PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Pertemuan Ke 1 dan 2)
IDENTITAS
Hari /
Tanggal : Selasa / 20 Mei 2024
Mata
Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : 7 (Tujuh) B dan C
Fase : D
Elemen
Mapel : Akhlaq
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran
inquiry, peserta didik dapat menceritakan sejarah Bani Umayyah di Andalusia (756-1031 M)
APERSEPSI
Pada materi sebelumnya
peserta didik sudah diarahkan dan dianggap sudah mampu memahami dan mengerti
makna rukhsah dalam ibadah dalam menjalani kehidupan
JUDUL PEMBAHASAN
KOTA PERADABAN ISLAM BANI
UMAYYAH DI ANDALUSIA (756-1031 M) (756-1031 M)
TUJUAN PEMBELAJARAN :
peserta didik dapat mengidentifikasi
masalah atau memahami Kota Peradaban Islam Bani Umayyah di Andalusia (756-1031 M)
MATERI
Daulah Umayyah di
Andalusia (756 M- 1031 M)
Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir
pada tahun 750 M, kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah
satu penerus Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman ad-Dakhil dapat meloloskan
diri pada tahun 755 M. Ia dapat lolos dari kejaran pasukan Bani Abbasiyah dan
masuk ke Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian besar umat Islam di sana
masih setia dengan Bani Umayyah. Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri
dan mengangkat dirinya sebagai amir (pemimpin) dengan pusat kekuasaan di
Cordoba.
Adapun amir-amir Bani
Umayyah yang memerintah di Andalusia (Spanyol) sebagai berikut:
a. Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman I),
tahun 756-788 M.
b. Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun
788-796 M.
c. Al-Hakam bin Hisyam (al-Hakam I) , tahun
796-822 M.
d. Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman II) ,
tahun 822-852 M.
e. Muhammad bin Abdurrahman (Muhammad I) ,
tahun 852-886 M.
f. Munzir bin Muhammad, tahun 886-888 M.
g. Abdullah bin Muhammad, tahun 888-912 M.
h. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman III) ,
tahun 912-961 M.
i. Hakam al-Muntasir (al-Hakam II) , tahun
961-976 M.
j. Hisyam II, tahun 976-1009 M.
k. Muhammad II, tahun 1009-1010 M.
l. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.
m. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.
n. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.
o. Muhammad III, tahun 1023-1025 M.
p. Hisyam III, tahun 1027-1031 M.
Pada masa pemerintahan Daulah Umayyah di
Andalusia (Spanyol), Cordoba menjadi pusat berkembangnya ilmu pengetahuan.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan amir yang
ke-8 yakni Abdurrahman an-Nasir dan amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di
Kota Cordoba ditandai dengan adanya Universitas Cordoba. Universitas ini
memiliki perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400.000 judul. Pada masa
kejayaannya Cordoba memiliki 491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di
kota ini tidak layak minum, pemerintah memiiki inisiatif untuk membangun
instalasi air minum dari pegunungan sepanjang 80 km.
Tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan di Cordoba
membuat berbagai inisiatif dan inovasi dalam rangka membuat kehidupan lebih
sejahtera dan nyaman. Didirikannya masjid-masjid yang megah dan indah
menunjukkan bahwa pada saat itu kesadaran untuk meningkatkan ketakwaan dan
keimanan juga sangat tinggi.
Daulah Umayyah di Damaskus dan Andalusia
memperlihatkan kemajuan Islam di jaman dahulu, sampai saat ini Islam terus
berkembang, sebagai seorang muslim, kita harus meneruskan kemajuan tersebut
dengan berusaha mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan petunjuk
agama Islam.
Pendirian Umayah di Andalusia
Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia
pada zaman kejayaan umayah. Andalusia berasal dari vandal yang berarti negri
bangsa vandal, karena semenanjung Iberia pernah dikuasai oleh bangsa vandal
sebelum terusir oleh bangsa ghotia Barat
(abad v M). Umat islam mulai menaklukan semenanjung Iberia pada zaman
Khalifah al-walid ibn Abd al-Malik (86-96 H/705-715).
Penaklukan semenanjung Iberia diawali dengan
undangan salah satu raja ghotia barat (Kristen) untuk membantunya melawan raja
lainnya. Khalifah mengirim 500 orang pasukan yang dipipin oleh tarif ibnu
malik pada tahun 91 H/710 M dan mendarat
disuatu tempat yang kemudian diberi nama tarifa. Ekspedisi ini dianggap
berhasil dan tarif kembali ke afrika utara dengan utara dengan membawa banyak harta rampasan. Pada
tahun 92 H/711 M, ibn Nushair (gubernur afrika utara pada waktu itu) mengirim
pasukan sebanyak 7000 orang dibawaah
pimpinan tariq ibn ziyad. Akhirnya tariq ibn ziyad berhasil menguasai hampir seluruh kota yang ada di
semenanjung Iberia atas bantuan musa ibn nusyair. Akhirnya, musa ibn nusyair
mendeklarasikan semenanjung Iberia sebagai bagian dari kekuasaan umayah yang
berpusat di damaskus. Ketika daulah umayah di damaskus dihancurkan oleh bani
abbas, abd al-Rahman ibn mu’awiyah berhasil meloloskan diri dan menginjakan
kakinya di Andalusia pada tahun 132 H/750 M. ia diberi gelar al-dakhil, karena
beliau adalah pangeran dinasti umayah pertama yang menginjakan kakinya
bdisemenanjung Iberia. Beliau berhasil menyingkirkan yusuf ibn abd al-rahman
al-fihri yang menyatakan diri tunduk kepada dinasti bani abbas pada tahun 138
H/756 M. abd al-rahman al-dakhil memproklamirkan bahwa Andalusia lepas dari
kekuasaan dinasti Bani Abbas dan ia memakai gelar amir (buakn khalifah).
Selama 32 tahun berkuasa, Abd al-Rahman
al-Dakhil berhasil mengatasi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar
. karena ketangguhannya, kemudian ia diberi gelar rajawali Quraisy. Karena
kekuasaan dinasti bani abbas speninggal al-mutawakil (247 H/861M) semakin
merosot, Abd al-rahman al-dakhil memproklamirkan diri sebagai khalifah dan
memakai gelar amir almu’minin.
Sejak pertana kali menginjakkan kaki ditanah
Andalusia hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan
peranan yang sangat yang dilalui umat Islam di Andalusia dapat dibagi menjadi
enam periode:
1. Periode Pertama (711-755
M)
Pada periode ini, Andalusia berada dibawah
pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat
di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik Andalusia belum tercapai
secara sempurna, gangguan–gangguan masih terjadi baik dari dalam maupu luar.
Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan diantara elit penguasa,
terutama akibat perbedaan etnis dan golongan, terutama antara Basbar asal
Afrika Utara dan Arab. Didalam etnis arab sendiri, terdapat dua golongan yang
terus menerus bersaing, yaitu suku Qaisy (Ara Utara) dan Arab Yamani (Arab
Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkna konflik politik, terutama
ketika tidak ada figus penguasa yang tangguh. Itulah sebabnya di Andalusia pada
saat itu, tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasannya dalam jangka
eaktu yang agak lama.
Gangguan dari luar dari sisa-sisa musuh lama
di Andalusia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang
tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Karena seringnya konflik
internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Andalusia belum
memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini
berakhir dengan datangnya Abd AL Rahman Al Dakhil pada tahun 138 H/755 M.
2. Periode Kedua (755-912
M)
Pada periode ini, Andalusia berada di bawah
pemerintahan amir, tetapi tumduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika
itu dipegang oleh khalifah abbasiyah di Baghdad. Penguasa Andalusia pada
periode ini adalah Abd Al Rahman Al Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd Al Rahman Al
Ausath, Muhammad bin Abd Al Rahman, Munzir bin Muhammad dan Abdullah bin
Muhammad.
Mengenai Ad Dakhil, diceritakan sewaktu
dinasti bani umayyah tumbang oleh dinasti abbasiyah terjadi pembunuhan massal
dan pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayah. Ia melarikan diri menyusuri
Afrika Utara hingga tiba di Meknes. Maroko dan pindah ke Melilla, dekat Ceuta
di pesisir laut tangah menghadap semenanjung Liberia. Inilah buat pertama
kalinya seorang pangeran Bani Umayyah masuk ke Andalusia, sehingga ia mendapat
gelar Ad Dakhil. Setelah melumpuhkan penguasa Andalusia, Yusuf bin Abd Ar
Rahman, ia akhirnya berkuasa disana.
Pada periode ini, Andalusia mulai memperoleh
kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang perdaban. Abd
Al Rahman Al Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah dikota-kota
besar. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hukum dikenal
sebagai pembaharu dalam bidang militer. Dialah yang memprakasai tentara bayaran
di Andalusia. Sedang Abd Al Rahman Al Ausath dikenal sebagai penguasa yang
cinta ilmu.
Pada periode ini, berbagai ancaman dan
kerusakan terjadi. Pada pertengahan abad ke 9 M. Stabilitas munculnya gerakan
Kristen fanatic yang mencari kesyahidan (Martydom). Tetapi gerakan ini tidak
mendapat simpati dikalangan intern Kristen sendiri, karena pemerintahan Islam
kala itu mengembangkan kebebasan beragama. Peribadatan tidak dihilangi, bahkan
mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerinthan atau emnajdi karyawan
pada intansi militer. Gangguan politik paling serius dating dari umat Islam
sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk Negara kota
dan bertahan sampai 80 tahun. Disamping itu, sejumlah orang yang tidak puas
terhadap penguasa melancarkan revolusi, yang terpenting diantaranya
pemberontakan Hafshun dan anaknya yang berpusat dipegunungan dekat Malaga.
3. Periode Ketiga
(912-1013 M)
Pada periode ini, Andalusia diperintah oleh
penguasa dengan gelar khalifah. Penggunaan gelar ini berawal dari berita bahwa
al muktadir. Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh
pengawalnya sendiri. Maka Abdurrahman III menilai bahwa keadaan ini menunjukkan
suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat
bahwa saat ini merupakan moment yang paling tepat untuk mmakai gelar khalifah
yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Maka dari
itu, gelar khalifah ini mulai dipakai sejak tahun 929 M Khalifah besar yang
memerintah pada periode ini yaitu Abd Al Rahman Al Nasir (912-916 M), Hakam II
(961-976M) dan Hisyam II (976-1009M).
Pada periode ini, Andalusia mencapai puncak
kemajuan dan kejayaan, menyaingi Baghdad di timur. Al Nashir mendirikan
universitas di cordova yang perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku.
Hakam II juga juga seoreang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa
ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota
berlangsung cepat.
4. Periode ke empat ( 1013-1086)
Pada periode ini Andalusia terpecah menjadi
lebih 20 kerajaan kecil. Masa ini disebut Muluk Al-Thawaif (Raja Golongan)
mereka mendirikan kerajaan berdasarkan etnis Barbar. Slovia ata u Andalus yang
bertikai satu sama lain sehingga menimbulka keberania umat Kristen di utara
untuk menyerang. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, para pihak
yangbertikai sering meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Periode ini
meskipun terjadi ketidakstabilan tetapi dalam bidang peradaban mengalami
kemajuan karena masing-masing ibu kota kerajaan local ingin menyaingi Cordova
sehingga muncullah kota-kota besar seperti Toledo, Sevilla, Malaga, dan
Granada.
5. Periode ke lima (1086-1248)
Pada periode ini meskipun Andalusia terpecah-pecah
dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yakni
dinasti Murabhitun (1086-1143) dan dinasti Muwahidun (1146-1235 M). murabhitun
pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf bin Tasytin
di afrika utara. Ia masuk ke Andalusia atas undangan penguasa islam disana yang
tengah menikul beban berat perjuangan mempertahankan negri dari serangan orang
Kristen. Ia dan tentaranya masuk Andalusia pada tahun 1086 M dan berhasil
mengalahkan pasukan castilia. Karena perpecahan dikalangan raja- raja muslim,
yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Andalusia dan berhasil. Tetapi
sepenggantinya adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan
dinasti ini berakhir baik di afrika utara maupun Andalusia sendiri.
Sepeninggal murabhitun, muncul-muncul dinasti
kecil, tapi berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M, dinasti muwahidun di
afrika utara yang didirikan oleh mehammad bin tumart. Dinasti ini datang ke
Andalusia dibawah pimpinan abd al mun’im. Antara tahun 1114 dan 1115 M,
kota-kota muslim penting di Andalusia seperti cordova. Almeria dan cannada
jatuh di bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa decade, dinasti ini
mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur akan
tetapi, tidak lama setelah itu Muwahhidun mengalami keambrukan. Tentara
Kristen, pada tahun 1212 M, mendapat kemenangan besar di Las Navas de Tolesa.
Kekalahan-kekalahan yang dialami oleh Muwahhidun memaksa penguasanya keluar
dari Andalusia dan kembali ke afrika utara pada tahun 1235 M. Tahun 1238 M
cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh di tahun 1248 M.
Seluruh Andalusia kecuali Granada lepas dari kekuasaan islam.
6. Periode ke enam (1248-1492)
Pada periode ini, islam hanya berkuasa di
daerah Granada. Di bawah dinasti bani ahmar (1232-1492 M) yang didrikan oleh
Muhammad bin Yusuf bin Nasr bin al-Ahmar. Peradaban mengalami kemajuan tetapi
hanya berkuasa di wilayah yang kecil seperti pada masa kekuasaan Abdurrahman an
–Nashir. Namun pada decade terkhir abad 14 M, dinasti ini telah lemah akibat
perebutan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan olen kerajaan Kristen yang
telah mempersatukan diri melalui pernikahan antar Esabella dan Aragon dengan
raja Ferdinand dari Castilla untuk bersama-sama merebut kerajaan Granada. Pada
tahun 1487 menguasai Almeria tahun 1492 menguasai Granada. Raja terakhir
Granada, Abu Abdullah, melarikan diri ke afrika utara.
Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia
1. Perkembangan
Pembangunan
Kemajuan Bani Umayyah di Andalusia diraih pada
masa pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai dengan
pembangunan yang megah diantaranya:
A. Al-Qashr al-Kabir , kota satelit yang
didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.
B. Rushafat, istana yang dikelilingi oleh
taman yang di sebelah barat laut Cordova.
C. Masjid jami’ Cordova, dibangun tahun 170
H/786 M yang hingga kini masih tegak.
D. Al-Zahra, kota satelit di bukit pegunungan
Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa
atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir ditengah masjid, danau kecil yang
berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik
perhiasan.
2. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh
kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian
irigasi yang didasarkan pada pola-pola negeri Timur mengantarkan pada
pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual-belikan ,
meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma, tebu, pisang,
kapas, rami dan sutera. Pada saat yang sama, Spanyol memasuki fase perdagangan
yang cerah lantaran hancurnya penguasaan armada Bizantium terhadap wilayah
barat laut Tengah. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami
kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan
internasional.
3. Perkembangan
Intelektual
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasan
Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak sekali
kontribusi bagi kebangunan budaya Barat. Kebangkitan intelektual dan kebangunan
kultural Barat terjadi setelah sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami dan
menimba begitu banyak ilmu-ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku ilmu
pengetahuan Islam ke dalam bahasa Eropa. Mereka dengan tekun mempelajari bahasa
Arab untuk dapat menerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan Islam.
Dalam sejarah Andalusia, kota Toledo pernah
menjadi pusat penerjemahan. Banyak sarjana-sarjana Eropa yang berdatangan ke
kota Toledo untuk belajar dan mendalami buku-buku ilmu pengetahuan Islam. Islam
di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah Islam. Sains dan Teknologi.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat
majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan),
al-Muwalladun (orang-orang spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang
berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara
Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada
penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Mujareb yang
berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua
komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan sumbangan intelektual terhadap
terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan llmiah,
sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol. Disamping dari faktor kemajemukan
masyarakatnya, negeri yang subur juga mendorong negeri Spanyol dalam mendatangkan
penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan
pemikir. Berikut dibawah ini uraian mengenai perkembangan intelektual di
masing-masing bidang:
a. Astronomi
Di bidang astronomi, sarjana Islam
al-Khawarizmi banyak sekali memberikan sumbangannya dengan karya-karyanya dan
mempunyai pengaruh terbesar terhadap kontribusi ilmu pasti diantara semua
penulis di abad pertengahan. Ia menulis buku al Jabr wa al-Muqabalah, yang
memuat daftar astronomi yang tertua dan al-Khwarizmi merupakan orang pertama
yang menyusun buku ilmu berhitung dan aljabar.
Namun disamping itu, tokoh yang paling
terkenal dalam ilmu astronomi adalah Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash. Ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia
juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata
surya dan bintang. Ada pula Al-majiriyah dari Cordova, al-Zarqali dari Toledo
dan Ibn Aflah dari Seville, merupakan para pakar ilmu perbintangan yang sangat
terkenal saat itu. .
b. Matematika
Ilmu eksakta yakni matematika mulai berkembang
karena didorong dengan adanya perkembangan filsafat. Ilmu pasti dikembangkan
orang Arab berasal dari buku India yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam
bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M). Dengan perantara buku ini,
kemudian Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan angka-angka India
seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di Eropa lebih dikenal
dengan angka Arab.
c. Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula
terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman
(832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar diimpor dari
Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar yang dapat
menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Dalam
keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat
Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di
Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi
dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum
opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail,
penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya
filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd
(1126-1198 M) mendominasi lapangan filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari
Cordova ini, dikenal sebagai komentator pikiran-pikiran Aristoteles sehingga
dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki ciri kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah
tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang al-Kindi terkenal dengan
menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-Platonis.
d. Kedokteran
Ada banyak sumbangan Islam yang sangat
menonjol dan telah menjadi dasar kemajuan Barat dalam ilmu kedokteran. Dokter
Islam, al-Kindi (809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925
M) yang oleh orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku
kedokteran berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Faraj bin
Salim (seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke dalam bahasa Latin dengan judul
Continens atas perintah Raja Farel dari Anyou. Ia memuat dan merangkum ilmu
ketabiban dari Persi, Yunani dan Hindu, dan hasil-hasil penyelidikan.
Ahli kedokteran yang terkenal pada saat itu
antara lain adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama
Abulcassis. Beliau adalah seorang ahli bedah terkenal dan menjadi dokter istana.
Ia wafat pada tahun 1013 M. Di antara karyanya yang terkenal adalah al-tasrif
terdiri dari 30 jilid. Selain al-Qasim, terdapat seorang filosuf besar bernama
Ibn Rusyd yang juga ahli dalam bidang kedokteran. Di antara karya besarnya
adalah Kulliyat al-Thib.
Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu
Sina (Avecinna). Ia menulis buku yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan
dalam bahasa Latin dengan judul Qonun of Medicine dan menjadi buku pegangan
diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15. Buku
kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat kira-kira 760 macam ilmu
dipakai pedoman terutama di Barat. Dikatakan oleh William Osler, bahwa diantara
kitab-kitab yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang tetap merupakan dasar ilmu
ketabiban untuk masa yang paling lama.
e. Sastra
Lahirnya karya-karya sastra di dorong oleh
kemajuan bahasa pada waktu itu. Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi
dalam pemerintahan Islam di Spanyol baik oleh orang-orang Islam maupun
non-islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka.
Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan
berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak bermunculan,
seperti al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl
al-Jazirah oleh Ibn Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath Ibn Khaqan, dan
banyak lagi yang lain
f. Sejarah
Dalam bidang ilmu sejarah ternyata karya-karya
ilmu sejarah ternyata juga memberikan sumbangan dan pengaruh dalam
pemikiran-pemikiran sarjana Barat. Ibnu Khaldun, melalui karya Muqaddimah-nya,
dialah yang pertama kali mengemukakan teori perkembangan sejarah, baik
berdasarkan penyelidikan faktor jasmani dan iklim, maupun kekuatan moral dan
ruhani. Sebagai orang yang mencari dan merumuskan hukum kemajuan dan keruntuhan
bangsa, maka Ibnu Khaldun dapat dianggap sebagai pencipta ilmu baru, karena tak
ada penulis Arab maupun Eropa yang mempunyai pandangan sejarah yang sejelas itu
dan mengulasnya secara filsafat. Buku Muqaddimah Ibnu Khaldun menjadi tumpuan
studi para ahli Barat dan ahli-ahli lainnya, dan kebebasan Ibnu Khaldun diakui
oleh sejarawan Toynbee.
EVALUASI
Bagaimana Kota Peradaban
Islam Bani Umayyah di Andalusia (756-1031
M)). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, silahkan
baca keterangan di atas
KESIMPULAN
22 komentar:
afika 7d hadir bapakkk
Samara Masa'a Matarani 7D hadir
Assalamualaikum Rogaiyah 7D, hadir pak
Nopl 7D hadir
Assalamualikum
Kirana cinta cantika 7D hadir pak
fadli rahmat izwadi
7D
Hadir
assalamu'alaikum, shandra aurora yudita 7d hadir
Assalamualaikum wr.wb Seiza Sarwa Muazah kelas 7.D hadirr
M.ramadhan haryawan 7D hadir
naira Naraya putri 7d hadir
Imam rizqi maulana 7D hadir
KIANO ANANDA PRATAMA
7D HADIR PAK
Arkhananta Althalladiyo 7D hadir
Assalamualaikum wr.wb Aurea Annora ch 7D hadir
Asslamualikum rizki 7d hadir
assalamualaikum zhafira fahrani k 7D hadir
riezky 7d hadir pak
Assallamualaikum muhammad nabil 7D hadir pak
Assallamualaikum Raffa jabar alhaya 7D hadir pak
Assallamuallaikum Fathir afkar 7D hadir pak
Assalamu'alaikum
Ghani farras ariswandi
7D
Hadir pak
Assalamualaikum
Wildan nawa azizan
Kelas 7D
Hadir pak
Posting Komentar