PAI KELAS 7A dan 7D ANDALUSIA: KOTA PERADABAN ISLAM DI BARAT (756-1031 M) Pertemuan Ke 1 dan 2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

(Pertemuan Ke 1 dan 2)

IDENTITAS

Hari / Tanggal     : Selasa / 20 Mei 2024

Mata Pelajaran   : Pendidikan Agama Islam

Kelas                  : 7 (Tujuh) B dan  C

Fase                   : D

Elemen Mapel    : Akhlaq

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran inquiry, peserta didik dapat menceritakan sejarah Bani Umayyah di Andalusia (756-1031 M)

APERSEPSI

Pada materi sebelumnya peserta didik sudah diarahkan dan dianggap sudah mampu memahami dan mengerti makna rukhsah dalam ibadah dalam menjalani kehidupan

JUDUL PEMBAHASAN

KOTA PERADABAN ISLAM BANI UMAYYAH DI ANDALUSIA (756-1031 M) (756-1031 M)

TUJUAN PEMBELAJARAN :

peserta didik dapat mengidentifikasi masalah atau memahami Kota Peradaban Islam Bani Umayyah di Andalusia (756-1031 M)

MATERI

Daulah Umayyah di Andalusia (756 M- 1031 M)

Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M, kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah satu penerus Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman ad-Dakhil dapat meloloskan diri pada tahun 755 M. Ia dapat lolos dari kejaran pasukan Bani Abbasiyah dan masuk ke Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian besar umat Islam di sana masih setia dengan Bani Umayyah. Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya sebagai amir (pemimpin) dengan pusat kekuasaan di Cordoba.

Adapun amir-amir Bani Umayyah yang memerintah di Andalusia (Spanyol) sebagai berikut:

a. Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman I), tahun 756-788 M.

b. Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun 788-796 M.

c. Al-Hakam bin Hisyam (al-Hakam I) , tahun 796-822 M.

d. Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman II) , tahun 822-852 M.

e. Muhammad bin Abdurrahman (Muhammad I) , tahun 852-886 M.

f. Munzir bin Muhammad, tahun 886-888 M.

g. Abdullah bin Muhammad, tahun 888-912 M.

h. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman III) , tahun 912-961 M.

i. Hakam al-Muntasir (al-Hakam II) , tahun 961-976 M.

j. Hisyam II, tahun 976-1009 M.

k. Muhammad II, tahun 1009-1010 M.

l. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.

m. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.

n. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.

o. Muhammad III, tahun 1023-1025 M.

p. Hisyam III, tahun 1027-1031 M.

Pada masa pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol), Cordoba menjadi pusat berkembangnya ilmu pengetahuan. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan amir yang ke-8 yakni Abdurrahman an-Nasir dan amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Kota Cordoba ditandai dengan adanya Universitas Cordoba. Universitas ini memiliki perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400.000 judul. Pada masa kejayaannya Cordoba memiliki 491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di kota ini tidak layak minum, pemerintah memiiki inisiatif untuk membangun instalasi air minum dari pegunungan sepanjang 80 km.

Tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan di Cordoba membuat berbagai inisiatif dan inovasi dalam rangka membuat kehidupan lebih sejahtera dan nyaman. Didirikannya masjid-masjid yang megah dan indah menunjukkan bahwa pada saat itu kesadaran untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan juga sangat tinggi.

Daulah Umayyah di Damaskus dan Andalusia memperlihatkan kemajuan Islam di jaman dahulu, sampai saat ini Islam terus berkembang, sebagai seorang muslim, kita harus meneruskan kemajuan tersebut dengan berusaha mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan petunjuk agama Islam.

Pendirian Umayah di Andalusia

Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada zaman kejayaan umayah. Andalusia berasal dari vandal yang berarti negri bangsa vandal, karena semenanjung Iberia pernah dikuasai oleh bangsa vandal sebelum terusir oleh bangsa ghotia Barat  (abad v M). Umat islam mulai menaklukan semenanjung Iberia pada zaman Khalifah al-walid ibn Abd al-Malik (86-96 H/705-715).

Penaklukan semenanjung Iberia diawali dengan undangan salah satu raja ghotia barat (Kristen) untuk membantunya melawan raja lainnya. Khalifah mengirim 500 orang pasukan yang dipipin oleh tarif ibnu malik  pada tahun 91 H/710 M dan mendarat disuatu tempat yang kemudian diberi nama tarifa. Ekspedisi ini dianggap berhasil dan tarif kembali ke afrika utara dengan utara  dengan membawa banyak harta rampasan. Pada tahun 92 H/711 M, ibn Nushair (gubernur afrika utara pada waktu itu) mengirim pasukan  sebanyak 7000 orang dibawaah pimpinan tariq ibn ziyad. Akhirnya tariq ibn ziyad berhasil  menguasai hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas bantuan musa ibn nusyair. Akhirnya, musa ibn nusyair mendeklarasikan semenanjung Iberia sebagai bagian dari kekuasaan umayah yang berpusat di damaskus. Ketika daulah umayah di damaskus dihancurkan oleh bani abbas, abd al-Rahman ibn mu’awiyah berhasil meloloskan diri dan menginjakan kakinya di Andalusia pada tahun 132 H/750 M. ia diberi gelar al-dakhil, karena beliau adalah pangeran dinasti umayah pertama yang menginjakan kakinya bdisemenanjung Iberia. Beliau berhasil menyingkirkan yusuf ibn abd al-rahman al-fihri yang menyatakan diri tunduk kepada dinasti bani abbas pada tahun 138 H/756 M. abd al-rahman al-dakhil memproklamirkan bahwa Andalusia lepas dari kekuasaan dinasti Bani Abbas dan ia memakai gelar amir (buakn khalifah).

Selama 32 tahun berkuasa, Abd al-Rahman al-Dakhil berhasil mengatasi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar . karena ketangguhannya, kemudian ia diberi gelar rajawali Quraisy. Karena kekuasaan dinasti bani abbas speninggal al-mutawakil (247 H/861M) semakin merosot, Abd al-rahman al-dakhil memproklamirkan diri sebagai khalifah dan memakai gelar amir almu’minin.

Sejak pertana kali menginjakkan kaki ditanah Andalusia hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat yang dilalui umat Islam di Andalusia dapat dibagi menjadi enam periode:

1. Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Andalusia berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik Andalusia belum tercapai secara sempurna, gangguan–gangguan masih terjadi baik dari dalam maupu luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan diantara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan, terutama antara Basbar asal Afrika Utara dan Arab. Didalam etnis arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus menerus bersaing, yaitu suku Qaisy (Ara Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkna konflik politik, terutama ketika tidak ada figus penguasa yang tangguh. Itulah sebabnya di Andalusia pada saat itu, tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasannya dalam jangka eaktu yang agak lama.

Gangguan dari luar dari sisa-sisa musuh lama di Andalusia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Karena seringnya konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar,  maka dalam periode ini Andalusia belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd AL Rahman Al Dakhil pada tahun 138 H/755 M.

2. Periode Kedua (755-912 M)

Pada periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan amir, tetapi tumduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh khalifah abbasiyah di Baghdad. Penguasa Andalusia pada periode ini adalah Abd Al Rahman Al Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd Al Rahman Al Ausath, Muhammad bin Abd Al Rahman, Munzir bin Muhammad dan Abdullah bin Muhammad.

Mengenai Ad Dakhil, diceritakan sewaktu dinasti bani umayyah tumbang oleh dinasti abbasiyah terjadi pembunuhan massal dan pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayah. Ia melarikan diri menyusuri Afrika Utara hingga tiba di Meknes. Maroko dan pindah ke Melilla, dekat Ceuta di pesisir laut tangah menghadap semenanjung Liberia. Inilah buat pertama kalinya seorang pangeran Bani Umayyah masuk ke Andalusia, sehingga ia mendapat gelar Ad Dakhil. Setelah melumpuhkan penguasa Andalusia, Yusuf bin Abd Ar Rahman, ia akhirnya berkuasa disana.

Pada periode ini, Andalusia mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang perdaban. Abd Al Rahman Al Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah dikota-kota besar. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hukum dikenal sebagai pembaharu dalam bidang militer. Dialah yang memprakasai tentara bayaran di Andalusia. Sedang Abd Al Rahman Al Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.

Pada periode ini, berbagai ancaman dan kerusakan terjadi. Pada pertengahan abad ke 9 M. Stabilitas munculnya gerakan Kristen fanatic yang mencari kesyahidan (Martydom). Tetapi gerakan ini tidak mendapat simpati dikalangan intern Kristen sendiri, karena pemerintahan Islam kala itu mengembangkan kebebasan beragama. Peribadatan tidak dihilangi, bahkan mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerinthan atau emnajdi karyawan pada intansi militer. Gangguan politik paling serius dating dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk Negara kota dan bertahan sampai 80 tahun. Disamping itu, sejumlah orang yang tidak puas terhadap penguasa melancarkan revolusi, yang terpenting diantaranya pemberontakan Hafshun dan anaknya yang berpusat dipegunungan dekat Malaga.

3. Periode Ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini, Andalusia diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Penggunaan gelar ini berawal dari berita bahwa al muktadir. Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Maka Abdurrahman III menilai bahwa keadaan ini menunjukkan suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan moment yang paling tepat untuk mmakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Maka dari itu, gelar khalifah ini mulai dipakai sejak tahun 929 M Khalifah besar yang memerintah pada periode ini yaitu Abd Al Rahman Al Nasir (912-916 M), Hakam II (961-976M) dan Hisyam II (976-1009M).

Pada periode ini, Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi Baghdad di timur. Al Nashir mendirikan universitas di cordova yang perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga juga seoreang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.

4. Periode ke empat ( 1013-1086)

Pada periode ini Andalusia terpecah menjadi lebih 20 kerajaan kecil. Masa ini disebut Muluk Al-Thawaif (Raja Golongan) mereka mendirikan kerajaan berdasarkan etnis Barbar. Slovia ata u Andalus yang bertikai satu sama lain sehingga menimbulka keberania umat Kristen di utara untuk menyerang. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, para pihak yangbertikai sering meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Periode ini meskipun terjadi ketidakstabilan tetapi dalam bidang peradaban mengalami kemajuan karena masing-masing ibu kota kerajaan local ingin menyaingi Cordova sehingga muncullah kota-kota besar seperti Toledo, Sevilla, Malaga, dan Granada.

5. Periode ke lima (1086-1248)

Pada periode ini meskipun Andalusia terpecah-pecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yakni dinasti Murabhitun (1086-1143) dan dinasti Muwahidun (1146-1235 M). murabhitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf bin Tasytin di afrika utara. Ia masuk ke Andalusia atas undangan penguasa islam disana yang tengah menikul beban berat perjuangan mempertahankan negri dari serangan orang Kristen. Ia dan tentaranya masuk Andalusia pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan castilia. Karena perpecahan dikalangan raja- raja muslim, yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Andalusia dan berhasil. Tetapi sepenggantinya adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir baik di afrika utara maupun Andalusia sendiri.

Sepeninggal murabhitun, muncul-muncul dinasti kecil, tapi berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M, dinasti muwahidun di afrika utara yang didirikan oleh mehammad bin tumart. Dinasti ini datang ke Andalusia dibawah pimpinan abd al mun’im. Antara tahun 1114 dan 1115 M, kota-kota muslim penting di Andalusia seperti cordova. Almeria dan cannada jatuh di bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur akan tetapi, tidak lama setelah itu Muwahhidun mengalami keambrukan. Tentara Kristen, pada tahun 1212 M, mendapat kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami oleh Muwahhidun memaksa penguasanya keluar dari Andalusia dan kembali ke afrika utara pada tahun 1235 M. Tahun 1238 M cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh di tahun 1248 M. Seluruh Andalusia kecuali Granada lepas dari kekuasaan islam.

6. Periode ke enam (1248-1492)

Pada periode ini, islam hanya berkuasa di daerah Granada. Di bawah dinasti bani ahmar (1232-1492 M) yang didrikan oleh Muhammad bin Yusuf bin Nasr bin al-Ahmar. Peradaban mengalami kemajuan tetapi hanya berkuasa di wilayah yang kecil seperti pada masa kekuasaan Abdurrahman an –Nashir. Namun pada decade terkhir abad 14 M, dinasti ini telah lemah akibat perebutan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan olen kerajaan Kristen yang telah mempersatukan diri melalui pernikahan antar Esabella dan Aragon dengan raja Ferdinand dari Castilla untuk bersama-sama merebut kerajaan Granada. Pada tahun 1487 menguasai Almeria tahun 1492 menguasai Granada. Raja terakhir Granada, Abu Abdullah, melarikan diri ke afrika utara.

Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia

1. Perkembangan Pembangunan

Kemajuan Bani Umayyah di Andalusia diraih pada masa pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai dengan pembangunan yang megah diantaranya:

A. Al-Qashr al-Kabir , kota satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.

B. Rushafat, istana yang dikelilingi oleh taman yang di sebelah barat laut Cordova.

C. Masjid jami’ Cordova, dibangun tahun 170 H/786 M yang hingga kini masih tegak.

D. Al-Zahra, kota satelit di bukit pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir ditengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik perhiasan.

2. Perkembangan Ekonomi

Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada pola-pola negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual-belikan , meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma, tebu, pisang, kapas, rami dan sutera. Pada saat yang sama, Spanyol memasuki fase perdagangan yang cerah lantaran hancurnya penguasaan armada Bizantium terhadap wilayah barat laut Tengah. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional.

3. Perkembangan Intelektual

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak sekali kontribusi bagi kebangunan budaya Barat. Kebangkitan intelektual dan kebangunan kultural Barat terjadi setelah sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami dan menimba begitu banyak ilmu-ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Islam ke dalam bahasa Eropa. Mereka dengan tekun mempelajari bahasa Arab untuk dapat menerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan Islam.

Dalam sejarah Andalusia, kota Toledo pernah menjadi pusat penerjemahan. Banyak sarjana-sarjana Eropa yang berdatangan ke kota Toledo untuk belajar dan mendalami buku-buku ilmu pengetahuan Islam. Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Sains dan Teknologi.

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Mujareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan sumbangan intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan llmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol. Disamping dari faktor kemajemukan masyarakatnya, negeri yang subur juga mendorong negeri Spanyol dalam mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Berikut dibawah ini uraian mengenai perkembangan intelektual di masing-masing bidang:

a. Astronomi

Di bidang astronomi, sarjana Islam al-Khawarizmi banyak sekali memberikan sumbangannya dengan karya-karyanya dan mempunyai pengaruh terbesar terhadap kontribusi ilmu pasti diantara semua penulis di abad pertengahan. Ia menulis buku al Jabr wa al-Muqabalah, yang memuat daftar astronomi yang tertua dan al-Khwarizmi merupakan orang pertama yang menyusun buku ilmu berhitung dan aljabar.

Namun disamping itu, tokoh yang paling terkenal dalam ilmu astronomi adalah Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang. Ada pula Al-majiriyah dari Cordova, al-Zarqali dari Toledo dan Ibn Aflah dari Seville, merupakan para pakar ilmu perbintangan yang sangat terkenal saat itu.                                       .

b. Matematika

Ilmu eksakta yakni matematika mulai berkembang karena didorong dengan adanya perkembangan filsafat. Ilmu pasti dikembangkan orang Arab berasal dari buku India yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M). Dengan perantara buku ini, kemudian Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan angka-angka India seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di Eropa lebih dikenal dengan angka Arab.

c. Filsafat

Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Dalam keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.

Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.

Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki ciri kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-Platonis.

d. Kedokteran

Ada banyak sumbangan Islam yang sangat menonjol dan telah menjadi dasar kemajuan Barat dalam ilmu kedokteran. Dokter Islam, al-Kindi (809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku kedokteran berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Faraj bin Salim (seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke dalam bahasa Latin dengan judul Continens atas perintah Raja Farel dari Anyou. Ia memuat dan merangkum ilmu ketabiban dari Persi, Yunani dan Hindu, dan hasil-hasil penyelidikan.

Ahli kedokteran yang terkenal pada saat itu antara lain adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama Abulcassis. Beliau adalah seorang ahli bedah terkenal dan menjadi dokter istana. Ia wafat pada tahun 1013 M. Di antara karyanya yang terkenal adalah al-tasrif terdiri dari 30 jilid. Selain al-Qasim, terdapat seorang filosuf besar bernama Ibn Rusyd yang juga ahli dalam bidang kedokteran. Di antara karya besarnya adalah Kulliyat al-Thib.                                       

Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Qonun of Medicine dan menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15. Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat kira-kira 760 macam ilmu dipakai pedoman terutama di Barat. Dikatakan oleh William Osler, bahwa diantara kitab-kitab yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang tetap merupakan dasar ilmu ketabiban untuk masa yang paling lama.      

e. Sastra

Lahirnya karya-karya sastra di dorong oleh kemajuan bahasa pada waktu itu. Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol baik oleh orang-orang Islam maupun non-islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak bermunculan, seperti al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath Ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain

f. Sejarah

Dalam bidang ilmu sejarah ternyata karya-karya ilmu sejarah ternyata juga memberikan sumbangan dan pengaruh dalam pemikiran-pemikiran sarjana Barat. Ibnu Khaldun, melalui karya Muqaddimah-nya, dialah yang pertama kali mengemukakan teori perkembangan sejarah, baik berdasarkan penyelidikan faktor jasmani dan iklim, maupun kekuatan moral dan ruhani. Sebagai orang yang mencari dan merumuskan hukum kemajuan dan keruntuhan bangsa, maka Ibnu Khaldun dapat dianggap sebagai pencipta ilmu baru, karena tak ada penulis Arab maupun Eropa yang mempunyai pandangan sejarah yang sejelas itu dan mengulasnya secara filsafat. Buku Muqaddimah Ibnu Khaldun menjadi tumpuan studi para ahli Barat dan ahli-ahli lainnya, dan kebebasan Ibnu Khaldun diakui oleh sejarawan Toynbee.

EVALUASI

Bagaimana Kota Peradaban Islam Bani Umayyah di Andalusia (756-1031 M)). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, silahkan baca keterangan di atas

KESIMPULAN

Peserta didik diharapkan mampu memahami Kota Peradaban Islam Bani Umayyah di Andalusia (756-1031 M)

22 komentar:

afika 7d mengatakan...

afika 7d hadir bapakkk

Samara Masa'a Matarani mengatakan...

Samara Masa'a Matarani 7D hadir

Rogaiyah mengatakan...

Assalamualaikum Rogaiyah 7D, hadir pak

Anonim mengatakan...

Nopl 7D hadir

Anonim mengatakan...

Assalamualikum
Kirana cinta cantika 7D hadir pak

Fadli Rahmat Izwady mengatakan...

fadli rahmat izwadi
7D
Hadir

Anonim mengatakan...

assalamu'alaikum, shandra aurora yudita 7d hadir

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum wr.wb Seiza Sarwa Muazah kelas 7.D hadirr

Muhammad Ramadhan Haryawan mengatakan...

M.ramadhan haryawan 7D hadir

Naira Naraya Putri mengatakan...

naira Naraya putri 7d hadir

Muhammad Ramadhan Haryawan mengatakan...

Imam rizqi maulana 7D hadir

7-3 mengatakan...

KIANO ANANDA PRATAMA
7D HADIR PAK

Arkhananta mengatakan...

Arkhananta Althalladiyo 7D hadir

Aurea Annora ch mengatakan...

Assalamualaikum wr.wb Aurea Annora ch 7D hadir

Rizkipurnomo mengatakan...

Asslamualikum rizki 7d hadir

Anonim mengatakan...

assalamualaikum zhafira fahrani k 7D hadir

afika 7d mengatakan...

riezky 7d hadir pak

Nabil mengatakan...

Assallamualaikum muhammad nabil 7D hadir pak

Raffa mengatakan...

Assallamualaikum Raffa jabar alhaya 7D hadir pak

Anonim mengatakan...

Assallamuallaikum Fathir afkar 7D hadir pak

Fadli Rahmat Izwady mengatakan...

Assalamu'alaikum
Ghani farras ariswandi
7D
Hadir pak

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum
Wildan nawa azizan
Kelas 7D
Hadir pak