PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
membaca Q.S. Ar-Rum 41
IDENTITAS
Mata Pelajaran |
Pendidikan Agama Islam |
Kelas / Fase |
8 (Delapan) / Fase D |
Elemen Mapel |
Al-Quran dan Hadist |
Pertemuan Ke |
1 (Satu) |
Guru Pengampu |
Achmad Rifki, S.Ag |
Waktu Pembelajaran |
Senin, Rabu, Kamis dan Jum’at / 15, 17,
18 dan 19 Juli 2024 (Sesuai Jadwal) |
CAPAIAN PEMBELAJARAN
(CP)
Elemen Mapel |
Capaian Pembelajaran |
Al-Quran dan Hadist |
Pada akhir fase ini, peserta didik
mampu: Mantap secara spiritual, berakhlak
mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan
peserta didik kepada: 1) Bergotong Royong, 2) Berkebhinekaan Global, 3) Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa |
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pemahaman dan penyampaian
materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat
membaca dan mengetahui makna yang terkandung dalam QS. Ar-Rum ayat 41 dengan baik serta mempresentasikan maknanya
di depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai
dengan diferensiasi gaya belajar siswa.
Assalamu'alaikum Wa
Rohmatullahi .Wa Barokatuh.
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ
العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ
وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin,
wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa
wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum
biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Sebelum kita memasuki materi hari ini, mari kita ingat lagi tentang materi Al-Quran Dan Sunnah Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran Dan Hadits adalah sumber
pedoman hidup, dan sumber hukum dan ajaran islam tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Al-Quran adalah sumber pertama dan utama yang mengandung banyak
ajaran umum. Sedangkan, Hadits sebagai sumber ajaran kedua dapat menjelaskan
keumuman dari Al-Qur’an itu sendiri. Fungsi tersebut antara lain menjelaskan
isi dan menerapkan metode pengajaran yang masih bersifat luas bagi manusia.
Al-Quran secara linguistik berasal
dari istilah "qara'a-yaqra'u-qira'atan-Quran", yang merupakan sesuatu
yang dibaca atau dinarasikan. Pada saat yang sama, dari segi terminologi,
adalah Kalamullah yang diutus kepada Nabi Muhammad yang sampai kepada kita
secara mutawatir atau berangsur-angsur dan membacanya bisa berfungsi sebagai
ibadah. Secara etimologis, Hadits berasal dari kata ( حدث – يحدث )
yang berarti al-jadid "hal baru" atau khabar "berita". Atau
Hadits juga bisa diartikan sebagai “pernyataan, perbuatan, persetujuan
diam-diam atau sifat Nabi Muhammad SAW”
MATERI
PELESTARIAN ALAM DAN
LINGKUNGAN
Al-Quran Tentang Tata
Ruang dan Kelestarian Lingkungan
Konsep Perencanaan
Tata Ruang Di Dalam Islam
“Dialah (Allah) yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami
turunkan dari langit air yang amat bersih, agar kami menghidupkan dengan air
itu negeri (tanah) yang mati, agar kami member minum dengan air itu sebagian
besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak”. (
Al-Furqan : 48-49)
Penjelasan dari Al-Furqan 48-89 adalah
bahwa manusia haruslah selalu mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Oleh
Allah SWT. Tentunya nikamat tersebut senantiasa kita jaga kita rawat dan kita
lestarikan agar kelak nanti anak cucu kita masih dapat menikmati atas apa yang
telah diberikan-Nya. Serta merencanakan pembangunan tata ruang yang tidak
merugikan masyarakat, berharap pembangunan dan perkembangan kota menuju Button
Up Top Down yaitu perekembangan kota mengarah kepada masyarakat lapisan bawah.
Terkadang kebijakan Pembangunan tata
ruang yang tidak didasari dengan hati nurani dan tidak berpedomana pada ajaran
Islam kedepannya akan menimbulkan suatu permasalahan yang lebih besar, sudah
banyak kasus-kasus Tata Ruang kota yang perencanaannya tidak berpedomana pada
nilai-nilai islam, akhirnya yang terjadi adalah kerusakan, dan bencana.
Konsep perencanaan Tata ruang didalam
Islam sudah lama terkonsep dengan baik terbukti bahwa adanya bangunan bernuansa
Islam misalnya di Majene sendiri terdapat situs Masjid tua di Lingkungan
Salabose Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae dan di Negara luar misalnya di
Iskandariah, Madinah, Andalusia ( Spanyol), Basrah, Kufah, Baitul Maqdis,
Baitul Laham (Bethelem), Darussalam (Yerussalem), artinya hasil karya Islam
tersebut telah menjadi sejarah dunia (Drs Dyayadi MT, Tata Ruang kota menurut
Islam). Sehingga sebagai generasi penerus senantiasa untuk tetap berpegang
teguh kepada ajaran Islam tentunya dalam kontek penataan ruang.
Selama ini masih banyak kita temui
penataan ruang dalam rangka mempercantik estetika ruang dengan menggunakan
Patung-patung, padahal dalam islam pembuatan patung dilarang oleh Allah,
sebagai Hadist Rosullullah ”barang siapa membuat patung maka sesungguhnya allah
akan menyiksanya sehingga ia memberi nyawa pada patung untuk selama-lamanya”
(HR. Al Bukhari).
Pembangunan tata ruang setidaknya
memperhatikan pula akan kondisi sosial masyarakat, kelestarian alam, dan
aturan-aturan yang berlaku suatu contoh : Pembangunan tata ruang yang telah
melanggar aturan,misalnya alih fungsi lahan, serta pembangunan kota yang keluar
dari nilai-nilai Islam misalnya : Merebaknya gemerlapan kehidupan kota yang
tidak Islami dengan adanya beberapa tempat lokalisasi dengan
fasilitas-fasilitas seperti itu suasana kota semakin buram, runyam karena telah
keluar jauh sekali dari tatanan nilai-nilai islam.
Dari paparan diatas dapat kita
simpulkan bahwa pembangunan kota yang sebenarnya merusak moral bangsa, merusak
kaidah islam, tunggu saatnya kehancuran dan bencana akan menanti. Suatu contoh
yang pernah terjadi adalah , sebagaimana Allah telah pernah menimpakan bencana
kepada dua buah kota Zaman nabi Luth yaitu kota Sadum dan Gamuroh karena mereka
melakukan Homo sexual (Liwath) demikian pula kota Aad dan Iram yang juga
dihancurkan Allah karena penduduknya yang Zhalim dan melakukan maksiat. Seperti
halnya firman Allah “Berapalah banyaknya kota yang kami telah membinasakannya,
yang penduduknya dalam kedaan Zalim, maka (tembok-tembok) kota roboh menutupi
atap-atapnya dan (beberapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan
Istana yang tinggi tidak ada penghuninya. Azab yang diberikan oleh Allah banyak
bentuknya bisa berupa banjir bandang (Nabi Nuh, ), penyakit menular(zaman nabi
Musa), hujan batu(zaman nabi Luth) dan gempa bumi sebagaimana termaktub dalam Al
Quran.
Friman Allah”Dan janganlah kamu
membuat kerusakan dimuka bumi sesudah (allah)memperbaikinya dan berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut(tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik. Namun pada kenyataannya yang terjadi di Negara Indonesia selama
ini masyarakatnya banyak merusak lingkungan. Sehingga permasalahan tata ruang
kota yang semakin komplek.
Suatu ketika kita akan melihat bencana
dan kerusakan-kerusakan di suatu wilayah, daerah maupun kawasan yang telah
ingkar apa yang diberikan Oleh Allah. Di Indonesia kita dapat melihat bencana
yang terjadi selama ini merupakan bentuk dari peringatan Allah SWT kepada
manusia untuk senantiasa menjaga lingkungan jangan ada yang mengekploitasi dan
menyalahgunakannya.
Memperbaiki
Lingkungan
Kita Sebagai Umat Islam hendaknya
menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian dan keserasian Lingkungan, sebab
dalam berbagai ayat Al-Quran telah melarang umat Islam merusak ekosistemnya
atau lingkungan hidupnya. Jika hal ini kita langgar, kita tidak saja melakukan
dosa besar, tetapi kita juga akan menyengsarakan masyarakat banyak (Publik)
yang harus menerima social cost akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.
Dikaitkan dengan hal ini Allah SWT berfirman
“oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang
siapa yang telah membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan seorang
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampui batas dalam berbuat kerusakan-kerusakan
di muka bumi.
Dari ayat tersebut diatas jelaslah
Allah membolehkan menghukum mati orang-orang yang melakukan pengrusakan di muka
bumi. Perusakan dimuka bumi dengan arti luas yakni melakukan pemboman tanpa
alasan, mengebom masyarakat sipil ketika berperang (bombardier ), merusak
hutan, mencemarkan daratan, lautan dan sungai dengan bahan beracun dan berhaya,
pembocoran radio aktif (reactor nuklir) mengepras bukit untuk kepentingan
pribadi dan sebagainya. Artinya perbuatan merusak lingkungan, selain pengeboman
yang jelas-jelas merupakan kesejahteraan perang sangat bertentangan dengan
konferensi jenewa, maka perusakan lingkungan selain karena perang akan sangat
membahyakan masyarakat pada umunnya. Sebab hal ini dapat menyebabkan banjir,
tanah longsor, keracunan masal (terkontaminasi) penyakit menular dan
sebagainya.
Saat ini kita perlu berbenah diri
untuk senantiasa mengharap ridho kepada Allah SWT, selalu bersyukur atas nikmat
yang telah diberikan-Nya.jangan melanggar aturan-aturan dalam syaria’at Islam,
mengetahui posisi kita ada dimana sehingga kita tidak akan salah dalam
melangkah. Dalam ajaran Islam siapa yang mengerjakan baik maka kelak hidupnya
akan bermanfaat, tetapi apabila siapa yang curang, culas, serakah maka kelak
akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Balasan yang sifatnya kecil hingga
balasan yang manusia tidak bisa memperhitungkan, kerusakan material dan
kematian yang dasyat.. Jika secara hukum tidak bisa membuat mereka
jera(pengambil keputusan) maka balasan dari Allah SWT lah yang akan membuat
mereka jera. wallahu alam.
EVALUASI
1.
Siswa dan guru
menyimpulkan pembelajaran hari ini.
2.
Refleksi pencapaian
siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses
pembelajaran dan perbaikan.
3.
Menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
4.
Guru mengakhiri
kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar
dan diakhiri dengan berdoa.
KESIMPULAN
Bagaimana anak anak, pada materi kali
ini apakah kalian sudah memahami makna dan mampu membaca QS. Ar-Rum: 41...?
Baiklah... Berikut kesimpulan
materinya : Sebagai pedoman hidup, Al-Quran adalah pedoman bagi seluruh umat
manusia. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam harus mampu membaca Al-Quran
dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah hukum dan makhraj yang berlaku. Karena
keselamatan hidup di masa yang akan datang. Aturannya adalah arah jalan yang
lurus.
Tetap semangat dalam belajar tanpa batas karena islam
mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG
LAHAT.
BUKU REFERENSI :
Buku Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.
Buku Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti Tiga serangkai Kurikulum merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar