MENATAP MASA DEPAN DENGAN OPTIMIS, IKHTIAR, DAN TAWAKAL

MENATAP MASA DEPAN DENGAN OPTIMIS, IKHTIAR, DAN TAWAKAL

PERTEMUAN KE 3


(Materi disampaikan di kelas 9 A-H SMP Al-Azhar 3 Bandarlampung pada hari senin hingga jum'at tanggal 26-30 Agustus 2019)

9. Pengertian Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allaah SWT tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Sementara orang, ada yang salah paham dalam melakukan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu. Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki pandai tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jika Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.

Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya, seklipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dpegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.

Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya menurut ajaran Islam ialah menyerah diri kepada Allaah SWT setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.

Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal. Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."

10. Ciri-Ciri Tawakal

Ada 4 ciri orang yang bertawakal kepada Allaah SWT, yaitu :
1. Mujahadah
Orang yang bertawakal selalu bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan suatu pekerjaan .Seorang pelajar yang bertawakal akan belajar dengan sungguh-sungguh untuk dapat menyelesaikan studinya dengan hasil yang baik.Petani yang bertawakal akan bekerja dengan ulet agar hasil pertaniannya dapat menghasilkan hasil panen yang maksimal. Bagi orang yang bertawakal apa pun pekerjaannya asalkan tidak bertentangan dengan syari’at Islam akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

2. Berdo’a
Segala sesuatu ada dalam genggaman Allaah SWT, berdo’a adalah melambangkan betapa kecilnya kita di hadapan Allaah SWT.
Orang yang tidak pernah berdo’a menunjukkan sifat takabur, padahal segala usaha yang kita lakukan jika Allah tidak mengizinkan tidak akan pernah terjadi. Berdo’a diperintahkan oleh Allaah SWT, seperti dalam firman-Nya :
"Berdo’alah kalian niscaya akan Aku kabulkan"

3. Bersyukur
Mensyukuri segala apa yang diperoleh tanpa melihat besar kecilnya sesuatu yang diperoleh merupakan ciri tawakal.Dengan bersyukur pada apa yang diperoleh, kita akan selalu merasa puas, senang, dan bahagia.
 Seperti dalam firman Allaah :
"Bersyukurlah kepada-Ku niscaya akan aku tambah nikmatnya, tapi jika tidak bersyukur sesungguhnya azabku teramat pedih"

4. Sabar
Dari kesemuanya itu, apa pun takdir Allaah SWT yang terjadi pada kita, baik kegagalan, penyakit, kesusahan, bencana, kekayaan, pangkat, dan sebagainya, kita harus sabar menerimanya. Dengan kesabaran, segala apa yang menimpa pada kita, jika itu suatu musibah tidak akan menjadikan kita putus asa dan jika itu suatu kesenangan tidak akan menjadikan kita lupa diri.

11. Cara Bertawakal
Tawakal mengandung dua hal, Yang pertama adalah penyandaran diri kepada Alloh dan beriman bahwa Dia adalah yang menjadikan segala sebab, dan bahwa takdir-Nya pasti berlaku, dan Dialah yang menakdirkan segala perkara, dan Dialah yang menjaga dan menuliskannya, maha suci Dia dan maha tinggi. Yang kedua adalah melaksanakan berbagai sebab.

Maka bukan termasuk tawakal, jika meninggalkan berbagai sebab. Akan tetapi tawakal itu adalah yang memadukan antara pelaksanaan sebab dan penyandaran diri kepada Alloh. Barangsiapa yang meninggalkannya, berarti dia telah menyelesihi syariat dan akal. Karena Allaah ‘azza wa jalla memerintahkan dan menganjurkan kita untuk melakukan sebab. Dia juga memerintahkan hal itu kepada rasul-Nya, dan menciptakan fitrah hamba-hamba Nya untuk melakukan sebab.

Bertawakal kepada Allaah yaitu dengan menyerahkan segala usaha, daya dan upaya yang telah kita lakukan hanya kepada Allaah SWT, mengikhlaskan bagaimana pun hasil dari usaha kita, itu sudah menjadi ketetapan Allaah, dan meyakini sepenuh hati bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita.

12. Manfaat Tawakal

A. Di jamin Kemudahan dunia dan akhirat
Dengan berbekal sifat tawakal maka seseorang dijamin oleh Allaah SWT akan selalu diberikan ke jalan kemudahan didunia dan dikhirat berapapun besarnya kesusahan yang sedang dijalaninya.

B. Mudah beradaptasi dengan masalah apapun
Seseorang yang memiliki sifat tawakal akan mudah beradaptasi dengan masalah yang seberat apapun tanpa mudah menangis dan jauh dari prasangka buruk pada Allaah SWT hanya karena merasa diri tidak berharga. Sifat tawakal dapat membuat seseorang menjadi berhati sabar dan mampu bangkit kembali dari kegagalan.

C. Tawakal dapat mempertebal iman dan tidak mudah putus asa
Tawakal dapat merubah sifat egois atau mudah menyerah menjadi lebih sabar dan dapat pula mempertebal iman serta membuat seseorang ingin selalu berterimakasih (bersyukur) pada Allaah SWT atas apa yang telah diberikan selama ini. Maka dari itu sebaik baiknya orang yang beriman adalah yang mempunyai sifat tawakal.

D Tawakal dapat membuat seseorang menjadi lebih mandiri
Seacara tidak langsung sifat tawakal dapat menjadikan seseorang menjadi lebih mandiri dan dewasa dalam menyelesaikan masalah dunia yang sedaang dihadapinya tanpa harus merugikan pihak manapun. Sifat tawakal dapat menjadikan seseorang mampu memahami kekurangan dan kelebihan atas apa yang telah allah berikan, kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi lebih bisa untuk mrenghargai kekurangan orang lain.

E. Allah akan mencukupkan rejeki
Allaah SWT akan mencukupkan segala kebutuhan dan kepuasan batin bagi seseorang yang bertawakal semata mata karena Allaah setelah dia berusaha dan berikhtiar dengan hati yang bersih dan sabar. Bertawakal setelah melaksanakan ikhtiar kepada Allaah SWT adalah sesuatu yang disukai Allaah SWT dan akan dimasukkan dalam golongan orang orang yang sabar dan berkecukupan dalam keadaan apapun.

13. Implementasi dan Pemahaman Optimis, Ikhtiar, & Tawakal dari Beberapa Ayat Alqur-an dan Hadits  Q.S. 39. Az-zumar: 53

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku, yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dalam mencari rahmat Allah), janganlah kamu terputus-asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." (QS.39:53)

Ayat tersebut (QS.39.53)  menjelaskan beberapa hal, yaitu Optimis bahwa kita tidak boleh berputus asa dalam suatu hal. Ikhtiar bahwa kita harus bersungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu hal. Tawakal bahwa setelah kita melakukan suatu hal, menyerahkan segala usaha yang telah kita lakukan kepada Allaah SWT. dan meyakini sepenuh hati bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita. Maknanya, Kita harus mengimbangi optimis dengan usaha keras(ikhtiar) dan berserah diri (tawakal).

QS. 53An-najm: 39-42
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

"Dan bahwa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya"
وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ
"Dan bahwa sesungguhnya usahanya itu akan diperlihatkan (kepadanya, pada hari kiamat kelak)"

ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ

Kemudian usahanya itu akan dibalas dengan balasan yang amat sempurna;

وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ

Dan bahwa sesungguhnya kepada hukum Tuhanmu lah kesudahan (segala perkara); (QS.53. An-Najm: 39-42)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa, kita harus mengerjakan suatu hal dengan berusaha (optimis, ikhtiar, dan tawakal). Karena segala usaha yang telah kita lakukan, akan dibalas dengan sempurna oleh Allaah SWT:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya’’. (TQS. 3. Ali Imran :159)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa, Allah menyukai orang-orang yg bertawakal. Oleh karena itu kita harus selalu bertawakal ketika mengerjakan suatu hal.

Hadits terkait tentang optimis
Dari Abu Hurairah, ia berkata:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Mukmin (orang yang beriman) yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘lau’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 56, hadits no. 6945)

Dari hadis tersebut di atas, kita harus yakin, mantap, dan tidak ragu atau bimbang jika memunyai keinginan yang kuat untuk melaksanakan segala cita-cita yang sesuai dengan jalan-Nya. Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus asa atau lemah karena sikap demikian membuka pintu bujuk rayu setan. Akan tetapi, (sikap) optimistis tanpa perghitungan dan pertimbangan yang tepat juga merupakan sesuatu kekonyolan (tidak dibenarkan) yang dapat dibenci Allah. Sikap pesimistis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk menerima tantangan. Orang yang pesimistis pasti selalu merasa hidupnya penuh dengan kesulitan. Ia selalu merasa berada dalam ketidakberdayaan menghadapi masa depan. Sikap seperti ini sangat dibenci oleh Islam.

14. Berperilaku Optimis
Berperilaku optimis sangatlah penting.Tetapi, kita harus mengimbangi perilaku optimis dengan ikhtiar dan tawakal. Contoh perilaku optimis:

1. Seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.

2. Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima serta dapat bekerja di perusahaan tersebut.

15. Berperilaku Ikhtiar
Ikhtiar berarti tidak mengenal putus asa, dan yakni bahwa rahmat Allah pasti datang setelah berikhtiar. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berikhtiar, dan melarang hamba-Nya untuk berputus asa. manusia sebagai hamba Allah diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha. Sebab, rahmat Allah turun kepada kita melalui sebab atau usaha yang kita lakukan. Artinya, kita jangan pernah berputus asa dalam mencari rahmat dan ridha Allaah SWT.

16. Berperilaku Tawakal
Tawakal dibagi 2, yaitu tawakalul wakil dan tawakalut taslim Tawakkalul wakil, artinya tawakalnya seseorang yang hatinya merasa tenteram terhadap pemberian Allaah SWT. Tawakal seperti itu adalah tawakalnya orang mukmin biasa di mana seseorang akan mempercayakannya kepada Allaah SWT, karena ia telah yakin bahwa Allaah SWT merasa belas kasihan kepadanya.Tawakkalut taslim, artinya tawakalnya seseorang yang telah merasa cukup menyerahkan urusannya hanya kepada Allaah SWT, karena ia yakin bahwa Allaah SWT telah mengetahui keadaan dirinya. Artinya, seseorang sudah tidak lagi membutuhkan sesuatu selain hanya kepada Allaah SWT. Tingkatan tawakal seperti ini adalah tawakalnya pada nabi dan wali. Contoh perilaku tawakal :

1. Selalu bersyukur apabila mendapatkan nikmat keberhasilan dari Allaah SWT, dan bersabar apabila mendapatkan musibah.
2. Tidak berkeluh kesah dan gelisah ketika berusaha dan beriktiar
3. Selalu berusaha dan berikhtiar dengan maksimal, selanjutnya bertawakal kepada Allaah SWT
4. Tidak mudah berputus asa dalam berusaha
5. Menerima segala ketentuan Allaah SWT dengan rasa ikhlas dan ridha.
6. Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain
MENATAP MASA DEPAN DENGAN OPTIMIS, IKHTIAR, DAN TAWAKAL


PERTEMUAN KE 2


(Materi disampaikan di kelas 9 A-H SMP Al-Azhar 3 Bandarlampung pada hari senin hingga jum'at tanggal 20-23 Agustus 2019)

5. Pengertian Ikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan esuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Contoh-contoh ikhtiar adalah sebagai berikut :

a. Orang yang ingin pandai harus berusaha dengan rajin belajar.
b. Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin bekerja.
c. Orang yang ingin memiliki tabungan harus berusaha hidup hemat.

Usaha-usaha tersebut merupakan bagian penting yang harus dilakukan oleh manusia. Dengan demikian tidak dibenarkan orang yang mempunyai keinginan itu hanya berdiam diri tanpa ada upaya sama sekali. Selanjutnya usaha tersebut diikuti dengan doa, memohon kepada Allaah SWT. agar keinginan tersebut dapat terwujud.
Ikhtiar bukan hanya usaha, atau semata-mata upaya untuk menyelesaikan persoalan yang tengah membelit. Ikhtiar adalah konsep Islam dalam cara berpikir dan mengatasi permasalahan. Dalam ikhtiar terkandung pesan taqwa, yakni bagaimana kita menuntaskan masalah dengan mempertimbangkan apa yang baik menurut Islam, dan kemudian menjadikannya sebagai pilihan apapun konsekuensinya, dan meskipun tidak populer atau terasa berat.

6. Bentuk-Bentuk Ikhtiar

Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiar, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, Adapun bentuk-bentuk perilaku ikhtiar yang  harus diamalkan dalam kehidupan manusia adalah:

a. Mau bekerja keras dalam mencapai harapan dan cita-cita.
b. Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
c. Tidak mudah menyerah dan putus asa.
d. Disiplin dan penuh tanggung jawab.
e. Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
f. Rajin berlatih dan belajar untuk  meraih yang diinginkan  dan dicita-citakan.

Sebab itu, setiap muslim wajib membiasakan diri berikhtiar. Sikap perilaku ikhtiar akan memberikan kemampuan dalam menghadapi semua godaan dan tantangan dengan kerja keras. Untuk itu, dalam ikhtiar harus selalu memperhatikan hal –hal sebagai berikut:

a. Secara konsisten mempertebal iman kepada Allaah SWT.
b. Melawan sikap malas dalam bentuk apapun.
c. Tidak mudah menyerah dan putus asa.
d. Berdo’a kepada Allah agar diberi kekuatan untuk selalu berikhtiar.
e. Rajin dan bersemangat dalam melakukan setiap usaha.
f. Tekun dalam melaksanakan tugas, dan cerdas memanfaatkan waktu.
g. Memilik tekad, semangat dan upaya yang kuat dalam memajukan setiap ikhtiar.

7. Menumbuhkan Semangat Ikhtiar

Ikhtiar sendiri berarti syarat untuk mencapai maksud atau daya upaya atau sering kita sebut berusaha. Cara menumbuhkan semangat ini dengan niatan dari awal untuk berusaha jadi lebih baik. Dengan adanya niat, kita akan bertekad dan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai suatu hal yang kita inginkan. Maka kunci dari ikhtiar adalah niatan dalam diri kita yang harus dimatangkan terlebih dahulu.

8. Manfaat Ikhtiar

Seorang muslim yang senantiasa berikhtiar akan memiliki dampak positif, di antaranya sebagai berikut :


  1. Merasakan kepuasan bathin, karena telah berusaha dengan sekuat tenaga dan kemampuanya yang di miliki
  2. Terhormat di hadapan allah dan sesama manusia
  3. Dapat berhemat karena merasakan susahnya bekerja.
  4. Tidak mudah berputus asa.
  5. Menghargai jerih payahnya dan jerih payah orang lain
  6. Tidak menggantungkan orang lain dalam hidupnya
  7. Menyelamatkan akidahnya, karena tidak (bebas) bertawakal kepada makhluk.







MENATAP MASA DEPAN DENGAN OPTIMIS, IKHTIAR, DAN TAWAKAL

PERTEMUAN KE 1

(Materi disampaikan di kelas 9 A-H SMP Al-Azhar 3 Bandarlampung pada hari senin hingga jum'at tanggal 13-16 Agustus 2019)

1. Pengertian Optimis
Optimisme adalah suatu sikap penuh dengan keyakinan tinggi dalam mengahadapi permasalahan kehidupan didunia ini, dan dimasa depan akan meraih kesuksesan yang telah dicita-citakan sebelumnya. Optimisme adalah sebuah sikap yang akan mendorong seorang individu untuk terus berusaha pantang menyerah guna mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, walaupun seberat apapun problematika yang dihadapi namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme akan menjadikan seseorang dapat menghadapinya dan mencari problem solving.

Namun dalam bersikap optimis yang berlebihan akan membawa sesorang kedalam kesombongan dan akan membawanya dalam jurang kehancuran. Dengan demikian haruslah kita bersikap optimis dengan mengimbanginya dengan usaha keras serta berserah diri kepada Allaah SWT. Apabila seorang hanya bersikap optimis tanpa diikuti oleh tindakan yang nyata dan kerja keras tujuan yang diinginkan tak akan tercapai, setelah bersikap optimis dan bekerja keras haruslah kita tetap berserah diri kepada Allaah SWT, sebab hanya ditangan Allah lah yang akan menetukan hasil kerja keras kita.

Dengan bersikap optimis dalam mengahadapi persoalan kehidupan akan menjadikan seorang muslim lebih bersikap bahagia, sebab dapat mencapai apa yang telah dicita-citakan baik cita-cita dunia atau akherat. Selain hal itu menurut pakar yang telah melakukan riset menyatakan bahwasanya orang yang bersikap optimis akan mempunyai badan yang sehat dan lebih panjang umur dari pada orang-orang yang bersikap pesimistis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi.

2. Ciri-Ciri Optimis
Seseorang yang bersifat optimis akan tetap semangat menghadapi semua permasalahan. Jika tidak berhasil menyelesaikan suatu permasalahan, maka dia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya, jika gagal kedua kalinya, akan mencoba lagi untuk ketiga kali, sampai berhasil. Sebaliknya jika seseorang pesimis, maka akan menyerah dan tidak mau berusaha lagi. Sifat pesimis merupakan sifat tercela yang harus dihindari oleh setiap muslim. Sifat pesimis akan membuat seseorang berprasangka buruk kepada diri sendiri dan kepada Allaah SWT.

Salah satu ciri orang yang optimis adalah ia memiliki harapan yang baik pada saat sebelum melakukan suatu pekerjaan. Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan senang serta Pada saat melaksanakan suatu pekerjaan. Orang yang optimis mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, setelah selesai melakukan suatu pekerjaan.

Ciri lain dari orang yang optimis adalah melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan. Sebaliknya orang yang pesimis melihat segala sesuatu sebagai kegagalan dan ketidakmungkinan. Orang yang optimis biasanya ditandai dengan wajah yang berseri-seri dan mudah untuk tersenyum.

3. Cara Menumbuhkan Rasa Optimis
Allaah SWT memang menghadirkan beragam peristiwa agar manusia mampu mengambil hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam setiap peristiwa agar tingkat keimanan seseorang semakin bertambah. Tentunya hal ini akan terwujud bila manusia mempunyai benih kepercayaan akan kemudahan, kekuatan dan pertolongan Allaah SWT sebagai pengatur setiap peristiwa di alam ini.

Peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS. untuk melaksanakan perintah Allaah SWT menyembelih putranya tercinta Ismail adalah potret sejati seorang mu’min yang mempunyai kekuatan tawakal dan kepercayaan yang amat tinggi terhadap keputusan dan kekuatan pencipta-Nya. Itulah harapan dari ajaran Islam agar manusia yang beriman selalu bisa menempatkan possitive thinking kepada Allaah SWT di dalam diri dan optimis dalam melaksanakan perintah ajaran-Nya.

Kepercayaan akan hal ini dalam pandangan Islam dikenal sebagai rasa tawakal. Semakin kuat kepercayaan ini, maka akan mempertebal sikap tawakal, dan akhirnya rasa optimis dalam diri semakin bertambah. Optimis memang berawal dari rasa tawakal kita. Rasa optimis haruslah mengalahkan pesimis yang bisa jadi menyelinap dalam hati. Untuk itulah jika ingin hidup sukses, kita harus bisa membangun rasa optimis dalam diri. Optimis yang dihasilkan dari rasa tawakal inilah yang menjadikan Rasulullah SAW beserta sahabat mampu memenangkan peperangan yang tercatat dalam sejarah dunia mulai dari perang Badar hingga peperangan di masa kekhalifan Islam sampai berabad-abad lamanya.

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan rasa optimisme dalam diri, antara lain sebagai berikut:

1.      Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.
2.      Tata kembali target yang hendak kita capai.
3.      Pecah target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihat keberhasilannya.
4.      Bertawakallah kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.
5.      Ubah pandangan diri kita terhadap kegagalan.
6.      Yakinkan kepada diri kita bahwa Allaah SWT akan selalu menolong
4. Manfaat Optimis
Optimis juga mempunyai berbaai manfaat bagi diri kita. Optimisme sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari guna mancapai sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup di dunia dan di akhirat. Dengan adanya sikap optimistis dalam diri setiap Muslim, kinerja untuk beramal akan meningkat dan persoalan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik. Doa, ikhtiar, dan tawakal harus senantiasa mengiringi, kerena hanya dengan kekuasaan-Nya apa yang kita harapkan dapat terwujud. Selain itu,  optimism juga dapat berpengaruh pada kesehatan.

Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun tentang manfaat berpikir positif dan optimisme bagi kesehatan. Hasil riset menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dibanding dengan orang pesimis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi. Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif.

1.     Lebih panjang umur
2.     Lebih jarang mengalami depresi
3.     Tingkat stres yang lebih kecil
4.     Memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit
5.     Lebih baik secara fisik dan mental
6.     Mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Setelah pertemuan 1, 2 dan 3 pada BAB I Beriman kepada Hari Akhir dan Mengakhiri Perbuatan Buruk, siswa dipilih secara acak untuk mempresentasikannya di muka kelas sebagai nilai pos test pada BAB ini, setelah beberapa siswa dipilih secara acak maka barulah siswa selebihnya di minta untuk mengacungkan jari, siapa yang berani mempresentasikan selanjutnya, siswa yang lain dari awal menilai dan mengkritik jika terjadi kesalahan kepada siswa presentator.

Terdapat beberapa siswa yang tidak mengacungkan jari sama sekali setelah dotelusuri ternyata faham, hanya saja tidak berani atau malu untuk maju ke depan kelas.

Kesimpulan: seluruh siswa telah dinyatakan tuntas dalam BAB 1 ini.

Video ini merupakan perwakilan dari seluruh siswa kelas 9A sampai 9H.


IMAN KEPADA HARI AKHIR DAN BERSEGERA MENINGGAKAN PERBUATAN TERCELA

PERTEMUAN KE 3


(Materi disampaikan di kelas 9 A-H SMP Al-Azhar 3 Bandarlampung pada hari senin hingga jum'at tanggal 06 s.d. 09 Agustus 2019)

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah SWT.

Banyak ayat dan hadits yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt. pada QS. 2. Al-Baqarah 4 di bawah ini

Artinya:
“Dan mereka yang beriman kepada (Al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”.

Kemudian dalam percakapan Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril yang panjang tentang iman, Islam, dan Ihsan, ketika ditanya tentang iman:

“Beliau menjawab: ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, para Rasul-Rasul Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk”. (H.R. Muslim).

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadits di atas,  Rasulullah SAW. menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

D. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Semua ciptaan Allah SWT. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena  Allah SWT. tidak menjadikan sesuatu  sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada Hari Akhir:

1.  Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat:
2.  Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini;
3.  Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu;
4.  Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas;
5.  Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya;
6.  Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.

E. Menerapkan Perilaku Mulia
Keyakinan akan adanya hari akhir mengantar manusia untuk melakukan kegiatankegiatan positif dalam kehidupannya khususnya banyak melakukan amal kebaikan sesuai dengan nilai-nilai Al-Quran.

Dari pembahasan di atas, perilaku yang menggambarkan kesadaran beriman kepada Hari Akhir sebagaimana berikut ini: 
1.  Menyadari bahwa semua perbuatan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. untuk itu segala sikap dan perilaku kita harus selaras dengan tuntunan agama;
2.  Menyadari bahwa manusia itu sangat kecil di hadapan kebesaran Allah SWT, sehingga diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur atau sombong dalam dirinya;
3.  Selalu berusaha melakukan amal salih dan menghindari semua perbuatan  yang bertentangan dengan norma agama;
4.  Membiasakan diri dengan akhlak karimah, seperti mawas diri, rendah hati, peduli kepada sesama, dan lain-lain;
5.  Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. baik dengan melakukan ibadah ritual (seperti shalat) maupun dengan ibadah sosial, yaitu semua kegiatan yang bermanfaat bagi sesama;
6. Termotivasi untuk selalu bekerja keras dan menjauhi kemalasan.

Silahkan disimak tayangan video dibawah ini berkaitan dengan Gambaran yang akan terjadi pada hari kiamat.