PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Pertemuan
Ke 1, 2 dan 3)
IDENTIFIKASI
Hari /
Tanggal : Senin, Rabu dan
Kamis / 17, 19, 20 Okt 2022
Mata Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam
Kelas : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F
KD :
3.10 Memahami
ketentuan ibadah haji dan umrah
4.10 Mempraktikkan
manasik haji
Materi :
DAHSYATNYA
PERSATUAN DALAM IBADAH HAJI DAN UMRAH
APERSEPSI
:
Assalaamu’alaikum
anak-anak didik ku yang soleh dan solehah.
Bagaimna
kabarnya hari ini semoga selalu diberikan keberkahan ya....
Aamiin 3x Yaa
Robbal ‘Aalamiin....
O iya... Mari
kita mulai pelajaran kali ini dengan berdoa dan mengucap sykur kepada Allah SWT
agar senantiasa nikmat yang telah diberikan-Nya bisa menjadi berkah....
Rasa syukur
kita kepada Allah dapat pula kita apresiasikan dalam bentuk taat beribadah
sesuai petunjuk Na dan tetap bersemangat dalam menuntut ilmu....
Bagaimana
anak-anak didik ku yang soleh dan soleha subuh ini sholat tepat waktu kan
sebaiknya yang laki-laki upayakan sholat subuhnya berjama’ah di masjid atau
musholla-musholla terdekat dari rumah mu dan yang perempuan lebih baik
berjama’ah di rumah guna menghindari fitnah, jangan lupa pula nanti sholat
dhuha dan muroja’ah hafalan mu ya...
Semoga apa yg
kita lakukan hari ini bisa menjadi ladang pahala untuk kita semua....
Aamiin 3x Yaa
Robbal ‘Aalamiin....
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
Melalui
pendekatan tertulis pada blog dan tayangan video maka kalian akan Mendeskripsikan
Menunjukkan Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah Haji dan Umrah sebagai
implementasi rukun Islam dengan benar.
VIDEO PEMBELAJARAN :
PEMBAHASAN :
PERBEDAAN
PELAKSANAAN HAJI DAN UMRAH ADALAH TERLETAK PADA WAKTU PELAKSANAANNYA.
Haji merupakan
rukun Islam yang ke-5, ibadah ini wajib dilaksanakan oleh mereka yang mampu
secara fisik dan finansial. Bagi umat muslim sendiri, haji adalah sebuah impian
dan mereka sebisa mungkin mengusahakan bisa berkunjung ke Tanah Suci.
Dalam Alquran, dalil mengenai wajib haji disampaikan lewat Surat Ali 'Imran ayat 97, sebagai berikut.
Artinya: "Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."Dalam hadits
Nabi SAW yang diriwayatkan dalam HR. Ahmad, Muslim, dan Nasa'i, juga
disampaikan mengenai wajib ibadah haji.
Dari Abu
Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sekalian manusia, sungguh
Allah telah mewajibkan kepada kamu untuk mengerjakan ibadah haji, maka
hendaklah kamu kerjakan." Seorang sahabat bertanya, "Apakah setiap
tahun wahai Rasulullah?" Beliau diam tidak menjawab dan bertanya
mengulanginya sampai tiga kali. Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Kalau
saja jawab 'ya' sudah tentu menjadi wajib (tiap-tiap tahun), dan kamu tidak
akan mampu melaksanakannya, biarkan saja apa yang saya tinggalkan (jangan
ditanyakan sesuatu yang tidak disebutkan)." (HR. Ahmad, Muslim dan
Nasa'i).
Haji memiliki
banyak kesamaan dengan umrah. Namun, kedua ibadah ini juga mempunyai perbedaan
mendasar terkait waktu dan hukum pelaksanaannya.
Dari berbagai sumber, perbedaan pelaksanaan haji dan umrah adalah terletak pada waktu pelaksanaannya. Dimana ibadah haji hanya dapat dilaksanakan pada awal bulan Syawal hingga bulan Zulhijah, seperti yang sudah dijelaskan firman Allah dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 197.
Artinya: "Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."
Dalam tafsir
ayat tersebut, waktu pelaksanaan ibadah haji ialah bulan-bulan yang dimaklumi,
mulai dengan bulan Syawal dan berakhir pada sepuluh hari (pertama) di bulan
Zulhijah.
Sementara itu,
Umrah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, karena di dalamnya tidak
terdapat rukun wukuf di Arafah, yang dilakukan pada 9 Zulhijah.
Allah menyuruh umat muslim untuk menyempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah, seperti dalam Alquran penggalan surat Al Baqarah ayat 196
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah."
Jika kamu ingin
melaksanakan ibadah haji, maka ada syarat yang harus kamu penuhi, diantaranya:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Mampu
(Istitha'ah)
Pada syarat
kelima, ada 6 hal yang meliputi kata mampu, yakni:
1. Memiliki
biaya untuk menuju ke Mekkah dan kembali. Biaya ini disebut Ongkos Naik Haji
(ONH).
2. Ada
kenadaraan, syarat ini dimaksudkan adalah bagi mereka yang tinggal jauh dari
Mekkah, memiliki kendaraan bagi pribadi maupun pemerintah atau swasta.
3. Aman selama
dalam perjalanan.
4. Bagi wanita,
saat menunaikan ibadah haji harus ditemani mahramnya, seperti suami dan yang
berasal dari keluarga inti, yakni adik, kakak, anak, atau orangtua kandung.
5. Memiliki
kesehatan secara jasmani dan rohani.
6. Memiliki
bekal pengetahuan mengenai rukun haji, serta aturan haji yang berlaku.
Rukun
ibadah haji
Rukun haji
adalah rangkaian amalan wajib yang harus dilakukan saat menunaikan ibadah haji
dan tidak dapat diganti dengan amalan lain, walaupun dengan dam (denda). Itu
artinya, jika ada rukun haji yang terlewatkan tanpa adanya uzur syar'i, maka
haji seseorang dianggap tidak sah.
Menurut hukum
Islam, rukun haji ada 6. Berikut uraiannya seperti dirangkum brilio.net dari
berbagai sumber, Selasa (29/6).
1.
Ihram.
Ihram merupakan
niat berhaji dari miqat, yakni tempat khusus yang ditetapkan Rasulullah SAW
untuk melafazkan talbiah haji.
Berikut
bacaannya:
Labbaik
allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, inna al-hamda, wa ni’mata
laka wa al-mulk. Laa syariika laka.
Artinya:
"Aku
datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang, tiada sekutu
bagi-Mu, aku datang, sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh
kerajaan adalah milik Engkau, tiada sekutu bagi-Mu."
Selain itu,
ihram juga ditandai dengan memakai pakaian ihram berwarna putih bersih, serta
tidak berjahit (hanya berlaku untuk jamaah laki-laki).
2.
Wukuf di Padang Arafah.
Wukuf di Padang
Arafah dilakukan agar manusia mengingat bahwa Adam dan Hawa diturunkan ke bumi
dari surga karena mengingkari perintah Allah dan terbawa oleh tipu daya Iblis.
Setelah
terpisah lama, akhirnya Adam dan Hawa bertemu kembali, dan Padang Arafah
menjadi lokasi yang sakral bagi umat Islam.
3.
Tawaf.
Tawaf merupakan
kegiatan mengelilingi kakbah sebanyak 7 kali, di mana 3 putaran pertama
disarankan berlari-lari kecil, sedangkan 4 putaran sisanya berjalan seperti
biasa.
Tawaf ini
dilakukan saat menunaikan ibadah haji dan umrah. Tawaf pun hanya dilakukan di
Masjidil Haram, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir pada batu itu pula.
Syarat tawaf.
Ada
beberapa syarat tawaf yang harus kamu ketahui:
- Suci dari
hadas (keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak
boleh salat, tawaf, dan sebagainya)
- Suci dari
najis pada badan dan pakaian
- Menutup aurat
- Dimulai dari
tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad yang ada di salah satu sudut ka’bah.
Apabila seseorang memulai tawafnya pada sudut kakbah yang tidak sejajar
dengannya, maka putaran itu tidak dihitung hingga sampai pada sudut Hajar Aswad
untuk dihitung sebagai awal tawaf
- Saat
mengerjakan tawaf, para jamaah haji disarankan untuk mengelilingi kakbah dengan
arah putaran tawaf berlawanan dengan jarum jam.
Amalan
sunnah saat tawaf
Ada beberapa
amalan sunnah yang sebaiknya dilakukan saat tawaf. Sesuatu yang dikerjakan akan
mendapat pahala, namun jika ditinggalkan tidak berdosa.
- Bertawaf
dengan berjalan kaki
- Memendekkan
langkah
- Berjalan
cepat dan berlari kecil seperti langkah kaki anak-anak
- Saat memulai
tawaf dari Hajar Aswad, disunnahkan sambil mengucapkan lafal "Allahu
Akbar"
- Istilam yaitu
mencium Hajar Aswad, menyentuhnya dengan tangan, dan meletakkan dahi ke
atasnya. Jika tidak mampu beristilam, maka dapat memadai dengan isyarat atau
melambai dengan tangan. Istilam lebih baik dilakukan pada setiap putaran (jika
mampu)
- Ittibak yaitu
meletakkan pertengahan kain selendang atau ihram di bawah ketiak kanan dan
kedua ujungnya di atas kiri dengan menjadikan bahu kanan terbuka bagi kaum pria
- Salat sunnah
dua rakaat setelah tawaf di belakang Maqam Ibrahim
- Bertawaf
berdekatan dengan kakbah (untuk memudahkan istilam).
4.
Sa'i.
Sa'i merupakan
kegiatan berlari-lari kecil kecil di antara bukit Safa dan Marwah. Makna dari
ibadah ini adalah mencari berkat dari kisah Siti Hajar di padang pasir yang
mencari air untuk anak dan dirinya.
5. Tahallul.
Tahallul
bermakna menjadi boleh, dihalalkan, atau menghalalkan beberapa larangan.
Dalam istilah
fiqih disebutkan, tahallul berarti keluar dari keadaan ihram karena telah
selesai menjalankan amalan haji secara keseluruhan. Hal ini ditandai dengan
mencukur atau menggunting beberapa helai rambut. Laki-laki disunahkan mencukur
habis rambutnya dan wanita menggunting ujung rambut sepanjang jari.
6.
Tertib.
Tertib
merupakan anjuran agar rukun haji dilakukan secara berurutan, tidak boleh
dilewatkan atau melompatinya. Dimulai dari niat (ihram), wukuf, tawaf, sa'i,
dan tahallul.
Tata cara ibadah haji.
Ibadah haji adalah ibadah yang
disyariatkan di masa ketika Rasulullah telah berhijrah meninggalkan kota
kelahiran beliau, Mekkah Al-Mukarramah menuju ke tempat tinggal yang baru,
Al-Madinah Al-Munawarrah.
Sebelum memulai, kita harus membaca niat haji.
Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika allahumma hajjan
Artinya:
"Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut
panggilan-Mu, ya Allah untuk berhaji."
1. Sebelum
tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk melaksanakan tawaf haji di
Masjidil Haram (Makkah).
2. Tanggal 8
Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) disebut dengan hari tarwiyah, karena para jamaah
haji menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan Padang Arafah, karena
kedua tempat tersebut tidak ada sumber air.
3. Jamaah haji
melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi, memakai wewangian
serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiyah.
4. Berangkat
menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan shalat zhuhur, ashar,
maghrib dan isya serta shalat subuh. Setiap shalat dikerjakan pada waktunya,
namun shalat yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat.
Para jamaah tetap berada di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9
Dzulhijjah.
5. Tanggal 9
Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke Padang Arafah untuk
melakukan wukuf. Kemudian semua jamaah haji melaksanakan ibadah wukuf, yaitu
berdiam diri dan berdoa di Padang Arafah hingga maghrib tiba. Disunnahkan bagi
jama'ah untuk singgah di Namirah dan jika memungkinkan berdiam di sana hingga
matahari tergelincir.
Namirah adalah
sebuah tempat yang terletak dekat perbatasan Arafah. Apabila matahari
tergelincir dan masuk waktu zhuhur, disunnahkan bagi imam atau orang yang
diwakilkan untuk menyampaikan khutbah di hadapan para jama'ah, berkenaan dengan
kondisi kaum muslimin, agar kembali memperbarui tauhid, hukum-hukum seputar
ibadah haji, dan perkara-perkara penting lainnya.
6. Waktu wukuf
di Arafah mulai dari terbit fajar tanggal 9 Dzulhijah hingga terbit fajar
tanggal 10 Dzulhijah. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut
walaupun sebentar, maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf, dan hajinya sah.
Barang siapa
yang tidak mengerjakan wukuf pada waktu tersebut maka hajinya tidak sah,
sebagaimana yang diriwayatkan dalam dari Ibnu 'Abbas Hadits Marfu',
"Barang siapa yang mengerjakan wukuf sebelum matahari terbit (pada tanggal
10 dzulhijjah) maka ia telah mengerjakan haji". (Disahihkan oleh Al-Albani
(No. 5995) dalam shahihul jami'.
7. Tanggal 9
Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam
di Muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.
8. Tanggal 9
Dzulhijjah tengah malam atau setelah melakukan mabit, jamaah haji meneruskan
perjalanannya ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar jumroh.
9. Pada Tanggal
10 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan ibadah melempar jumroh yaitu sebanyak
7x ke Jumrah Aqabah sebagai simbol untuk mengusir setan. Dilanjutkan dengan
tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut.
10. Jika jamaah
mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanannya ke Masjidil Haram
untuk tawaf haji atau menyelesaikan haji.
11. Sedangkan
jika mengambil nafar akhir, jamaah haji tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan
dengan melontar jumrah sambungan, yaitu jumrah ula dan jumrah wustha.
12. Tanggal 11
Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (ula) di tugu pertama, tugu
kedua, dan tugu ketiga.
13. Tanggal 12
Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (wusta) di tugu pertama, tugu
kedua, dan tugu ketiga.
14. Kemudian
yang terakhir jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan tawaf wada’
yaitu tawaf perpisahan sebelum pulang ke negara masing-masing.
Hukum
umrah
Berdasarkan
pendapat Imam Syafii dan Imam Hambali, menunaikan ibadah umrah hukumnya wajib
sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu secara materi dan fisik. Sementara
berdasarkan pendapat Imam Hanafi dan Imam Malik, melaksanakan ibadah umrah
hukumnya sunah muakkadah.
Dilansir
dari berbagai sumber, umrah dibagi menjadi dua, yakni:
1.
Umrah wajib.
- Umrah pertama
yang dilakukan seorang muslim, disebut umrah Islam
- Umrah yang
dilaksanakan karena nazar.
2.
Umrah sunah.
Umrah sunah
dikerjakan setelah umrah wajib, baik itu untuk kedua kalinya dan seterusnya
tanpa ada batas.
Rukun umrah ada
4, yaitu:
- Ihram
disertai niat.
- Tawaf atau
mengelilingi Ka'bah.
- Sa’i
(lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah).
- Bercukur atau
memotong rambut minimal tiga helai.
Waktu
pelaksanaan umrah.
Perbedaan
antara umrah dan haji sendiri terletak pada waktu dan tempat pelaksanaannya.
Jika ibadah haji hanya dapat dilakukan antara tanggal 1 Syawal hingga 13
Zulhijjah, maka umroh dapat dilaksanakan sewaktu-waktu kecuali pada hari
tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijjah dan hari-hari Tasyrik tanggal
11, 12, 13 Zulhijjah.
Inti dari
masing-masing ibadah pun berbeda. Inti dari haji adalah wukuf di Padang Arafah
pada tanggal 9 Zulhijjah selepas matahari tergelincir sampai magrib. Sementara
tata cara umrah intinya hanya melakukan thawaf dan sai.
Keduanya
didahului dengan memakai pakaian ihram di miqat (tempat) yang telah ditentukan
dan diakhiri dengan tahallul (bercukur).
Tata
cara umrah.
Tata cara umrah
dimulai dengan membaca niat dan memakai pakaian ihram dari miqat-miqat yang
telah ditentukan. Miqat adalah garis start/mulai seorang jamaah yang hendak
melakukan ibadah umrah.
Berikut tata
cara umrah yang dilansir dari Liputan6.com.
1. Dari bandara
menuju miqat Masjid Dzulhulaifah atau lebih dikenal Abyar 'Ali.
- Miqat ini
terletak di Madinah, para jamaah melakukan persiapan sebelum ihram, mulai dari
mandi, mengenakan pakaian ihram, berwudhu dan mengerjakan sholat sunah ihram 2
rakaat.
- Setelah itu
niat mengerjakan ibadah umrah dengan membaca bacaan niat umrah.
"Labbaikallahumma
'umratan"
Artinya:
"Aku sambut panggilanMu ya Allah untuk menjalankan umrah".
2. Setelah
mengenakan pakaian ihram, seorang jamaah umrah dilarang untuk melakukan hal-hal
yang sudah ditentukan syariat.
Bagi pria,
dilarang:
- Memakai
pakaian biasa
- Memakai alas
kaki yang menutupi mata kaki
- Menutup
kepala dengan peci, topi, dan sebagainya
Bagi wanita,
dilarang:
- Memakai kaus
tangan
- Menutup muka
Bagi pria dan
wanita, dilarang:
- Memakai
wangi-wangian
- Memotong
kuku, mencukur atau mencabut rambut/bulu
- Memburu atau
mematikan binatang apa pun
- Menikah,
menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi
- Bermesraan
atau berhubungan intim
- Mencaci,
bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor
- Memotong
tanaman di sekitar Mekah
3. Menuju
masjidil haram di Mekah.
- Dalam
perjalanan, memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan
Rasulullah SAW ketika umroh dan haji.
"Labbaik
Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni'mata
Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak"
Artinya:
"Aku
penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu
bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan
bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu."
- Akhir waktu
membaca talbiyah untuk umroh adalah saat akan memulai thawaf.
4. Melakukan
thawaf.
- Sebelum masuk
Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Kemudian baru boleh
masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan mengikuti contoh
Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.
- Saat masuk
Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa
"Bismillah
Wash Sholatu Was Salamu 'Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika"
Artinya:
"Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah
bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu."
- Setelah itu
turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus
(area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai
atas Masjidil Haram.
Di sini jamaah
diberi pilihan antara lain:
- Taqbil yaitu
mencium Hajar Aswad.
- Istilam dan
Taqbil yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad.
- Istilam yaitu
mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau sesuatu benda yang kita pegang,
kemudian benda tersebut dicium.
- Melambaikan
tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tapi mengucapkan
Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar).
- Pilihan
ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada
putaran satu sampai tujuh. Jika tidak mampu mencium Hajar Aswad dan Rukun
Yamani karena alasan keamanan akibat banyaknya jamaah yang umrah, maka bisa
memilih istilam dengan tangan atau benda, atau hanya melambaikan tangan atau
benda yang dipegang.
- Pada putaran
1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7
dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umroh wanita tidak ada lari-lari
kecil saat melakukan thawaf.
- Sepanjang
thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa
saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad,
yaitu:
"Rabbana
Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina 'Adzabanar"
Artinya:
"Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah
kami dari siksa api neraka."
5. Sholat 2
rakaat di depan Maqom Ibrahim.
- Maqom Ibrahim
bukanlah kuburan dan tidak pula tempat yang terkait dengan kuburan lain. Namun
di tempat itu Nabi Ibrahim pernah berdiri dalam rangka membangun Kabah. Rakaat
pertama membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kaafiruun.
Rakaat kedua membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat
Al-Ikhlas.
6. Beristirahat
sejenak dan minum air zam-zam.
- Sebelum minum
air zam-zam, membaca doa:
"Allahumma
Inni Asaluka 'Ilman Nafi'an Wa Risqon Waasi'an Wa Syifaa'an Min Kulli Daa'in Wa
Saqomin Bi Romhatika Ya Arhamar Rohimiin"
Artinya:
"Ya Allah, aku mohon padaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang
luas dan kesembuhan dari segala penyakit."
7. Melakukan
sai antara Safa dan Marwah 7 kali bolak balik.
- Sai dimulai
dari Safa ke Marwah yang dihitung sebagai satu kali perjalanan. Jadi, Safa ke
Marwah 1, Marwah ke Safa 2, dan seterusnya. Sai berakhir di Marwah. Sai
dikerjakan dengan berjalan, tapi pada batas di antara 2 lampu hijau,
berlari-lari kecil.
- Sai ini
merupakan penghargaan Allah SWT kepada istri Nabi Ibrahim. Saat itu istri Nabi
Ibrahim, Siti Hajar, bolak-balik antara Safa dan Marwah sebanyak 7 kali dalam
rangka mencari air untuk minum putra beliau, yaitu Nabi Ismail.
8. Melakukan
tahallul.
- Tahallul
adalah akhir dari pelaksanaan ibadah umroh yang ditandai dengan bercukur. Untuk
laki-laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul tak
mengapa. Sedangkan untuk wanita hanya dicukur ala kadarnya.
- Dengan
melakukan tahallul, maka sudah sempurna tata cara umroh lengkap sesuai sunah.
PETUNJUK
PEMBELAJARAN :
Baca materinya
dan simak videonya terlebih dahulu lalu kerjakan tugas
TUGAS
:
Bacalah Materi
di atas kemudian dimengerti lalu kerjalan tugas yang diberikan , selanjutnya
kalian komentar secara jujur nama dan kelas, sudah sholat subuh dan dhuha tepat
waktu atau tidak, sudah muroja'ah atau belum di blog ini..