim bertasydid:

وَمِمَّا

Arab-latin: wa mimma

Contoh nun bertasydid:

إِنَّهُمْ

Arab-latin: innahum

10. Mad Ashli/Thabi'i

Tajwid selanjutnya adalah mad. Secara bahasa mad artinya bertambah dan memanjang, sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan suara dengan huruf mad atau lin ketika adanya suatu sebab seperti hamzah (ء) dan sukun (ه).

Jenis mad yang pertama adalah mad ashli atau mad thabi'i. Hukum ini berlaku pada alif (ا) sesudah fathah, ya (ي) sukun sesudah kasrah, dan wau (و) yang sesudah dhammah.

Contoh mad ashli:

بِّ ٱلنَّاسِ

Arab latin: Birabbin-nās (QS An Nas ayat 1).

11. Mad Far'i

Hukum tajwid ini mengharuskan ayat dibaca lebih panjang dari mad asli. Tambahan dikarenakan adanya hamzah (ء) atau sukun (ه) dalam ayat. Contohnya adalah:

Contoh mad far'i:

خَيْرٌ ءَآللَّهُ

Arab latin: Allāhu khairun (QS An Naml ayat 59).

12. Idgham Mutamatsilain atau Idgham Mimi

Tajwid ini berlaku jika ada dua huruf bertemu dengan makhroj dan sifat yang sama, kecuali wau (و) dan ya (ي). Cara membacanya adalah dimasukkan, diidghamkan, atau ditasydidkan kepada huruf yang kedua.

Contoh idgham mutamatsilain:

تُكْرِمُ لَّا لبَ

Arab latin: bal lā tukrimụ (QS Al Fajr ayat 17).

13. Idgham Mutajanisain

Hukum bacaan ini berlaku saat dua huruf bertemu dengan makhroj yang sama, namun sifatnya berbeda.

Contoh idgham mutajanisain:

رَبَّهُمَا الهَل دَعَوَ اَثْقَلَتْ فَلَمَّا

Arab latin: Fa lammā aṡqalad da'awallāha rabbahumā (QS Al A'raf ayat 189).

14. Idgham Mutaqaribain

Hukum tajwid ini berlaku jika ada dua huruf bertemu dengan makhraj dan sifat yang hampir sama (berdekatan). Huruf yang termasuk idgham mutaqaribain adalah lam (ل) dan ra (ر), serta kaf (ﻙ) dan qaf (ﻕ).

Contoh idgham mutaqaribain:

رَّبُّكُمْ فَقُل

Arab latin: Fa qur rabbukum (QS Al An'am ayat 147)

15. Qalqalah Sugra

Hukum ini berlaku jika huruf qalqalah yakni ba (ب), jim (ج), dal (د), ta (ط), dan qaf (ق) berada di tengah ayat, dengan suara dipantulkan tidak terlalu kuat.

Contoh qalqalah sugra:

رَزَقْنَٰهُمْ

 

Arab latin: razaqnāhum (Qs Al Baqarah ayat 3)

16. Qalqalah Kubra

Cara baca tajwid ini adalah dengan pantulan cukup kuat. Huruf qalqalah kubra berada di akhir ayat.

Contohnya qalqalah kubra:

وَ ٱلْمَوْعُودِٱلْيَوْمِ

Arab latin: Wal-yaumil-mau'ụd (QS Al Buruj ayat 2)

EVALUASI

1.     Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.

2.     Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

3.     Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

4.     Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

KESIMPULAN

Bagaimana anak anak, pada materi kali ini apakah kalian sudah memahami makna dan mampu memahami tentang Indahnya Beragama Secara Moderat.

Baiklah... Berikut kesimpulan materinya : Indahnya Beragama Secara Moderat maka  harus mampu berakhlaq dan beraqidah baik dan benar sesuai ajaran islam. Karena keselamatan hidup di masa yang akan datang. Aturannya adalah arah jalan yang lurus.

Tetap semangat  dalam belajar tanpa batas karena islam mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG LAHAT.

BUKU REFERENSI :

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Tiga serangkai Kurikulum merdeka

Kitab Al-Quran Terbitan Kementrian Agama dan referensi lain yang

Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti P1 Kelas 8 Tema Indahnya Beragama Secara Moderat

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

IDENTITAS

Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam

Kelas / Fase

8 (Delapan)  / Fase D

Elemen Mapel

Al-Quran dan Hadits

Pertemuan Ke

1 (Satu)

Guru Pengampu

Achmad Rifki, S.Ag

Waktu Pembelajaran

Senin, Rabu dan Jum’at / 13, 15, 17 Januari 2025(Sesuai Jadwal)

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

Elemen Mapel

Capaian Pembelajaran

Aqidah

Pada akhir fase ini, peserta didik mampu:

Membaca QS. Al-Baqarah: 143

Menulis QS. Al-Baqarah: 143.

Menghafal QS. Al-Baqarah: 143

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pemahaman dan penyampaian materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat membaca dan mengetahui makna yang terkandung dalam Tema Indahnya Beragama Secara Moderat serta Peduli terhadap Sesama  dengan baik serta mempresentasikan maknanya di depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan diferensiasi gaya belajar siswa.

Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi .Wa Barokatuh.

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

Sebelum kita memasuki materi hari ini, mari kita  ingat lagi tentang materi Sebelumnya yakni Indahnya Beragama Secara Moderat

MATERI

Membaca Moderasi Beragama dalam Ayat-ayat  Al Quran

Tahun 2022 Kementerian Agama mencanangkan sebagai Tahun Toleransi. Bicara toleransi maka erat hubungannya dengan Moderasi Beragama yang telah digaungkan Kementerian Agama sejak tahun 2020 diseluruh elemen masyarakat.

Moderasi beragama merupakan upaya mengembalikan pemahaman dan praktik beragama agar sesuai dengan esensinya, yakni untuk menjaga harkat, martabat dan peradaban manusia, bukan sebaliknya. Agama tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang justru merusak peradaban, sebab sejak diturunkan, agama pada hakikatnya ditujukan untuk membangun peradaban itu sendiri.

Dalam Al Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang toleransi beragama di beberapa surat, yakni ;

Surat Al Baqarah Ayat 256

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Terjemahan Kemenag 2019

256.  Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut79) dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

79) Kata tagut disebutkan untuk setiap yang melampaui batas dalam keburukan. Oleh karena itu, setan, dajal, penyihir, penetap hukum yang bertentangan dengan hukum Allah Swt., dan penguasa yang tirani dinamakan tagut.

 

Artinya;

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim.

Tafsir Ringkas Kemenag RI

“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu, orang-orang beriman, menjadikan mereka, orang-orang kafir yang tidak bersedia hidup berdampingan dengan kamu secara damai, yaitu mereka yang memerangi kamu karena agama, tidak ada kebebasan dan toleransi beragama; mengusir kamu dari tempat tinggal kamu, karena pembersihan ras, suku, dan agama, serta penguasaan teritorial, dan membantu pihak lain untuk mengusir kamu karena kerja sama yang sistemik dan terencana; sebagai sahabat dekat kamu lahir batin. Barang siapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, karena kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan; maka mereka itulah orang zalim terhadap perjuangan Islam dan kaum muslim.

Surat Yunus, ayat 99 ;

وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ

Artinya;

“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?”

Tafsir Ringkas Kemenag RI

Setelah dijelaskan tentang manfaat iman lalu dijelaskan bahwa beriman atau tidak beriman adalah pilihan bagi setiap orang, karena jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu wahai Nabi Muhammad hendak memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman sedangkan mereka menutup hati untuk menerima kebenaran?

Surat Ali Imran, ayat 64

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

 

Artinya;

Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”

Tafsir Ringkas Kemenag RI

Tatkala mereka tidak berani ber-mubahalah, sehingga tampaklah kebohongan dan kelemahan mereka, maka ayat ini mengajak mereka kepada tauhid dengan cara yang lebih lunak dan santun. Katakanlah, hai Nabi Muhammad, “Wahai Ahli Kitab! Jika kalian tetap menolak kebenaran hujjah tentang Isa bin Maryam padahal kalian mengetahuinya, maka marilah kita menuju kepada satu kalimat, pegangan yang sama yang memberi keputusan secara adil antara kami dan kamu, yaitu kitab Taurat dan kitab-kitab lainnya, termasuk Injil dan Al-Qur’an, bahwa di dalam kitab-kitab tersebut kita tidak diperbolehkan menyembah selain Allah dan kita tidak diperbolehkan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan jika cara ini juga tidak membawa hasil untuk mengajak mereka, maka yang terpenting bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah untuk diikuti dan dituruti perintahnya padahal perintah itu keliru. Jika mereka tetap berpaling dari kebenaran setelah terpenuhi bukti-bukti, maka katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim, yaitu orang-orang yang benar-benar berserah diri kepada Allah dan semata-mata beribadah kepada-Nya.”

Surat Al Mumtahanah 8

لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

Artinya

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

Tafsir Ringkas Kemenag RI

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil, karena kebaikan dan keadilan itu bersifat universal, kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kamu karena agama dengan menekankan kebebasan dan toleransi beragama; dan tidak mengusir kamu dari kampung halaman kamu, karena kamu beriman kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Surat Al Mumtahanah ayat 9

9اِنَّمَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَاَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوْا عَلٰٓى اِخْرَاجِكُمْ اَنْ تَوَلَّوْهُمْۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Artinya

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim.

Tafsir Ringkas Kemenag RI

“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu, orang-orang beriman, menjadikan mereka, orang-orang kafir yang tidak bersedia hidup berdampingan dengan kamu secara damai, yaitu mereka yang memerangi kamu karena agama, tidak ada kebebasan dan toleransi beragama; mengusir kamu dari tempat tinggal kamu, karena pembersihan ras, suku, dan agama, serta penguasaan teritorial, dan membantu pihak lain untuk mengusir kamu karena kerja sama yang sistemik dan terencana; sebagai sahabat dekat kamu lahir batin. Barang siapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, karena kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan; maka mereka itulah orang zalim terhadap perjuangan Islam dan kaum muslim.

Inti dari kelima ayat-ayat dalam surat ini adalah bahwa kita tidak memaksakan keyakinan agama pada orang lain dan tetap menjalankan iman Islam secara santun dan toleran.

EVALUASI

1.     Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.

2.     Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

3.     Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

4.     Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

KESIMPULAN

Bagaimana anak anak, pada materi kali ini apakah kalian sudah memahami makna dan mampu memahami tentang Indahnya Beragama Secara Moderat.

Baiklah... Berikut kesimpulan materinya : Indahnya Beragama Secara Moderat maka  harus mampu berakhlaq dan beraqidah baik dan benar sesuai ajaran islam. Karena keselamatan hidup di masa yang akan datang. Aturannya adalah arah jalan yang lurus.

Tetap semangat  dalam belajar tanpa batas karena islam mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG LAHAT.

BUKU REFERENSI :

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.

Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Tiga serangkai Kurikulum merdeka

Kitab Al-Quran Terbitan Kementrian Agama dan referensi lain yang