PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
IDENTITAS
Mata Pelajaran |
Pendidikan Agama Islam |
Kelas / Fase |
8 (Delapan) / Fase D |
Elemen Mapel |
SEJARAH |
Pertemuan Ke |
2 (Dua) |
Guru Pengampu |
Achmad Rifki, S.Ag |
Waktu Pembelajaran |
Senin, Rabu dan Jum’at / 19, 21, 23 Mei 2025(Sesuai Jadwal) |
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
Elemen Mapel |
Capaian Pembelajaran |
Aqidah |
Pada akhir fase ini, peserta didik
mampu: ·
Menjelaskan
para ilmuwan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah dalam menginspirasi dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi ·
Menjelaskan
menjelaskan kontribusi ilmuwan Muslim Bani Abbasiyah untuk kemanusiaan dan
peradaban |
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pemahaman dan penyampaian materi
melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat membaca
dan mengetahui makna yang terkandung dalam Tema Indahnya Beragama Secara
Moderat serta Peduli terhadap Sesama dengan baik serta mempresentasikan maknanya di
depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai dengan
diferensiasi gaya belajar siswa.
Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi .Wa
Barokatuh.
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ
العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ
وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin,
wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa
wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum
biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Sebelum kita memasuki materi hari ini,
mari kita ingat lagi tentang materi Sebelumnya yakni Menjadi
Pribadi yang Dapat Dipercaya serta
Terhindar dari Riba dalam Jual Beli dan Hutang Piutang
MATERI
PERAN ILMUWAN MUSLIM BANI ABBASIYAH DALAM
MENGINSPIRASI DUNIA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Berbicara Daulah
Abbasiyah adalah berbicara tentang sumbangsihnya terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan. Tak hanya itu dunia Islam, tapi juga untuk seluruh dunia.
Pelajaran kali ini
akan menjelaskan tentangperan ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah dalam
menginspirasi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi serta kontribusinya untuk
kemanusiaan dan peradaban. Berbicara tentang bagaimana para ilmuwan muslim
zaman Bani Abbasiyah menginspirasi dunia, artinya kita harus berbicara tentang
perkembangan ilmu pengetahuan di zaman itu.Dinasti Abbasiyah merupakan
kekhalifahan ketiga yang berdiri setelah wafatnya Nabi Muhammad. Kekhalifahan
ini didirikan oleh dinasti keturunan dari paman Nabi Muhammad, Abbas bin
Abdul-Muttalib. Kekhalifahan Abbasiyah resmi memerintah sebagai khalifah
setelah menggulingkan Bani Umayyah pada 750 masehi. Kekuasaan dinasti ini
berlangsung selama lima abad, yakni dari tahun 750 hingga 1258 M.
Selama masa
pemerintahannya, Kekhalifahan Abbasiyah menerapkan pola pemerintahan yang
berbeda-beda, sesuai perubahan politik, sosial, dan budaya. Salah satu
pencapaian terbesarnya adalah berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat
pengetahuan dunia. Pada masa Bani Abbasiyah umat Islam mencapai puncak kejayaan
di berbagai bidang. Ini terjadi karena perhatian yang besar dari pemerintah
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Khalifah Al-Ma’mun melakukan penerjemahan
buku-buku asing dan mendirikan baitul hikmah yang menjadi pusat pengembangan
ilmu pengetahuan. Kemudian muncul para ilmuwan yang memiliki akidah kuat dan
menguasai ilmu agama dan sains.
Seperti
Al-Khawarizmi menemukan angka nol, Al- Farazi penemu astrolabe, Imam Bukhari
dan Imam Muslim yang menyusun hadis shahih yang menjadi panduan umat islam
hingga saat ini. Berdasarkan bukti sejarah tersebut, nilai keteladanan untuk
memajukan ilmu pengetahuan masa kini adalah pemerintah harus berperan aktif
dalam memberi penghargaan terhadap jasa para ilmuwan. Pada masa pemerintahan
Dinasti Abbasiyah, pemerintah membangun berbagai infrastruktur dan lembaga,
termasuk lembaga pendidikan. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan yang
ditunjukkan para khalifah pun terlihat jelas. Para khalifah yang memimpin turut
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dengan kebijakan-kebijakannya. Alhasil,
penduduk berduyun-duyun mendatangi tempat-tempat menuntut ilmu, sementara para
ilmuwan memiliki kedudukan penting dan derajat yang tinggi. Beberapa langkah
atau kebijakan yang dikeluarkan khalifah pada masa pemerintahan Daulah
Abbasiyah adalah sebagai berikut.
Menggalang penyusunan buku
Penyusunan buku
pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dilakukan secara besar-besaran. Hasil
penelitian para ulama kemudian disusun dalam sebuah buku sehingga dapat dengan
mudah dipelajari oleh generasi penerus.
Menggalang penerjemahan buku-buku ilmu
pengetahuan dari bahasa asing
Khalifah Bani
Abbasiyah mendukung dan mendanai penerjemahan ilmu-ilmu pengetahuan dari bahasa
asing ke Bahasa Arab. Dengan demikian, ilmu pengetahuan yang dimiliki umat
Islam semakin luas dan berkembang.
Menghidupkan kegiatan-kegiatan ilmiah
Kegiatan ilmiah
menjadi salah satu kebutuhan primer bagi penduduk Daulah Abbasiyah. Hampir di
setiap majelis hingga tempat-tempat umum seperti pasar, para ilmuwan
menyampaikan pengetahuan mereka miliki.
Mengembangkan pusat-pusat kegiatan ilmu
pengetahuan
Kekhalifahan
Abbasiyah gencar membangun Baitul Hikmah, atau pusat ilmu pengetahuan yang
sekaligus menjadi perpustakaan. Pada periode ini, perpustakaan telah berfungsi
layaknya sebuah universitas di masa sekarang. Perkembangan lembaga pendidikan
ini menjadi salah satu cermin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
tersebut. Faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
Abbasiyah.
Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab
dan bangsa-bangsa lain
Terjadinya
asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dulu mengalami
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Kekhalifahan
Abbasiyah, banyak bangsa non-Arab yang masuk Islam dan memberi warna baru dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Contohnya bangsa Persia berjasa dalam
perkembangan ilmu filsafat dan sastra serta pengaruh budaya India yang terlihat
pada bidang kedokteran, matematika, dan astronomi. Gerakan penerjemahan yang
berlangsung dalam tiga fase
Fase pertama pada masa Khalifah al-Mansur
hingga Harun ar-Rasyid.
Pada periode
ini yang diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan mantik
(logika).
Fase kedua berlangsung sejak masa
Khalifah al-Ma'mun hingga tahun 300 H.
Buku-buku yang
diterjemahkan adalah buku dalam bidang filsafat dan kedokteran.
Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300
H, terutama setelah adanya pembuatan kertas.
Bidang-bidang
ilmu yang diterjemahkan pun semakin beragam, mengikuti perkembangan. Ilmu yang
berkembang pada masa Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Ilmuwan-ilmuwan muslim
beserta ilmu yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah adalah sebagai
berikut.
Ilmu Tafsir
Pada masa
Dinasti Abbasiyah, berkembang dua aliran ilmu tafsir yang terus digunakan
hingga sekarang, yaitu tafsir bi al-ma’tsur yang menekankan pada penafsiran
ayat-ayat Al-Quran dengan hadis dan pendapat para sahabat, dan tafsir bi
ar-ra’yi yang berpijak pada logika daripada nas syariat.
Sementara tokoh
ilmuwan dalam bidang tasfir adalah Ibnu Jarir at-Tabary, Ibnu Atiyah
al-Andalusy, As-Suda, Mupatil bin Sulaiman, dan Muhammad bin Ishak.
Filsafat Islam
Perkembangan
filsafat Islam dimulai saat penerjemahan filsafat Yunani dalam Bahasa Arab
sekaligus diadakan penyesuaian dengan ajaran Islam.
Beberapa
ilmuwan muslim dalam ilmu filsafat Islam adalah Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Farabi,
Ibnu Rusyd, Abu Bakar Ibnu Tufail, Al-Ghazali, dan Abu Bakar Muhammad bin
as-Sayig (Ibnu Bajjah).
Ilmu Hadits
Beberapa karya
para ilmuwan muslim terkenal dalam bidang ilmu hadis adalah sebagai berikut.
- Sahih
Bukhari, disusun oleh Imam Bukhari
- Sahih Muslim,
disusun oleh Imam Muslim
- Sunan Abu
Daud, disusun oleh Imam Abu Daud
- Sunan
at-Tirmizi, disusun oleh Imam at-Tirmizi
- Sunan
an-Nasa'i, disusun oleh Imam an-Nasa'i
Ilmu Fikih
Setelah Nabi
Muhammad wafat, muncul para ulama ahli fikih yang menjadi andalan bagi umat
Islam dalam menjelaskan persoalan fikih.Beberapa di antaranya adalah Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam Hanbali.
Ilmu Kalam
Ilmu Kalam
adalah ilmu yang membahas tentang ketuhanan. Ilmuwan termasyur dalam bidang ini
adalah Wasil bin Ata', Abu Hasan al-Asy'ari, Imam al-Ghazali, Abu Huzail
al-Allaf, dan Ad-Dhaam.
Ilmu Tasawuf
Tasawuf adalah
ilmu yang membahas tentang cara ber-taqarub dengan benar kepada Allah SWT. Beberapa
ilmuwan muslim dalam bidang ini adalah Al Gazali, Al-Qusyairy, dan Syahabbudin.
Ilmu Tarikh (Sejarah)
Sejarah
termasuk cabang ilmu yang mengalami perkembangan terus-menerus.
Para ilmuwan
muslim dalam bidang ilmu tarikh adalah Ibnu Jarir at-Tabary, Khatib Bagdadi,
Ibnu Hayyan, Ibnu Batutah, dan Ibnu Khaldun.
Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran
dalam Islam dikenal dengan nama at-Tib.
Orang-orang
Barat bahkan juga menuntut ilmu di universitas milik umat Islam.
Para dokter
muslim yang terkenal adalah sebagai berikut.
- Ibnu Sina,
dikenal sebagai bapak dokter Islam
- Jabir bin
Hayyan dikenal sebagai bapak kimia
- Ar-Razi,
karyanya berjudul al-Hawi yang membahas tentang campak dan cacar
Ilmu Geografi
Ilmu Geografi
berkembang seiring dengan semakin luasnya daerah kekuasaan Islam serta perdagangan.
Ketika itu sering diadakan perjalanan ilmiah juga perjalanan untuk pesiar, dan
pengetahuan yang diperoleh akan dituangkan ke dalam kitab.
Beberapa
ilmuwan dalam bidang geografi adalah Al-Muqaddasy, Yaqut al-Hamawy, dan Ibnu
Khardazabah.
Ilmu Bahasa
Pada masa
pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah, Bahasa Arab ditetapkan sebagai bahasa
resmi negara. Ilmu bahasa yang berkembang meliputi ilmu nahwu, saraf, ma'ani,
bayan, dan badi.
Beberapa
ilmuwan muslim dalam bidang ini adalah Sibawaihi, Muaz al-Harra', dan Al-Kisai.
Ilmu Astronomi
Ilmu Astronomi
atau falak adalah ilmu yang memelajari tentang matahari, bulan, bintang, dan
planet-planet.
Beberapa contoh
ilmuwan dari bidang ini adalah sebagai berikut.
- Ibnu Haitam,
ilmuwan muslim pertama yang mengubah konfigurasi Ptolomeus
- Abu Ishaq
az-Zarqali, menemukan bahwa orbit planet adalah edaran eliptik, bukan sirkular
- Ibnu Rusyid,
ilmuwan yang menentang paham astronomi oleh Ptolomeus
- Ibnu Bajjah,
yang mengemukakan gagasan adanya galaksi Bimasakti
Ilmu Matematika
Ilmu matematika
juga berkembang pesat dan melahirkan tokoh-tokoh sebagai berikut.
-
Al-Khawarizmi, penemu angka nol dan dikenal sebagai Bapak Aljabar
- Umar bin
Farukhan
- Banu Musa
KESIMPULAN
Bagaimana anak anak, pada materi kali ini
apakah kalian sudah memahami makna dan mampu memahami tentang Indahnya
Beragama Secara Moderat.
Baiklah... Berikut kesimpulan materinya :
Indahnya Beragama Secara Moderat maka harus mampu berakhlaq dan beraqidah
baik dan benar sesuai ajaran islam. Karena keselamatan hidup di masa yang akan
datang. Aturannya adalah arah jalan yang lurus.
Tetap semangat dalam belajar tanpa batas karena islam
mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG LAHAT.
BUKU REFERENSI :
Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.
Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Tiga serangkai Kurikulum merdeka
Kitab Al-Quran Terbitan Kementrian Agama
dan referensi lain yang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar