Post Test BAB 8 Beriman Kepada Qadha' Dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Post Test)

IDENTITAS

Hari / Tanggal     : Senin, Rabu dan Kamis / 27 Feb, 1 dan 2 Mar 2023

Mata Pelajaran   : Pendidikan Agama Islam

Kelas                  : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F

KD                      :

3.7. Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk ciptaan-Nya

4.7.  Menyajikan dalil naqli tentang adanya qadha dan qadar

JUDUL

Beriman Kepada Qadha' Dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui ujian tertulis guna mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa-siswi terhadap BAB 8 Beriman Kepada Qadha' Dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati

MATERI :

Membagikan lembaran soal Pilihan Ganda yang telah di cetak kepada siswa-siswi satu per satu di kelas

EVALUASI :

Melakukan ujian tertulis di dalam kelas

LATIHAN/TUGAS :

Jawablah soal yang diberikan dengan baik dan benar

PAI KELAS 9 Dalil Naqli Qadha dan Qadar Pertemuan ke 3

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Pertemuan Ke 3)

IDENTITAS

Hari / Tanggal    : Senin, Rabu dan Kamis / 20, 22 dan 23 Feb 2023

Mata Pelajaran  : Pendidikan Agama Islam

Kelas                 : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F

KD                     : 4.7. Menyajikan dalil naqli tentang qadha dan qadar

JUDUL

BERIMAN KEPADA QADHA' DAN QADAR BERBUAH KETENANGAN HATI

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui pendekatan membaca dan menghafal Al-Quran dan Hadits berikut artinya yang berkaitan pada Qadha dan Qadar pada buku cetak maka siswa-siswi diharapkan akan dapat memahami dalil-dalil naqli qadha’ dan qadar

MATERI

DALIL NAQLI TENTANG QADHA DAN QADAR

Terdapat sebuah dalil naqli atau dalil yang berasal dari ayat Al-Quran tentang qadha dan qadar, yakni dalam Surat Ar-Ra’d ayat 11.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Artinya, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Selain dalil dalam Al-Quran, terdapat juga sebuah hadits yang menjelaskan tentang qadha dan qadar.

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .

Dari Umar radhiyallahu anhu, ia berkata, “Suatu hari ketika kami duduk-duduk di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menempelkan kedua lututnya kepada lutut Beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya di paha Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sambil berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika kamu mampu,“ kemudian dia berkata, “Engkau benar.“ Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman?“ Beliau bersabda, “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk.” Dia berkata, “Engkau benar.” Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan.” Beliau menjawab, “Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak merasa begitu, (ketahuilah) bahwa Dia melihatmu.” Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan terjadinya).” Beliau menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih mengetahui dari yang bertanya.” Dia berkata, “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya?“ Beliau menjawab, “Jika seorang budak melahirkan tuannya dan jika kamu melihat orang yang sebelumnya tidak beralas kaki dan tidak berpakaian, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan,” Orang itu pun pergi dan aku berdiam lama, kemudian Beliau bertanya, “Tahukah kamu siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang datang kepadamu dengan maksud mengajarkan agamamu.” (HR. Muslim)

EVALUASI

Simak penjelasannya terlebih dahulu lalu hafalkan artinya

LATIHAN/TUGAS :

Maju satu persatu di depan kelas lalu jelaskan maksud dari Al-Quran dan Hadits yang kalian hafalkan

PAI KELAS 9 Hikmah Memahami Qadha dan Qadar Pertemuan ke 2

 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Pertemuan Ke 2)

IDENTITAS

Hari / Tanggal               : Senin,Rabu & Kamis / 13,15 & 16 Feb 2023

Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Islam

Kelas                            : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F

KD                                :

3.7. Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk ciptaan-Nya

JUDUL

BERIMAN KEPADA QADA' DAN QADAR BERBUAH KETENANGAN HATI

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui pendekatan tertulis pada blog dan tayangan video LCD maka siswa-siswi akan dapat Hikmah memahami qada’ dan qadar

MATERI

HIKMAH MENGIMANI QADA DAN QADAR

Mengutip dari sumber yang sama, iman kepada qada dan qadar akan mendatangkan manfaat, yaitu hikmah. Hikmah tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari hari, diantaranya:

1. Dapat meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Dengan beriman kepada qada dan qadar, maka kita keimanan dan ketakwaan kita akan meningkat.

2. Mendidik diri untuk selalu bersyukur, bersabar dan bertawakkal. Saat Allah SWT memberikan kita kenikmatan, maka kita harus bersyukur karena itu merupakan takdir Tuhan yang berupa kebahagiaan.

3. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa serta memberikan ketenangan batin. Ketika kita memahami betul tentang qada dan qadar, maka kita tidak akan sombong apabila memperoleh keberhasilan.

4. Menumbuhkan sikap optimis dan kerja keras.

5. Memotivasi manusia untuk semakin kreatif dalam rangka mengungkap hukum hukum alam.

Demikianlah hikmah mengimani qada dan qadar semoga mudah difahami

EVALUASI

Baca materinya dan simak penjelasannya terlebih dahulu lalu fahami

LATIHAN/TUGAS :

Diskusikan dengan teman-teman mu di kelas

PAI KELAS 9 Pengertian Qadha dan Qadar Pertemuan ke 1

 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Pertemuan Ke 1)

IDENTITAS

Hari / Tanggal               : Senin, Rabu dan Kamis / 6, 8 dan 9 Feb 2023

Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Islam

Kelas                            : 9 (Sembilan ) C, D, E dan F

KD                                :

3.7. Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk ciptaan-Nya

JUDUL

BERIMAN KEPADA QADA' DAN QADAR BERBUAH KETENANGAN HATI

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Melalui pendekatan tertulis pada blog dan tayangan video LCD maka siswa-siswi akan dapat mendeskripsikan pengertian, qada’ dan qadar

MATERI

Memahami pengertian qada dan qadar wajib hukumnya bagi umat Islam. Bahkan, percaya kepada qada dan qadar termasuk ke dalam rukun iman yang ke-6.

Dalam Al-Qur'an, perintah beriman kepada qada dan qadar terdapat pada surat Al-Qamar ayat 49, yang berbunyi:

اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ

Artinya: "Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Selain itu, terdapat juga pada surat Al-Ahzab ayat 36.

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ

Artinya: "Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."

Qada dan qadar sering disebut memiliki arti yang sama, padahal keduanya berbeda. Hal tersebut dikarenakan bentuk kata dan pelafalan yang mirip antara keduanya.

Secara bahasa, qada memiliki arti ketentuan. Sedangkan secara istilah, qada berarti ketentuan Allah SWT yang sifatnya umum dan azali serta berlaku terhadap semua makhluk.

Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq yang disusun oleh Taofik Yusmansyah, ketentuan yang bersifat umum maksudnya hukum-hukum umum seperti keberhasilan dan kegagalan. Hukum umum kegagalan mengatakan bahwa kegagalan terjadi akibat kemalasan.

Sebaliknya, hukum umum keberhasilan terjadi karena orang tersebut rajin belajar. Orang yang malas belajar dipastikan tidak dapat meraih keberhasilan.

Sedangkan makna azali mengandung pengertian hukum atau ketentuan telah ada sejak dahulu, bahkan sebelum manusia ada di muka bumi. Hukum hukum tersebut tertulis di lauh al mahfuz.

Terkait dengan qadar, secara bahasa artinya ketetapan atau ukuran. Secara istilah qadar berarti perwujudan atau ketentuan hukum Allah atas semua makhluk yang ia ciptakan jika syaratnya terpenuhi.

Qadar memiliki sifat yang lebih spesifik ketimbang qada. Maksudnya, terjadinya qadar dapat didasarkan pada ikhtiar dan doa seseorang.

Qadar sama artinya dengan takdir. Takdir sendiri terbagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq.

Takdir mubram merupakan takdir dan ketetapan Allah SWT yang tidak dapat diubah oleh siapa pun. Sebagai contoh setiap makhluk pasti akan mengalami mati, ketetapan itu termasuk takdir mubram.

Takdir muallaq adalah takdir yang masih bisa diubah melalui usaha atau ikhtiar manusia itu sendiri. Contoh dari takdir muallaq yaitu seseorang yang dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu namun ingin mengenyam pendidikan tinggi.

Menyadari semua itu, orang tersebut berusaha keras untuk mengejar cita-citanya dan akhirnya ia dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Cita-citanya tercapai dan akhirnya ia dapat hidup dengan layak.

EVALUASI

Baca materinya dan simak penjelasannya terlebih dahulu lalu fahami

LATIHAN/TUGAS :

Diskusikan dengan teman-teman mu di kelas