PAI KELAS 9 Memahami hikmah zakat, infaq, dan sedekah Pertemuan ke 1

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Pertemuan Ke 1)

IDENTIFIKASI

Hari / Tanggal              : Senin, Rabu dan Kamis / 26, 28, 29 Sept 2022

Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam

Kelas                           : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F

KD :

3.7. Memahami hikmah zakat, infaq, dan sedekah sebagai implementasi rukun Islam

Materi :

Pengertian zakat, infaq, dan sedekah

APERSEPSI :

Assalaamu’alaikum anak-anak didik ku yang soleh dan solehah.

Bagaimna kabarnya hari ini semoga selalu diberikan keberkahan ya....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

O iya... Mari kita mulai pelajaran kali ini dengan berdoa dan mengucap sykur kepada Allah SWT agar senantiasa nikmat yang telah diberikan-Nya bisa menjadi berkah....

Rasa syukur kita kepada Allah dapat pula kita apresiasikan dalam bentuk taat beribadah sesuai petunjuk Na dan tetap bersemangat dalam menuntut ilmu....

Bagaimana anak-anak didik ku yang soleh dan soleha subuh ini sholat tepat waktu kan sebaiknya yang laki-laki upayakan sholat subuhnya berjama’ah di masjid atau musholla-musholla terdekat dari rumah mu dan yang perempuan lebih baik berjama’ah di rumah guna menghindari fitnah, jangan lupa pula nanti sholat dhuha dan muroja’ah hafalan mu ya...

Semoga apa yg kita lakukan hari ini bisa menjadi ladang pahala untuk kita semua....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui pendekatan tertulis pada blog dan tayangan video maka kalian akan Mendeskripsikan pengertian zakat, infaq, dan sedekah sebagai implementasi rukun Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

VIDEO PEMBELAJARAN :


PEMBAHASAN :

Pengertian Zakat, Infak, dan Sedekah Secara Bahasa dan Istilah

Zakat, infak, dan sedekah memiliki pengertian yang berbeda secara bahasa dan istilah

Zakat

Zakat berasal dari kata zakah, yang memiliki arti bersih, suci, subur, dan berkembang. Secara istilah, zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim, untuk diberikan kepada mustahiq atau golongan yang berhak menerima zakat. Zakat merupakan kewajiban yang masuk ke dalam rukun keempat dari rukun Islam. Seseorang yang memiliki harta, dan hitungan hartanya telah mencapai nisab serta haul, maka hukumnya wajib membayar zakat

Infak

Secara bahasa, Infak berasal dari kata anfaqa-yunfuqu yang memiliki arti membelanjakan atau membiayai hal-hal yang berkaitan dengan usaha mewujudkan perintah-perintah Allah. Dalam bahasa Indonesia juga mendefinisikan infak sebagai pemberian atau sumbangan harta yang digunakan untuk kebaikan. Secara istilah, infak memiliki arti yakni mengeluarkan sebagian harta atau penghasilan yang kita miliki untuk menjalankan kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam. Posisi infak berbeda dengan zakat wajib. Infak tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang dimiliki oleh seorang muslim. Tidak ada kewajiban dalam infak untuk disalurkan kepada mustahiq, infak dapat diberikan kepada anak, keluarga, sanak saudara, tetangga, dan lain sebagainya. Karena tidak memiliki hukum wajib mencapai nisab, maka infak dapat dilakukan oleh siapapun dan bagaimanapun kondisinya. Infak merupakan materi yang dikeluarkan dengan tujuan untuk menjalankan ajaran agama Islam.

Shadaqoh

Asal mula kata shadaqoh berasal dari shadaqa, yang artinya ‘benar’. Secara istilah, sedekah adalah pemberian yang dilakukan seorang muslim kepada seorang muslim secara ikhlas dan sukarela, tak terbatas waktu dan jumlah tertentu. Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah dapat berupa bentuk materi dan juga non materi. Seperti senyum adalah sedekah, merupakan sedekah non materi. Sehingga siapapun bisa melaksanakan ibadah sedekah, walaupun tidak memiliki materi sepeser pun.

Secara pendekatan bahasa dan istilah, zakat, infak, dan sedekah memiliki perbedaan yag sangat jelas. Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan dengan syarat tertentu. Infak adalah harta yang dikeluarkan tanpa ada syarat tertentu dengan tujuan untuk menjalankan agama Islam. Sedangkan sedekah adalah pemberian yang dilakukan oleh seorang muslim yang semestanya lebih luas, bentuknya bisa berupa materi ataupun non materi.

Perintah Zakat, Infak, dan Sedekah Dalam Al-Qur’an

Ibadah zakat, infak dan sedekah ada di beberapa ayat Al-Qur’an. Sebagai berikut:

Perintah Wajib Berzakat Zakat

Perintah zakat di Al-Quran ada cukup banyak. Pembahasannya disebutkan sebanyak 44 kali oleh Allah. Berikut ini beberapa perintah zakat, merupakan ibadah wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah [9] ayat 103).

“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujaadilah [58] ayat 13).

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 162).

Anjuran Allah untuk Berinfak

Dalam Al-Quran, infak bersifat perintah yang sangat dianjurkan. Tidak memiliki syarat wajib seperti zakat, namun apabila melaksanakannya, Allah memberikan balasan surga dan pahalanya tidak terputus. Ada 54 ayat yang membahas tentang infak, beberapa di antaranya sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 254).

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs. Ali ‘Imran [3] ayat 133-134).

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 7-8).

Berlomba-lomba Dalam Sedekah

Sedekah menjadi amalan yang sangat dianjurkan Allah. Apabila kita melaksanakannya, menjadi pahala yang besar diberikan oleh Allah SWT. Di dalam Al-Quran, terdapat 13 ayat yang membahas tentang sedekah, berikut ini beberapa di antaranya:

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat  271).

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 263).

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS.  An-Nisaa' ayat 114).

Hadits Zakat, Infak, dan Sedekah

Sebelumnya, kita telah melihat dalil-dalil Al-Quran yang berbeda ayat tentang zakat, infak, dan sedekah. Berikut ini adalah dalil-dalil hadits zakat, infak, dan sedekah.

Hadits Perintah Wajib Menunaikan Zakat

Dalam beberapa hadits, Rasulullah menyebut kewajiban membayar zakat bersamaan dengan 4 kewajiban lain. Salah satu di antaranya telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“Dari Abi Abdurrahman, Abdullah ibn Umar ibn Khattab ra, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Islam didirikan dengan lima perkara, kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah, dan berpuasa di Bulan Ramadan,” (HR Bukhari).

 

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jagalah harta-harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang sakit di antara kalian dengan shadaqah, dan bersiap-siaplah terhadap musibah dengan doa.” (HR Imam Ath-Thabarani).

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri), berarti ini merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat (idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah biasa. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Daru Quthni)

Hadits yang tertulis di atas, merupakan penegasan bahwa mengamalkan zakat fitrah dan zakat maal merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim. Perintah zakat berdiri bersamaan dengan perintah wajib lainnya seperti shalat dan puasa.

Hadits Infak Sebagai Kunci Rezeki

Infak merupakan aktivitas mengeluarkan harta untuk dibelanjakan menjalani ajaran agama Islam. Dalam hadits-hadits berikut, dijelaskan bahwa harta tidak akan berkurang apabila seorang muslim berinfak di jalan Allah. Selain itu, infak juga sebagai kunci rezeki. Allah akan mengganti infak yang kita tunaikan dalam bentuk berbagai rezeki lain yang tidak pernah kita duga arah datangnya.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti (dari apa yang ia infakkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya).”

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.  “Berinfaklah wahai Bilal ! Jangan takut dipersedikit (hartamu) oleh Dzat Yang memiliki Arsy.” (HR. Oleh Imam Al-Baihaqi).

Hadits Sedekah Sebagai Penghapus Dosa, Penyelamat dari Api Neraka

Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah yang dikeluarkan seorang muslim bukan hanya berbentuk harta, namun juga perbuatan dan amalan baik dapat dihitung sebagai sedekah. Berikut ini adalah dalil hadits tentang sedekah.

Tidak perlu khawatir harta kita habis ketika kita memutuskan untuk bersedekah.

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta, tapi amalan baik kepada sesama manusia dan alam semesta juga dapat dihitung sebagai sedekah.

 

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.“ (HR at-Tirmidzi No. 1956)

Rasulullah bersabda, "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)

“Orang (yang) memberikan dan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan Sholat, ia akan dipanggil dari pintu Sholat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim No. 1027).

PERSAMAAN YANG DAPAT DITEMUKAN

Dari dalil-dalil yang sudah diuraikan di atas, kita dapat menemukan persamaan sekaligus perbedaan zakat, infak, dan sedekah. Persamaan yang dapat ditemukan, dari ketiga ibadah ini, sama-sama mengeluarkan sebagian harta serta membelanjakannya di jalan Allah. Ditujukan untuk berbuat kebaikan, membantu orang-orang yang kesulitan, saling membantu dan mendukung agar kualitas hidup dapat meningkat, agar damai kehidupan yang dijalankan oleh masyarakat muslim. Ketiga ibadah ini sama-sama memiliki timbal balik pahala serta balasan surga dari Allah SWT.

PERBEDAAN ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH

Walaupun memiliki kesamaan, terdapat perbedaan zakat, infak, dan sedekah yang perlu kita perhatikan. Agar tidak tertukar mana kewajiban utama yang perlu dipenuhi. Bisa jadi yang kita keluarkan ternyata adalah infak, tapi kita malah berpikir itu zakat.

Perbedaan zakat, infak, dan sedekah dapat dilihat dari fungsi teknis serta hukum yang berlaku di dalamnya. Pertama kita bahas zakat terlebih dahulu, kemudian fungsi dan teknis infak serta sedekah.

Fungsi dan Teknis Ibadah Zakat

Terdapat dua jenis zakat, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Di dalam zakat maal, terdapat pembagian jenis-jenisnya lagi. Seperti zakat profesi, zakat pertanian dan peternakan, zakat harta, zakat harta temuan, zakat emas dan perak, dan sebagainya.

Zakat fitrah dilakukan pada saat bulan Ramadhan. Tujuan zakat fitrah adalah untuk membersihkan proses ibadah puasa yang kita jalankan. Selain itu, zakat fitrah juga dapat menyucikan jiwa, mempersipakan diri kembali ke fitri. Zakat fitrah juga dapat memberikan kemakmuran bagi mustahiq, dan berbahagia bersama di saat hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah diwajibkan kepada siapa saja yang memiliki kemampuan makan dalam sehari, walaupun itu hanya sehari semalam. Besarannya pun disamaratakan untuk setiap muslim yaitu sekitar 2,5 kg beras atau makanan pokok.

PETUNJUK PEMBELAJARAN :

Baca materinya dan simak videonya terlebih dahulu lalu kerjakan tugas

TUGAS :

Bacalah Materi di atas kemudian dimengerti lalu kerjalan tugas yang diberikan , selanjutnya kalian komentar secara jujur nama dan kelas, sudah sholat subuh dan dhuha tepat waktu atau tidak, sudah muroja'ah atau belum di blog ini..

Post Test Ke 2 Kelas 9 C, D, E dan F Bulan September

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

 IDENTIFIKASI

Hari / Tanggal              : Senin, Rabu & Kamis / 19, 21 & 22 Sept 2022

Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam

Kelas                           : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F

KD :

3.6 :  Memahami makna iman kepada hari Akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar, dan makhluk ciptaan-Nya.

4.6 : Menyajikan dalil naqli yang menjelaskan gambaran kejadian hari akhir.

3.3 : Memahami QS. Ali Imran/3:77, Q.S. al-Ahzab/33:70 serta hadis terkait tentang perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.

3.5 : Memahami QS. Al-Baqarah/2:83 dan hadis terkait tentang tata krama, sopan-santun, dan rasa malu.

Materi :

1.   Meyakini Hari Akhir dan Mengakhiri Kebiasaan Buruk

2.   Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun dan Malu

APERSEPSI :

Assalaamu’alaikum anak-anak didik ku yang soleh dan solehah.

Bagaimna kabarnya hari ini semoga selalu diberikan keberkahan ya....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

O iya... Mari kita mulai pelajaran kali ini dengan berdoa dan mengucap sykur kepada Allah SWT agar senantiasa nikmat yang telah diberikan-Nya bisa menjadi berkah....

Rasa syukur kita kepada Allah dapat pula kita apresiasikan dalam bentuk taat beribadah sesuai petunjuk Na dan tetap bersemangat dalam menuntut ilmu....

Bagaimana anak-anak didik ku yang soleh dan soleha subuh ini sholat tepat waktu kan sebaiknya yang laki-laki upayakan sholat subuhnya berjama’ah di masjid atau musholla-musholla terdekat dari rumah mu dan yang perempuan lebih baik berjama’ah di rumah guna menghindari fitnah, jangan lupa pula nanti sholat dhuha dan muroja’ah hafalan mu ya...

Semoga apa yg kita lakukan hari ini bisa menjadi ladang pahala untuk kita semua....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui ujian tertulis maka dapat dilihat sejauh mana pemahan siswa/i terhadap materi

Meyakini Hari Akhir dan Mengakhiri Kebiasaan Buruk

Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun dan Malu

PETUNJUK PEMBELAJARAN :

Baca dan kaji ulang materinya

TUGAS :

Jawablah pertanyaan yang ada

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS 9 C, D, E, F GANJIL PERTEMUAN KE 2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Pertemuan Ke 2)

IDENTIFIKASI

Hari / Tanggal              : Senin, Rabu & Kamis / 12, 14 & 15 Sept 2022

Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam

Kelas                           : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F

KD :

3.3 : Memahami QS. Ali Imran/3:77, Q.S. al-Ahzab/33:70 serta hadis terkait tentang perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.

3.5 : Memahami QS. Al-Baqarah/2:83 dan hadis terkait tentang tata krama, sopan-santun, dan rasa malu.

Materi : Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun dan Malu

APERSEPSI :

Assalaamu’alaikum anak-anak didik ku yang soleh dan solehah.

Bagaimna kabarnya hari ini semoga selalu diberikan keberkahan ya....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

O iya... Mari kita mulai pelajaran kali ini dengan berdoa dan mengucap sykur kepada Allah SWT agar senantiasa nikmat yang telah diberikan-Nya bisa menjadi berkah....

Rasa syukur kita kepada Allah dapat pula kita apresiasikan dalam bentuk taat beribadah sesuai petunjuk Na dan tetap bersemangat dalam menuntut ilmu....

Bagaimana anak-anak didik ku yang soleh dan soleha subuh ini sholat tepat waktu kan sebaiknya yang laki-laki upayakan sholat subuhnya berjama’ah di masjid atau musholla-musholla terdekat dari rumah mu dan yang perempuan lebih baik berjama’ah di rumah guna menghindari fitnah, jangan lupa pula nanti sholat dhuha dan muroja’ah hafalan mu ya...

Semoga apa yg kita lakukan hari ini bisa menjadi ladang pahala untuk kita semua....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui pendekatan tertulis pada blog dan tayangan video maka kalian akan Mendeskripsikan pengertian Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun dan Malu

VIDEO PEMBELAJARAN :

 


PEMBAHASAN :

1. TATA KRAMA

Tata krama terdiri dari kata "tata" dan "krama". Tata berarti aturan, adat, norma, atau peraturan. Krama berarti sopan santun, perilaku santun, tingkah laku yang santun, bahasa yang santun. Jadi, tata krama artinya aturan tingkah laku berdasarkan nilai-nilai kesopanan yang islami. Tata krama dalam kehidupan sehari-hari disebut juga etika. Etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antarsesama. Pergaulan hidup di masyarakat harus berdasarkan etika dan tata krama yang berlaku. Karena tata krama atau norma atau etika dalam pergaulan jika diterapkan dengan benar, maka akan terjalin hubungan yang baik dan harmonis di dalam lingkungan pergaulan.

Ibnu Sarh berkata: dari Rasulullah saw. bersabda: " Siapa yang tidak menyayangi orang kecil di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar di antara kami, maka ia bukan dari golongan kami." (H.R. Abu Dawud).

Contoh Tata Krama dalam Kehidupan dapat dilihat dalam berbagai aktivitas seperti berbuat baik kepada Ibu Bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.

a. Tata Krama Berpakaian

Aurat merupakan bagian tubuh yang harus tertutup sehingga terjaga dari pandangan orang lain. Aurat laki-laki dewasa adalah antara pusar dan lutut. Aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Dengan demikian, jika bagian tubuh yang merupakan aurat tersebut tertutup oleh pakaian, akan terjaga dari pandangan ornag-orang di sekitar serta terjaga dari gangguan yang tidak diinginkan karena dipicu oleh pandangan.

Allah SWT menjelaskan bahwa pakaian berfungsi sebagai penutup aurat dan untuk memperindah jasmani manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al A'raf ayat 26.

Artinya: "Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat."

Ayat tersebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut oleh sifat takwa, yaitu untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga tampak simpati dan berwibawa serta naggun dipandangnya, bukan menggiurkan dibuatnya.

Pakaian yang kita kenakan harus bersih dan sesuai dengan tuntutan Islam serta di sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada saat menghadiri pesta, kita menggunakan pakaian yang cocok untuk berpesta, misalnya kemeja, baju batik. Pada saat tidur, kita cukup menggunakan piyama, dan begitu seterusnya. Disamping itu, pemilihan model dan warna pakaian juga harus disesuaikan dengan badan kita, sehingga menjadi serasi dan tidak menjadi bahan tertawaan orang lain.

b. Tata Krama Berhias

Berhias artinya berdandan atau merapikan diri baik fisiknya maupun pakaiannya. Berhias dalam pandangan Islam adalah suatu kebaikan dan sunah untuk dilakukan, sepanjang untuk beribadah atau kebaikan. Menghias diri agar tampil menarik dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain yang memandangnya, merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim, terutama bagi kaum wanita di hadapan suaminya dan kaum pria dihadapan istrinya.

Islam membolehkan umatnya berhias dengan cara apapun, sepanjang tidak melanggar kaidah-kaidah agama atau melanggar kodarat kewanitaan dan kelaki-lakian, serta tidak berlebihan dalam melakukannya. Wanita tidak boleh berhias dengan cara laki-laki, begitu pula dengan sebaliknya laki-laki tidak boleh berhias seperti layaknya perempuan. Sebab yang demikian itu dilarang dalam ajaran Islam.

c. Tata Krama Bertamu

Dalam ajaran Islam ada dua konsep yang harus ditegakkan, yaitu Hablumminallah dan Hablumminannas. Hablumminallah artinya melakukan hubungan dengan Allah, sedangkan Hablumminannas artinya melakukan hubungan antarsesama manusia. Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalam rangka mempererat silaturahim. Maksudnya orang lain di sini adalah tetangga, saudara (sanak family), teman sekantor, teman seprofesi, dan sebagainya. Bertamu tentu ada maksud dan tujuannya, antara lain menjenguk yang sedang sakit, berbicara biasa, membicarakan tentang pelajaran, dan sebagainya. Orang yang suka bersilaturahim akan dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, sebagaimana hadis Rasulullah saw., dari riwayat Abu Hurairah:

"Sabda Rasulullah saw.: Barangsiapa yang menginginkan diperluas rezekinya dan diperpanjang umurnya maka sebaiknya ia bersilaturahim."

Silaturahim tidak hanya menghubungkan tali persaudaraan, tetapi juga akan banyak menambah wawasan, pengalaman karena pada saat berinteraksi terdapat pembicaraan-pembicaraan yang berkaitan dengan masalah-masalah perdagangan atau penghasilan, sehingga satu sama lain akan mendapatkan pandangan baru tentang usaha pendapatan rezeki dan sebagainya.

Suasana yang dialami bagi orang yang biasa bersilaturahim, hidup menjadi lebih menyenangkan, nyaman, dan hati menjadi tentram sehingga hidup merasa luas seakan umut bertambah, walaupun kenyataan yang sebenarnya umur dan ajal manusia sudah ditentukan jauh sebelum ia dilahirkan oleh Allah SWT.

d. Tata Krama Menerima Tamu

Menerima tamu iadalah menerima seseorang yang berkunjung ke rumah kita, baik yang berasal dari jauh maupun yang tinggal di dekat rumah kita, yang disebut tetangga atau kerabat. Sebagai tuan rumah atau orang yang kedatangan tamu, kita harus menerima mereka dengan baik sesuai tata cara dalam ajaran Islam. Tamu adalah raja yang harus dihormati dan dihargai sesuai dengan kemampuan batas-batas penghormatan tertentu.

Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menghormati tamu. Menghormati tidak berarti menjamu dengan makaknan dan minuman yang lezat dan mewah, melainkan yang terpenting menunjukkan sikap hormat dan sopan kepada tamu, selama mereka berada di rumah kita.

Dari Ka'ab bin Malik, Rasulullah saw. bersabda: "Hormatilah tamu-tamu yang berkunjung ke rumahmu, karena sesungguhnya dalam penghormatan terhadap mereka terdapat rahmat." (H.R. Ahmad)

2. SOPAN SANTUN

Sopan adalah sikap hormat. Sedangkan santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesopanan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa santun mencangkup dua hal, yaitu santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan.

"Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah saw. bersabda kepada al-Asyad al-Ashri, sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah swt yaitu sifat santun dan malu." (H.R. Ibnu Majah)

Allah SWT pun menegaskan tentang perintah memiliki sikap sopan santun, salah satunya Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Baqarah ayat 83.

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling."

Ayat tersebut menjelaskan tentang perintah memiliki dan menerapkan sikap sopan dan santun dengan berkata yang baik kepada sesama manusia.

Sopan santun menjadi sangat penting dalam pergaulan sehari-hari. Kita akan dihargai dan dihormati orang lain jika menunjukkan sikap sopan dan santun. Orang lain merasa nyaman dengan kehadiran kita. Sebaliknya, jika berperilaku tidak sopan, maka orang lain tidak akan menghargai dan mneghormati kita. Orang yang memiliki sopan santun berarti mampu menempatkan dirinya dengan tepat dalam berbagai keadaan, dimana saja dan kapan saja, karena sopan santun merupakan perwujudan cara kita dalam bersikap yang terbaik.

3. RASA MALU

Malu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela dan hina. Sifat malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa merupakan hasil latihan. Namun demikian, untuk menumbuhkan rasa malu perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan. Rasa malu merupakan bagian dari iman karena dapat mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan.

"Dari Abu Hurairah, Dari Nabi saw., beliau bersabda: Iman adalah pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh lebih, dan malu temasuk cabangnya iman." (H.R. Muslim)

Hadis di atas menegaskan bahwa malu merupakan salah satu cabang iman. Seseorang malu untuk mencuri bila ia beriman, malu berdusta bila ia beriman. Seorang wanita malu membuka atau menunjukkan auratnya jika ia beriman. Jika sifat malu berkutang dan mulai luntur maka pertahanan diri dalam menghadapi godaan nafsu mulai menipis. Malu merupakan salah satu benteng pertahanan seseorang dalam menghindari perbuatan maksiat. Malu juga merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan kebaikan.

Wahai generasi muda Islam yang cerdas, ketahuilah bahwa rasa malu bukan berarti tidak percaya diri, minder atau merasa rendah diri. Misalnya, seseorang malu berjilbab karena takut diejek teman-temannya atau malu karena mendapat giliran maju presentasi di depan kelas. Terhadap hal-hal yang baik dan positif kalian tidak boleh malu. Malu seperti itu tidaklah tepat. Rasa malu haruslah dilandasi karena Allah SWT bukan karena selainNya. Jika malu bukan berlandaskan karena Allah SWT maka bisa jadi hal itu adalah sifat malas, minder, atau rendah diri yang merupakan sifat-sifat tercela yang harus dihindari.

Dari manakah sebenarnya sumber rasa malu? Malu berasal dari keimanan dan pengakuan akan keagungan Allah SWT. Rasa malu akan muncul jika kita beriman dan menghayati betul bahwa Allah SWT Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Mendengar. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari Allah SWT. Semua aktivitas badan, pikiran dan hati kita diketahui oleh Allah SWT.

Ada banyak ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang perilaku jujur, berikut di antaranya:

Allah SWT berfirman:

øŒÎ)ur $tRõs{r& t,»sVÏB ûÓÍ_t/ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) Ÿw tbrßç7÷ès? žwÎ) ©!$# Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $ZR$|¡ômÎ) ÏŒur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur ÈûüÅ6»|¡uKø9$#ur (#qä9qè%ur Ĩ$¨Y=Ï9 $YZó¡ãm (#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qŸ2¨9$# §NèO óOçFøŠ©9uqs? žwÎ) WxŠÎ=s% öNà6ZÏiB OçFRr&ur šcqàÊ̍÷èB 

 Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (QS.2. Al-Baqarah:83)

Allah SWT berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ ٱللَّهِ وَأَيْمَٰنِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُو۟لَٰٓئِكَ لَا خَلَٰقَ لَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ ٱللَّهُ وَلَا يَنظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (QS.3.Ali Imran:77)

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوۡلُوۡا قَوۡلًا سَدِيۡدًا

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. (QS.33. Al-Ahzab: 70)

PETUNJUK PEMBELAJARAN :

Baca materinya dan simak videonya terlebih dahulu lalu kerjakan tugas

TUGAS :

Bacalah Materi di atas kemudian dimengerti lalu kerjalan tugas yang diberikan , selanjutnya kalian komentar secara jujur nama dan kelas, sudah sholat subuh dan dhuha tepat waktu atau tidak, sudah muroja'ah atau belum di blog ini..