KISI-KISI PAS ONLINE PAI DESEMBER 2020

(Penilaian Akhir Semester kelas 8A sampai 8G SMP Al-Azhar 3 Bandar lampung pada hari Selasa tanggal 01 Desember 2020)

 

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Kekhilafahan Bani Umayyah

BACA TERLEBIH DAHULU LALU FAHAMI, KEMUDIAN DI TULIS DI BUKU CATATAN KEMUDIAN DI FOTO HASIL PEKERJAAN DENGAN TELAH DI TANDA TANGANI ORANG TUA, KEMUDIAN KIRIM KE WHATSAPP

(Pertemuan Ke 1)

 

(Tugas DARING kelas 8A sampai 8G SMP Al-Azhar 3 Bandar lampung pada hari Senin hingga Selasa tanggal 23 - 24 Novemver 2020)


Sejak dahulu kemajuan suatu bangsa selalu ditandai dengan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Dalam sejarah tercatat bahwa semasa pemerintahan khalifah-khalifah Daulah Umayyah hal ini sudah terbukti, baik semasa Daulah Umayyah di Damaskus (661 -750 M) maupun Daulah Umayyah di Andalusia atau Spanyol (756 -1031 M). 

Damaskus (sekarang ibukota negara Suriah) menjadi saksi sejarah betapa majunya peradaban dan ilmu pengetahuan saat itu. Di Kota Damaskus banyak didirikan gedung-gedung yang indah. Lingkungan di sekeliling kota juga dibangun dengan tata kota yang sangat teratur. Di sana juga dibuat taman-taman kota yang asri, nyaman, dan sedap dipandang mata. Jalan-jalan ditanami pepohonan yang teduh, sungai-sungai juga dibuat sedemikian rapi, bersih, dan teratur. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu masyarakat muslim telah mengalami perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan yang sangat maju. Di kota ini juga dibangun masjid yang sangat megah dan indah karya seorang arsitek bernama Abu Ubaidah bin Jarrah.

Kota Damaskus juga terkenal dengan kota pelajar. Pada waktu itu jumlah sekolah di Kota Damaskus sudah mencapai 20 sekolah. Sejumlah perpustakaan besar juga didirikan untuk mendukung tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan. Di antara lembaga pendidikan itu terdapat sekolah sekolah kedokteran dan rumah sakit. Sungguh pada zaman tersebut kemajuan semacam ini merupakan prestasi yang luar biasa.

Keberadaan Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol) pun tak mau kalah dengan periode Daulah Umayyah di Damaskus. Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol menjadikan Cordoba sebagai ibukotanya. Kota Cordoba menjadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini didirikan Uneversitas Cordoba. Universitas ini memiliki perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400.000 judul. Sungguh untuk ukuran saat itu, hal ini merupakan kemajuan yang tiada duanya di dunia. Dengan kemajuan yang demikian itu, Cordoba menjadi inspirasi bagi para ilmuwan dan penulis bangsa Barat. Oleh para ahli sejarah, kemajuan Cordoba di Spanyol pada zaman pemerintahan Umayyah disebut-sebut sebagai cikal bakal pembawa kemajuan bangsa Barat di kemudian hari. 

Nah, mari kita renungkan! Umat Islam pada waktu itu sudah menjadi pelopor kemajuan dunia karena kegigihannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya. Jadi, sangat disayangkan jika generasi muda muslim sekarang menjadi malas belajar dan lemah.

Daulah Umayyah di Damaskus (661-750M)

Daulah Umayyah berdiri selama 90 tahun (40 – 132 H / 661 – 750 M). Pendirinya bernama Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah. Daulah Umayyah menjadikan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.

Kalian pasti tahu bahwa saat ini Damaskus menjadi ibukota negara Suriah.

Sebagai pendiri Daulah Umayyah, Muawiyah bin Abi Sufyan sekaligus menjadinKhalifah pertama. Adapun secara lengkap para khalifah Bani Umayyah sebagai berikut:

a. Muawiyah bin Abu Sufyan (Muawiyah I), tahun 660 -680 M. (41-61 H )

b. Yazid bin Muawiyah (Yazid I), tahun 680-683 M. (61-64 H)

c. Muawiyah bin Yazid (Muawiyah II), tahun 683-684 M. (64-65 H)

d. Marwan bin Hakam (Marwan I), tahun 684-685 M. (65-66 H)

e. Abdul Malik bin Marwan, tahun 685-705 M. (66-86 H)

f. Al-Walid bin ‘Abdul Malik (al-Walid I), tahun 705-715 M. (86-97 H)

g. Sulaiman bin ‘Abdul Malik, tahun 715-717 M. (97-99 H)

h. Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (‘Umar II), tahun 717-720M. (99-102 H)

i. Yazid bin ‘Abdul Malik (Yazid II), tahun 720-724 M. (102-106 H)

j. Hisyam bin ‘Abdul Malik, tahun 724-743 M. (106-126 H)

k. Walid bin Yazid (al-Walid III), tahun 743-744 M. (126-127 H)

l. Yazid bin Walid (Yazid III), tahun 744 M. (127 H)

m. Ibrahim bin al-Walid, tahun 744 M. (127 H)

n. Marwan bin Muhammad (Marwan II al-Himar), tahun 745-750 M. (127- 133 H)


Pada saat Daulah Umayyah diperintah oleh al-Walid bin Abdul Malik, keadaan negara sangat tenteram, makmur, dan tertib. Umat Islam merasa nyaman dan hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu perluasan wilayah dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M.

Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukkan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi daerah perluasan selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordoba, dapat dikuasai dengan cepat. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevilla, Elvira dan Toledo.

Di zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz, perluasan wilayah dilakukan ke Perancis melalui pegunungan Pirenia. Misi ini dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah al Ghafiqi. Dengan keberhasilan perluasan wilayah ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah.

Di samping perluasan wilayah Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Qadi adalah seorang spesialis di bidang kehakiman. Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai katakata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.

Keberhasilan ini dilanjutkan oleh puteranya al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, di antaranya membangun pantipanti untuk orang cacat dan pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Ia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.

Selain kemajuan dalam bidang pemerintahan, ilmu pengetahuan juga dikembangkan pada masa itu. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut meliputi:

a. Ilmu agama, seperti: al-Qur’ān, Hadis, dan fiqih. Proses pembukuan hadis terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz sejak saat itulah hadis mengalami perkembangan pesat.

b. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah al-Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.

c. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, saraf, dan lain-lain.

d. Bidang ilmu filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.

Daulah Umayyah di Andalusia (756 M – 1031 M)

Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M, kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah satu penerus Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman ad-Dakhil dapat meloloskan diri pada tahun 755 M. Ia dapat lolos dari kejaran pasukan Bani Abbasiyah dan masuk ke Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian besar umat Islam di sana masih setia dengan Bani Umayyah. Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya sebagai amir (pemimpin) dengan pusat kekuasaan di Cordoba.

Adapun amir-amir Bani Umayyah yang memerintah di Andalusia (Spanyol) sebagai berikut:

a. Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman I), tahun 756-788 M.

b. Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun 788-796 M.

c. Al-Hakam bin Hisyam (al-Hakam I) , tahun 796-822 M.

d. Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman II) , tahun 822-852 M.

e. Muhammad bin Abdurrahman (Muhammad I) , tahun 852-886 M.

f. Munzir bin Muhammad, tahun 886-888 M.

g. Abdullah bin Muhammad, tahun 888-912 M.

h. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman III) , tahun 912-961 M.

i. Hakam al-Muntasir (al-Hakam II) , tahun 961-976 M.

j. Hisyam II, tahun 976-1009 M.

k. Muhammad II, tahun 1009-1010 M.

l. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.

m. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.

n. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.

o. Muhammad III, tahun 1023-1025 M.

p. Hisyam III, tahun 1027-1031 M.


Pada masa pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol), Cordoba menjadi pusat berkembangnya ilmu pengetahuan. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan amir yang ke-8 yakni Abdurrahman an-Nasir dan amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Kota Cordoba ditandai dengan adanya Universitas Cordoba. Universitas ini memiliki perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400.000 judul. Pada masa kejayaannya Cordoba memiliki 491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di kota ini tidak layak minum, pemerintah memiiki inisiatif untuk membangun instalasi air minum dari pegunungan sepanjang 80 km.

Tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan di Cordoba membuat berbagai inisiatif dan inovasi dalam rangka membuat kehidupan lebih sejahtera dan nyaman. Didirikannya masjid-masjid yang megah dan indah menunjukkan bahwa pada saat itu kesadaran untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan juga sangat tinggi.


Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat berarti. Adapun perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Ilmu Kimia

Di antara ahli kimia ketika itu adalah Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas yang mengembangakan ilmu kimia murni dan kimia terapan. Ilmu kimia murni maupun kimia terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran.

b. Kedokteran

Di antara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Ia dikenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu penyakit telinga, dan pelopor ilmu penyakit kulit. Di dunia Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul al-Ta¡rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’līf, yang pada abad XII telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan di Oxford (1778 M). Buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa.

c. Sejarah.

1) Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, salah satu bukunya berjudul al-Tarikh. Ia meninggal pada tahun 852 M.

2) Abu Bakar Muhammad bin Umar, dikenal dengan Ibnu Quthiyah. Karya bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-Andalus.

3) Hayyan bin Khallaf bin Hayyan, karyanya al-Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus dan al-Matin.


d. Bahasa dan sastra

Di antara tokoh terkenal bidang sastra ketika itu adalah :

1) Ali al-Qali, karyanya al-Amali dan al-Nawadir, wafat pada tahun 696 M.

2) Abu Bakar Muhammad Ibn Umar. Di samping terkenal sebagai ahli sejarah, ia adalah seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair, dan sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al-Af’al dan Fa’alta wa Af’alat. Ia meninggal pada tahun 977 M.

3) Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, karya prosa diberi nama al-‘Aqd al-Farid. Ia meninggal tahun 940 M.

4) Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382 H/992 M dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya dalam bentuk prosa adalah Risalah al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar.


Pertumbuhan Kebudayaan

Selain ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayah juga berhasil mengembangkan bidang lainnya, yaitu :

a. Arsitektur

Perkembangan di bidang arsitektur ini terlihat dari bangunanbangunan artistik serta masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota lama pun dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan gaya Persia dengan nuansa Islam yang kental di setiap sudut bangunannya. Pada masa Walid dibangun juga sebuah masjid agung yang terkenal dengan sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah serta dibangunnya sebuah kota baru yaitu kota Kairawan oleh Uqbah bin Nafi.

b. Organisasi militer

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut (albahiriyah) dan angkatan kepolisian.

c. Perdagangan

Setelah Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan menjadi semakin lancar. Ibu Kota Basrah di Teluk Persi pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula Kota Aden.

d. Kerajinan

Ketika Khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.

POS TES JIWA LEBIH TENANG DENGAN BANYAK MELAKUKAN SUJUD

PERHATIKAN VIDEO DI BAWAH INI, KEMUDIAN KERJAKAN POST TEST DI GOOGLE FORM DENGAN LINK YANG SAYA BERIKAN



(Tugas DARING kelas 8A sampai 8G SMP Al-Azhar 3 Bandar lampung pada hari Senin hingga Selasa tanggal 16 - 17 Novemver 2020)

 

Jiwa lebih tenang dengan banyak melakukan sujud

BACA TERLEBIH DAHULU LALU FAHAMI

PERAGAKAN 4 GERAKAN CARA SUJUD YANG BENAR SAMBIL DI VIDEOKAN DENGAN MEMBACA BACAAN MASING-MASINGNYA BACAAN SUJUDNYA BERSUARA KERAS ARABNYA SAJA LALU KIRIM KE WHATSAPP SAYA

 (Pertemuan Ke 2)


 (Tugas DARING kelas 8A sampai 8G SMP Al-Azhar 3 Bandar lampung pada hari Senin hingga Selasa tanggal 09 - 10 Novemver 2020)

TUJUAN PEMBELAJARAN

      Memahami pengertian sujud dalam sholat, sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

      Memahami ketentuan sujud dalam sholat, sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah berdasarkan syariat Islam

      Mampu menerapkan cara sujud dalam sholat, sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah secara baik dan benar

Macam-macam sujud

1.   Sujud Dalam Sholat

2.   Sujud Syukur

3.   Sujud Syahwi

4.   Sujud Tilawah

SUJUD DALAM SHOLAT

Adalah gerakan sujud yang di lakukan pada saat sholat, baik sholat fardhu maupun sholat sunnah, kecuali sholat yang tidak ada gerakan sujudnya (semisal sholat jenazah)

Adapun bacaannya 3X adalah:

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى

Artinya: Maha suci Allah yang Maha tinggi

Atau

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Artinya: Maha suci Allah yang Maha tinggi dan segala puji bagi Nya


SUJUD SYUKUR

Sujud syukur dilakukan saat seseorang mendapatkan nikmat tambahan dari Allah SWT, misalnya menapat juara, dan lain sebagainya.
Atau sujud yang dilakukan ketika terlepas atau selamat dari suatu musibah yang menimpa dirinya.
 

Adapun bacaannya 3X adalah:

سُبْحَنَّ اللَهِ وَالْحَمْدُ لِلَهِ وَلَااِلَهَ اِلَّااللّهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Artinya : Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha besar, dan tiada kekuatan serta daya upaya kecuali atas izin Allah Yang Maha tinggi dan Maha agung.

SUJUD SYAHWI

Sujud syahwi dilakukan ketika seseorang lupa atas jumlah rakaat sholat yang telah dikerjakannya atau urutan gerakan sholat, baik dalam sholat fardhu maupun sholat sunnah, baik sendiri maupun berjama’ah.

Adapun bacaannya 3X adalah:

سُبْحَانَ مَنْ لَّايَنَامُ وَلَايَسْهُوْا

Artinya: Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa.

SUJUD TILAWAH

Sujud tilawah ini biasanya dilakukan ketika seseorang membaca atau mendengar ayat-ayat sajadah. Ayat Sajadah merupakan ayat dalam kitab suci Al-Quran yang menerangkan atau memerintahkan untuk sujud. Seperti dalam surat Al-A'raf ayat 206, surat Ar-Ra’d ayat 15, surat An-Nahl ayat 50, surat Al-’Alaq ayat 19 dan lain sebagainya.

Sujud tilawah bisa dilakukan baik pada saat sedang melaksanakan shalat maupun di luar shalat.

Sujud tilawah yang dilakukan di luar shalat:

1.   Berdiri menghadap kiblat

2.   Takbiratul ihram

3.   Sujud satu kali

4.   Salam

Sujud tilawah yang dilakukan di dalam shalat:

Pada saat kita sedang berdiri dalam shalat membaca ayat sajdah atau imam membaca ayat sajdah,  langsung melakukan sujud satu kali dengan membaca do’a sujud tilawah. Setelah selesai melakukan sujud tilawah tersebut langsung berdiri kembali dan melanjutkan gerakan shalat seperti biasa.

Adapun bacaannya 3X adalah:

سَجَدَوَجْهِيَ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ

Artinya: aku bersujud kepada Tuhan yang menjadikan diriku, Tuhan yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan-Nya.

TATA CARA SUJUD

Perhatikan Gambar di bawah ini kemudian peragakan



 JIWA LEBIH TENANG DENGAN BANYAK MELAKUKAN SUJUD

BACA TERLEBIH DAHULU LALU FAHAMI, KEMUDIAN DI TULIS DI BUKU CATATAN KEMUDIAN DI FOTO HASIL PEKERJAAN DENGAN TELAH DI TANDA TANGANI ORANG TUA, KEMUDIAN KIRIM KE WHATSAPP

4 Macam-Macam Sujud dalam Agama Islam

(Pertemuan Ke 1)

(Tugas DARING kelas 8A sampai 8G SMP Al-Azhar 3 Bandar lampung pada hari Senin hingga Selasa tanggal 02 - 03 Novemver 2020)

Seperti diketahui, sujud merupakan rukun atau gerakan wajib yang dilakukan umat Muslim setiap kali melakukan ibadah sholat. Gerakan ini dilakukan dengan dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari kaki yang menempel pada sajadah. Dalam gerakan ini, menunjukkan sebuah pengakuan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allaah SWT yang mempunyai segala kelemahan dan tidak berdaya di hadapan Sang Pencipta.

Bukan hanya itu, gerakan sujud juga merupakan bentuk syukur umat Muslim kepada Rabbnya, atas segala limpahan berkah. Selain itu, sujud juga sebagai salah satu cara untuk menunjukkan bahwa diri bersungguh-sungguh dalam beribadah dan memohon pertolongan. Hal inilah yang menjadikan sujud sebagai gerakan penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam sholat.

Selain sebagai gerakan sholat, ternyata terdapat berbagai macam-macam sujud dalam agama Islam. Mulai dari sujud tilawah, sujud syahwi, hingga sujud syukur. Macam-macam sujud ini mempunyai fungsi dan tujuannya masing-masing. Bukan hanya itu, macam-macam sujud ini juga mempunyai bacaan doa yang berbeda satu dengan yang lain.

Bagi umat Muslim, penting untuk mengetahui macam-macam sujud dalam agama Islam berserta fungsi dan bacaannya. Dengan begitu, masing-masing pelaksanaan sujud pun dapat dilakukan dengan baik dan benar.

1. Sujud Tilawah

Macam-macam sujud dalam agama Islam yang pertama adalah sujud tilawah. Sujud tilawah ini biasanya dilakukan ketika sesotang membaca atau mencengar ayat-ayat sajdah. Ayat Sajdah merupakan ayat dalam kitab suci Alquran yang menerangkan dan memerintahkan untuk sujud. Seperti dalam surat Al'A'raf ayat 206, surat Ar-Rad ayat 15, surat An-Nahl ayat 50 dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, sujud tilawah bisa dilakukan saat sedang melaksanakan sholat maupun ketika sedang tidak melaksanakan sholat. Berikut adalah bacaan doa sujud tilawah yang bisa dilafalkan:

Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu bi khaulihi wa kuuwatihi fatabarakallahu ahsanul kholiqiin.

Artinya:

"Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang memberi pendengaran dan penglihatan, Maha berkah Allah sebaik-baiknya pencipta". (HR. Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Tirmidzi dan nasa’i).

Dalam bacaan doa tersebut, dapat dipahami bahwa sujud tilawah dilakukan untuk mengagungkan Allah sebagai Sang Pencipta yang Maha Esa, Maha Tinggi, dan segala pemilik kemuliaan yang ada. Sujud tilawah ini juga digunakan sebagai salah satu upaya bagi umat musmil untuk memohon berkah sebaik-baiknya dari Dzat yang menciptakannya.

2. Sujud Syahwi

Berbeda dengan sujud tilawah, macam-macam sujud dalam agama Islam berikutnya adalah sujud syahwi. Sujud syahwi di sini dilakukan ketika seseorang lupa atas jumlah rakaat sholat yang telah dikerjakan.

Saat tiba-tiba mengalami hal ini, umat Muslim dapat melakukan sujud syahwi untuk menyempurnakan rukun atau mengganti rukun yang terlupakan dalam sholat. Baik jumlah rakaat yang terlupakan maupun salam membaca bacaan.

Dalam pelaksanaannya, sebagian ulama menganjurkan untuk membaca bacaan doa berikut saat melakukan sujud syahwi untuk menyempurnakan sholat :

Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huu.

Artinya:

"Maha Suci Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa."
Pada bacaan tersebut dapat dipahami bahwa Allah merupakan Dzat yang Maha

Mengetahui, serta Maha Melihat segala sesuatu yang terjadi. Dengan segala kelemahan dan ketidaksempurnaan manusia, melalui sujud syahwi ini umat muslim memohon ampun atas kelalaian yang dilakukan dalam beribadah kepada Allah. Pelaksanaan sujud syahwi ini pun diharapkan dapat menyempurnakan rukun sholat yang terlupakan. Bukan hanya dilakukan saat mengerjakan sholat sendiri, sujud syahwi ini juga bisa dilakukan saat sedang melakukan sholat berjamaah.

3. Sujud dalam Sholat

Macam-macam sujud dalam agama Islam selanjutnya tidak lain adalah gerakan sujud yang dilakukan dalam sholat. Gerakan sujud ini menjadi salah satu rukun sholat yang harus dipenuhi, agar ibadah sholat dapat dilakukan secara benar dan sah.

Dengan kata lain, jika gerakan sujud ini ditinggalkan maka ibadah sholat yang dikerjakan pun akan tidak sah. Berikut adalah bacaan sujud dalam sholat yang bisa dilafalkan:

Subhaana robbiyal a'la wabihamdih.

Artinya:

"Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya."

Bacaan sujud ini biasanya dibaca sebanyak 3 kali dalam setiap gerakan sujud yang dilakukan dalam sholat. Tidak jauh berbeda dengan macam sujud lainnya, bacaan doa yang dilafalkan pada gerakan sujud sholat juga menjunjung tinggi Maha Besar Allah dan memberikan segala pujian baik kepada-Nya.

4. Sujud Syukur

Macam-macam sujud dalam agama Islam yang terakhir adalah sujud syukur. Sesuai dengan namanya, sujud syukur dilakukan saat seseorang mendapatkan nikmat dari Allah maupun dilakukan ketika telah terlepas dan selamat dari suatu musibah. Sujud syukur ini dilakukan dengan tujuan untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas segala berkah dan pertolongan yang diberikan Allah.

Dalam pelaksanaan sujud syukur, umat muslim juga dianjurkan untuk membaca bacaan doa seperti berikut :

Subhaanallah walhamdulillah, walaa ilahaillallah wallahuakbar. Walaa haula wala quwata ilabillahil aliyyil adzim.

Artinya:

"Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar dan tiada kekuatan serta daya upaya kecuali atas izin Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung."

Bacaan doa dalam sujud syukur ini juga dilakukan dengan memberikan pujian kepada Allah dengan segala kekuatan yang dimiliki-Nya. Dengan kekuatan dan izin-Nya, manusia selalu mendapatkan limpahan berkah dan selamat dari berbagai musibah atau ujian yang menimpanya.