PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
membaca QS. Ibrahim ayat 32
IDENTITAS
Mata Pelajaran |
Pendidikan Agama Islam |
Kelas / Fase |
8 (Delapan) / Fase D |
Elemen Mapel |
Al-Quran dan Hadist |
Pertemuan Ke |
2 (Dua) |
Guru Pengampu |
Achmad Rifki, S.Ag |
Waktu Pembelajaran |
Senin, Rabu, Kamis dan Jum’at / 22, 24,
25 dan 26Juli 2024 (Sesuai Jadwal) |
CAPAIAN PEMBELAJARAN
(CP)
Elemen Mapel |
Capaian Pembelajaran |
Al-Quran dan Hadist |
Pada akhir fase ini, peserta didik
mampu: Mantap secara spiritual, berakhlak
mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan
peserta didik kepada: 1) Bergotong Royong, 2) Berkebhinekaan Global, 3) Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa |
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pemahaman dan penyampaian
materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat membaca
dan mengetahui makna yang terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 32 dengan baik serta mempresentasikan maknanya
di depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai
dengan diferensiasi gaya belajar siswa.
Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi
.Wa Barokatuh.
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ
العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ
وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi
robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal
mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi
aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Sebelum kita memasuki materi hari ini,
mari kita ingat lagi tentang materi Al-Quran
Dan Sunnah Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran Dan Hadits adalah
sumber pedoman hidup, dan sumber hukum dan ajaran islam tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Al-Quran adalah sumber pertama dan utama yang mengandung
banyak ajaran umum. Sedangkan, Hadits sebagai sumber ajaran kedua dapat
menjelaskan keumuman dari Al-Qur’an itu sendiri. Fungsi tersebut antara
lain menjelaskan isi dan menerapkan metode pengajaran yang masih bersifat luas
bagi manusia.
Al-Quran secara linguistik berasal
dari istilah "qara'a-yaqra'u-qira'atan-Quran", yang merupakan sesuatu
yang dibaca atau dinarasikan. Pada saat yang sama, dari segi terminologi,
adalah Kalamullah yang diutus kepada Nabi Muhammad yang sampai kepada kita
secara mutawatir atau berangsur-angsur dan membacanya bisa berfungsi sebagai
ibadah. Secara etimologis, Hadits berasal dari kata ( حدث
– يحدث ) yang berarti al-jadid "hal baru" atau khabar
"berita". Atau Hadits juga bisa diartikan sebagai “pernyataan,
perbuatan, persetujuan diam-diam atau sifat Nabi Muhammad SAW”
MATERI
Pentingnya Menjaga
Kelestarian Lingkungan Menurut Ajaran Islam
Menjaga dan melestarikan lingkungan
berupa ruang hidup bersama (atau biasa dikenal dengan istilah ruang publik)
sejatinya kewajiban seluruh elemen masyarakat secara umum dan para pengambil
kebijakan secara khusus. Hal ini tak lain karena kenyamanan lingkungan akan
dirasakan langsung oleh masyarakat luas. Pun demikian sebaliknya,
ketidaknyamanan di ruang publik akan berdampak dan dirasakan langsung oleh
semua masyarakat. Pada zaman seperti sekarang, kesadaran untuk menjaga
lingkungan menjadi tantangan yang sangat serius dalam kehidupan bermasyarakat.
Di dalam kota-kota besar, contohnya, kemacetan lalu lintas telah menjadi
kenyataan hidup sehari-hari. Karena sudah menjadi kebiasaan, kemacetan lalu
lintas kerap tidak dianggap sebagai masalah serius yang berkaitan dengan
lingkungan.
Begitu juga dengan persoalan banjir.
Pada musim hujan, tempat-tempat yang awalnya tampak angkuh dan megah, tak
jarang berubah menjadi kolam air yang disertai dengan tumpukan sampah yang
sangat mengganggu pemandangan dan kesehatan. Bahkan jalan-jalan yang lebar dan
asri pun berubah menjadi selokan-selokan besar yang mengulari perkotaan.
Sementara di sisi lain, pembangunan
terus digalakkan hampir di semua sudut kota. Pelbagai macam alat-alat berat
terus beroperasi di mana-mana untuk menciptakan gedung-gedung mewah atau
mengeruk aneka macam kekayaan alam. Sebagai pemegang amanah dari rakyat dan
kekuasaan, pemerintah di semua lapisannya merupakan pihak yang terkait langsung
dengan pelestarian atau pun penjagaan lingkungan. Dengan kata lain, pemerintah
harus berada di barisan terdepan dalam upaya menciptakan lingkungan yang
bermaslahat bagi semua elemen masyarakat. Yaitu melalui tata kota yang
terencana, terukur, dan memerhatikan kemaslahatan bersama.
Dalam perspektif Islam, kebijakan
pemerintah atau seorang pemimpin harus memerhatikan kemaslahatan masyarakat.
Karena kemaslahatan masyarakat merupakan salah satu tujuan utama dan terutama
dari sebuah kepemimpinan ataupun pemerintahan. Inilah yang dalam kaidah hukum
Islam (fikih) dikenal dengan istilah
تَصَرُّفُ اْلامَامِ
عَلَى الرَّعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ
"Kebijakan pemerintah ataupun pemimpin
terhadap rakyat atas dasar kemaslahatan mereka."
alam semangat kepemimpinan sebagaimana
di atas, kebijakan pemerintah terkait dengan pembangunan harus dirancang dan
dijalankan sesuai dengan kemaslahatan lingkungan berupa ruang publik. Yaitu
dengan perencanaan yang matang dan terukur terkait dengan tata kota; mana
wilayah pembangunan dan mana wilayah serapan.
Pemilahan-pemilahan seperti di atas
sangat penting untuk memerhatikan hak-hak dan fungsi lingkungan. Hingga pada
berkembangan berikutnya lingkungan tidak merampas hak-hak hidup masyarakat
dalam bentuk musibah-musibah alam. Allah swt berfirman:
وَمَانُرْسِلُ
المُرْسَلِيْنَ إِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ
فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْن
"Dan Kami tidak mengutus para
Rasul kecuali sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Maka barangsiapa
beriman dan berbuat kemaslahatan, maka bagi mereka tidak akan takut dan
sedih." (Qs. al-: 48)
Ayat al-Quran di atas menegaskan
tentang misi diutusnya para Rasul: tidak lain untuk membawa kemaslahatan bagi
umatnya melalui kabar gembira dan peringatan yang akan menuntun hidup mereka.
Misi yang mulia tersebut dijamin oleh Tuhan dengan surga di hari akhirat nanti.
Dalam kitab tafsir Mafâtîh Al-Ghayb, Imam ar-Razi menegaskan ayat tersebut
hendak meneguhkan misi kenabian yang di dalamnya menggabungkan antara dimensi
iman dan dimensi kemaslahatan umat. Keduanya merupakan kekuatan yang
mahadahsyat dalam rangka membangun masyarakat yang dicintai Allah swt. Yaitu
masyarakat yang makmur dan mendapatkan berkah-Nya. Seluruh manusia mempunyai
kewajiban yang kurang lebih sama untuk menjaga dan memerhatikan kemaslahatan
lingkungan. Yaitu dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi lingkungan dan
masyarakat luas, sekaligus menghindari hal-hal yang bersifat negatif terhadap
lingkungan dan kehidupan bersama. Islam sangat memperhatikan kemaslahatan
manusia, terutama kemaslahatan yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
Dalam Islam, gagasan kemaslahatan dimaksudkan untuk mendorong umatnya agar
senantiasa melakukan kebaikan sebanyak mungkin. Walaupun kebaikan tersebut
menyangkut hal-hal yang sederhana. Dalam
sebuah Hadits disebutkan bahwa perbuatan menyingkirkan duri yang dapat mengganggu
orang di jalan merupakan bagian dari keimanan. Sebaliknya, dalam konteks
keburukan disebutkan bahwa seorang yang sengaja mengurung kucing bisa
menyebabkannya masuk neraka. Prinsip
kemaslahatan dalam Islam diabadikan oleh Imam An-Nawawi dalam kumpulan hadis
40, yang dikenal dengan Hadis al-Arba’în al-Nawawî:
لاَ ضَرَرَ وَلاَ
ضِرَارَ فِي الْاِسْلاَمِ
"Tidak ada kemudharatan dan
memudharatkan dalam Islam" Hadits tersebut ingin memastikan, bahwa sebagai
umat Islam kita diperintahkan agar senantiasa melaksanakan sesuatu yang membawa
manfaat bagi orang lain. Sedangkan hal-hal yang membawa dampak bahaya atau
kemudaratan hendaknya dijauhi. Sebab Islam sama sekali tidak menoleransi
berbagai tindakan yang merugikan orang lain.
Dalam konteks seperti ini, membuang sampah pada tempatnya sebagai bagian
nyata dari perhatian terhadap lingkungan mempunyai makna yang sangat penting,
walaupun perbuatan tersebut mungkin tampak sederhana. Dengan membiasakan diri
membuang sampah pada tempatnya, masyarakat sesungguhnya telah berperan besar
dalam upaya menjaga kemaslahatan ruang publik. Harus diperhatikan bersama, pada
awalnya kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya mungkin tidak terasa
dampaknya. Apalagi sampah tersebut hanyalah berkas-berkas atau pun hal-hal
kecil lainnya. Namun demikian, tidak ada hal kecil apabila terus dilakukan,
apalagi orang lain kemudian turut melakukannya. Dengan kata lain, membuang
sampah ringan tidak pada tempatnya pada akhirnya akan menimbulkan gunung sampah
bila terus dilakukan. Apalagi perbuatan seperti ini kemudian dilakukan oleh
banyak orang. Tatkala kejahatan yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan
sudah melampaui batas kewajaran, alam pun pada akhirnya membalasnya dalam
bentuk-bentuk musibah yang terjadi. Sebagaimana telah disampaikan, ketika
musibah terjadi, dia tak lagi memerhatikan siapa yang baik atau siapa yang
buruk, siapa yang melakukan sampah tidak pada tempatnya dan siapa yang membuang
sampah pada tempatnya
EVALUASI
1.
Siswa dan guru
menyimpulkan pembelajaran hari ini.
2.
Refleksi pencapaian
siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses
pembelajaran dan perbaikan.
3.
Menginformasikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
4.
Guru mengakhiri
kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar
dan diakhiri dengan berdoa.
KESIMPULAN
Bagaimana anak anak, pada materi kali
ini apakah kalian sudah memahami makna dan mampu membaca QS. Ibrahim ayat 32...?
Baiklah... Berikut kesimpulan
materinya : Sebagai pedoman hidup, Al-Quran adalah pedoman bagi seluruh umat
manusia. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam harus mampu membaca Al-Quran
dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah hukum dan makhraj yang berlaku. Karena
keselamatan hidup di masa yang akan datang. Aturannya adalah arah jalan yang
lurus.
Tetap semangat dalam belajar tanpa batas karena islam
mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG
LAHAT.
BUKU REFERENSI :
Buku Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.
Buku Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti Tiga serangkai Kurikulum merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar