PAI KELAS 7 Pertemuan Ke 1 TGL 16 s.d 20 Agustus 2021

 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Pertemuan Ke 1)

IDENTIFIKASI

Hari / Tanggal       : Senin, Kamis dan Jumat / 16 s.d 20 Agustus 2021

Mata Pelajaran      : Pendidikan Agama Islam

Kelas                     : 7 (Tujuh ) A, B, C dan D

KD :

1.3. Meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Waspada, Maha Mendengar, dan Maha Melihat.

APERSEPSI :

Assalaamu’alaikum anak-anak didik ku yang soleh dan solehah.

Bagaimna kabarnya hari ini semoga selalu diberikan keberkahan ya....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

O iya... Mari kita mulai pelajaran kali ini dengan berdoa dan mengucap sykur kepada Allah SWT agar senantiasa nikmat yang telah diberikan-Nya bisa menjadi berkah....

Rasa syukur kita kepada Allah dapat pula kita apresiasikan dalam bentuk taat beribadah sesuai petunjuk Na dan tetap bersemangat dalam menuntut ilmu....

Bagaimana anak-anak didik ku yang soleh dan soleha subuh ini sholat tepat waktu kan sebaiknya yang laki-laki upayakan sholat subuhnya berjama’ah di masjid atau musholla-musholla terdekat dari rumah mu dan yang perempuan lebih baik berjama’ah di rumah guna menghindari fitnah, jangan lupa pula nanti sholat dhuha dan muroja’ah hafalan mu ya...

Semoga apa yg kita lakukan hari ini bisa menjadi ladang pahala untuk kita semua....

Aamiin 3x Yaa Robbal ‘Aalamiin....

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui pendekatan tertulis pada blog dan tayangan video maka kalian akan memahami betapa pentingnya Lebih Dekat dengan Allah SWT yang Sangat Indah Nama-Nya

VIDEO PEMBELAJARAN :

PEMBAHASAN :

LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA

Berikut ini isi makna dari Asmaul Husna yang dimaksud di soal:

Al-Alim, artinya adalah Maha Mengetahui

Al-Khabir, artinya adalah Maha Mewaspadai

As-Sami, artinya adalah Maha Mendengar

Al-Basir, artinya adalah Maha Melihat

Penjelasan:

Adapun kandungan masing-masing asmaul husna tersebut di atas adalah sebagai berikut:

AL-ALIM, kandungannya adalah bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu, baik yan sifatnya nyata (berwujud) ataupun yang ghaib, yang dekat maupun jauh, yg lampau maupun yang akan datang. Sifat Allah SWT ini tak memiliki batasan baik ruang maupun waktu.

AL-KHABIR, kandungannya adalah bahwa Allah SWT mewaspadai dengan mengetahui segala perkara baik yang tersembunyi secara cermain baik lahir pun batin.

AS-SAMI’ dan AL-BASHIR adalah dua nama Allah SWT yang masing-masing bearti Maha Mendengar dan Maha Melihat. Lalu apa makna bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat?

Menurut Al-Baihaqi, As-Sami’ bermakna bahwa Allah SWT punya pendengaran dan mendengar apa saja yang bisa didengar. Mendengar adalah sifat yang  tetap melekat pada Allah SWT dan tak mungkin hilang. Sedangkan Al-Bashir artinya punya penglihatan dan dapat melihat semua yang bisa dilihat yang juga merupakan sifat yang melekat pada-Nya.

Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa Allah SWT tidak akan pernah bingung dengan banyaknya hal yang harus didengar dan banyaknya permintaan dari semua makhluk. Semua yang berdoa di dunia, didengar dan dikabulkan sekalipun bahasa manusia pusparagam dan berbeda-beda permintaannya. Tidak mengherankan jika Imam al-Bukhari membuat suatu bab tersendiri dalam kitab tauhid dengan mengutip firman Allah SWT di dalam al-Quran, yaitu Bab “Wa Kanallahu Sami’an Bashira”.

Mengutip Ibnu Hajar al-Asqalani, Ibnu Bathal pernah mengatakan bahwa tujuan Imam al-Bukhari membuat bab khusus tersebut bertujuan untuk membantah pendapat yang mengatakan bahwa arti “Sami’un Bashirun” sama dengan sifat Al-‘Alim (Maha Mengetahui).

Ibnu Bathal mengatakan bahwa persamaan seperti itu sama saja dengan mengatakan bahwa orang buta tahu langit berwarna biru sekalipun tidak pernah melihatnya, dan orang tuli tahu bahwa orang-orang di sekitarnya berisik meski tidak pernah mendengar suara berisik itu. Artinya, jika orang buta dan  tuli tersebut mendengar atau bisa melihat, maka pendengarannya atau penglihatannya itu bisa dikategorikan sebagai sifat kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Karena itulah, makna bahwa Allah SWT adalah Zat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat mempunyai pengertian lebih dari sekedar Maha Mengetahui (Al-‘Alim). Sebab, sifat As-Sami’ dan Al-Bashir juga mengandung arti bahwa Dia Maha Mendengar dengan pendengaran-Nya dan Maha Melihat dengan penglihatan-Nya, seperti mengetahui dengan ilmu-Nya.

Allah SWT sendiri mewajibkan hamba-Nya agar mengetahui bahwa Dia adalah Zat Maha Mendengar dan Maha melihat. Artinya, siapa pun yang tidak mengetahui hal itu, maka ia adalah hamba yang tidak mengenal Allah secara mendalam.

“Ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 1244)

“Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah [2]: 233)

Para nabi dan orang-orang saleh sering memuji Allah SWT dengan dua sifat tersebut, seperti yang diucapkan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS ketika membangun pondasi Ka’bah.

“Wahai Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami) Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 129)

Nabi Ibrahim AS juga berdoa agar diberi anak yang saleh dengan menyebut dua asma tersebut.

 “Wahai Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 38)

Pun begitu, Al-Quran mencatat pula lantunan doa istri ‘Imran dengan menggunakan dua asma tersebut.

“(Ingatlah) ketika istri ‘Imran berkata, ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 35)

Karena merupakan dua sifat yang merujuk pada ketauhidan, kebesaran, serta kesucian Allah SWT, sifat As-Sami’ dan Al-Bashir sering digugat oleh kaum kafir yang ingkar hatinya.

Imam al-Bukhari menyitir hadis qudsi riwayat Ibnu Mas’ud RA, bahwa suatu ketika di Baitullah berkumpul dua orang Quraisy dan seorang Tsaqif. Perut mereka buncit penuh lemak, dan hati mereka bebal. Salah satu dari mereka berkata, “Apakah kalian tahu bahwa Allah mendengar apa yang kami bicarakan?” Yang lain menjawab, “Allah akan mendengar bila kita mengeraskan suara, namun Dia tetap mendengar suara di hati.”

Atas kejadian itu, Allah SWT kemudian menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, yang artinya, “Kamu sekali-kali tidak dapat tersembunyi dari perhatian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan’. “ (H.R. Bukhari)

Sebuah hadis sahih riwayat Imam al-Bukhari dari Abu Musa menyebutkan bahwa dalam sebuah perjalanan dengan Rasulullah SAW, sahabat pernah ditegur karena mengucapkan takbir dengan keras ketika menjumpai jalanan yang menanjak.

“Berhentilah (berteriak-teriak). Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada yang tuli dan kepada yang buta, tetapi kepada Yang Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Yang Mahadekat,” tegur Rasulullah SAW.

PETUNJUK PEMBELAJARAN :

Baca materinya dan simak videonya terlebih dahulu lalu fahami, kerjakan tugas dan kirim ke whatsapp.

TUGAS :

Rangkumlah Materi di atas kemudian foto lalu ditandatangani oleh orang tua kirim ke WhatsApp dalam bentuk foto grid bersama foto diri saat sedang mengerjakan tugas, jangan lupa beri nama dan kelas mu, selanjutnya kalian komentar secara jujur nama dan kelas, sudah sholat subuh dan dhuha tepat waktu atau tidak, sudah muroja'ah atau belum di blog ini..

Tapi sebelum kalian mengerjakan tugas kita akan tatap muka dulu melalui google meet yang nanti link nya bapak berikan di grup pembelajaran kalian login lah tepat waktu, jangan terlalu cepat dan jangan pula mengulur-ulur waktu...