PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
Membaca QS Az-Zukhruf · Ayat 13
IDENTITAS
Mata Pelajaran |
Pendidikan Agama Islam |
Kelas / Fase |
8 (Delapan) / Fase D |
Elemen Mapel |
Al-Quran dan Hadist |
Pertemuan Ke |
3 (Tiga) |
Guru Pengampu |
Achmad Rifki, S.Ag |
Waktu Pembelajaran |
Senin, Rabu, Kamis dan Jum’at / 29,
31Juli, 1 dan 2 Agustus 2024 (Sesuai Jadwal) |
CAPAIAN PEMBELAJARAN
(CP)
Elemen Mapel |
Capaian Pembelajaran |
Al-Quran dan Hadist |
Pada akhir fase ini, peserta didik
mampu: Mantap secara spiritual, berakhlak
mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan
peserta didik kepada: 1) Bergotong Royong, 2) Berkebhinekaan Global, 3) Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa |
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pemahaman dan penyampaian
materi melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat membaca
dan mengetahui makna yang terkandung dalam QS Az-Zukhruf · Ayat 13 dengan baik serta mempresentasikan maknanya
di depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map atau karya lain sesuai
dengan diferensiasi gaya belajar siswa.
Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi
.Wa Barokatuh.
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ
العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ
وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi
robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal
mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi
aj’ma’iin,wa mantabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Sebelum kita memasuki materi hari ini,
mari kita ingat lagi tentang materi Al-Quran
Dan Sunnah Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran Dan Hadits adalah
sumber pedoman hidup, dan sumber hukum dan ajaran islam tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Al-Quran adalah sumber pertama dan utama yang mengandung
banyak ajaran umum. Sedangkan, Hadits sebagai sumber ajaran kedua dapat
menjelaskan keumuman dari Al-Qur’an itu sendiri. Fungsi tersebut antara
lain menjelaskan isi dan menerapkan metode pengajaran yang masih bersifat luas
bagi manusia.
Al-Quran secara linguistik berasal
dari istilah "qara'a-yaqra'u-qira'atan-Quran", yang merupakan sesuatu
yang dibaca atau dinarasikan. Pada saat yang sama, dari segi terminologi,
adalah Kalamullah yang diutus kepada Nabi Muhammad yang sampai kepada kita
secara mutawatir atau berangsur-angsur dan membacanya bisa berfungsi sebagai
ibadah. Secara etimologis, Hadits berasal dari kata ( حدث
– يحدث ) yang berarti al-jadid "hal baru" atau khabar
"berita". Atau Hadits juga bisa diartikan sebagai “pernyataan,
perbuatan, persetujuan diam-diam atau sifat Nabi Muhammad SAW”.
MATERI
Al-Quran Tentang Tata
Ruang dan Kelestarian Lingkungan
Menjaga lingkungan merupakan salah
satu perbuatan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Perbuatan menjaga
lingkungan itu dicatat sebagai pahala karena merupakan bagian dari sunah Nabi
Saw.
Ada 7 cara menjaga lingkungan ala
Rasulullah agar umat Islam mampu merawat dan menjaga lingkungan serta
kelestarian alam.
Berikut tujuh cara menjaga lingkungan
ala Rasulullah SAW, yang dikutip dari buku Fikih Energi Terbarukan karya Abdul
Moqsith Ghazali dkk.
1. Larangan untuk
Mengeksploitasi dan Memonopoli Sumber Energi
Rasulullah SAW menganjurkan kita
tentang pentingnya menggunakan sumber daya alam secara efisien. Semisal dalam
penggunaan air, meski air melimpah, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk
menghemat penggunaan air. Bisa jadi di suatu tempat air melimpah, sementara di
tempat lain terjadi kekeringan manusia bertikai untuk berebut air bersih.
Perintah tentang menggunakan sumber
daya alam secara efisien ini merujuk pada sebuah hadis dari Abdullah bin Umar
bin Ash bahwasanya Rasulullah SAW berjalan melewati Saad yang sedang berwudhu
dan menegurnya. “Kenapa kamu boros memakai air?”
Saad balik bertanya, “Apakah untuk
wudhu pun tidak boleh boros?”.
Beliau menjawab, “Ya tidak boleh boros
meskipun kamu berwudhu di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad).
Selain itu, Rasulullah SAW juga
menganjurkan pemanfaatan sumber energi di muka bumi untuk kepentingan bersama
dan dikelola secara komunal bukan untuk kepentingan pribadi dan untuk
dimonopoli.
2. Senantiasa Menjaga
Kebersihan Lingkungan
Rasulullah SAW menganjurkan pentingnya
hidup bersih. Hidup bersih diposisikan sebagian dari iman, maka kesadaran
menjaga kebersihan akan mempengaruhi kualitas keimanan seseorang.
Dalam sebuah hadis menyebutkan dari
Saad bin musayyab berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah baik dan
menyukai kebaikan, bersih menyukai kebersihan, mulia menyukai kemuliaan, murah
hati (baik) menyukai kebaikan. Maka bersihkanlah lingkungan rumahmu Dan
janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.” (HR. Turmuzi)
3. Melakukan
Penghijauan
Upaya yang memiliki dampak nyata
terhadap pengelolaan lingkungan ialah dengan melakukan penghijauan.
Penghijauan memiliki fungsi ekologis
yang sangat vital karena dapat mengembalikan fungsi tanah sebagai resapan air.
Pohon dapat menyimpan cadangan air yang cukup ketika krisis air melanda di
kemudian hari.
Perilaku menanam pohon ini telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda:
Dari Anas bin Malik ra Rasulullah
bersabda: “Apabila kiamat tiba terhadap salah seorang diantara kamu dan
ditangannya ada benih tumbuhan maka tanamlah.”
4. Tidak Melakukan
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan baik dalam skala
kecil dan besar memiliki dampak yang sama terhadap lingkungan, yaitu mengotori
keasriannya.
Rasulullah meneladankan persoalan ini,
semisal melarang sahabatnya untuk kencing di air yang tergenang karena khawatir
ada yang mandi di dalam air itu.
Kemudian, buang air kecil dan besar di
bawah pohon juga tidak boleh dilakukan, sebab hal ini dapat meninggalkan bau
dan kesan yang tidak enak terhadap siapa saja yang berteduh di bawah pohon
tersebut.
Rasulullah SAW besabda: “Janganlah
salah seorang dari kalian kencing dalam air yang diam yaitu Air yang tidak
mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.” (HR Bukhari)
5. Tidak Melakukan
Penggundulan dan Penebangan Hutan secara Sembarangan
Hutan sebagai sumber asupan oksigen
paling utama tentu memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia.
Menebang pohon tanpa mengikuti prosedur yang benar tentu mengancam keseimbangan
ekosistem.
Selain dari menipisnya kadar oksigen
menebang pohon secara sembarangan juga menimbulkan hilangnya tempat hidup bagi
sebagian hewan yang biasa hidup di sana.
6. Memanfaatkan Tanah
yang Terlantar
Tanah dalam ajaran Islam harus
dimanfaatkan untuk kepentingan yang bermanfaat dan produktif.
Soal ini dalam kajian fiqih dibahas
dalam bab ihya al mawat atau menghidupkan tanah mati yaitu membuka lahan atau
tanah mati yang belum pernah ditanami sehingga tanah tersebut dapat memberikan
kemanfaatan seperti dijadikan sebagai tempat tinggal dan bercocok tanam.
Jika tanah dikelola secara produktif,
maka tentu akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat, terutama pihak yang mengelolanya.
7. Menetapkan Suatu
Tempat sebagai Kawasan Konservasi
Rasulullah SAW mengenalkan konsep
hima, yaitu suatu zona tertentu untuk konservasi alam yang di dalamnya dilarang
untuk mendirikan bangunan.
Ini merupakan kawasan hukum yang
dilarang untuk diolah dan dimiliki seseorang secara pribadi sehingga ia tetap
menjadi wilayah yang dipergunakan bagi siapa saja pun sebagai tempat tumbuhnya
padang rumput dan tempat menggembalakan hewan.
Rasulullah meneladankan dan menekankan
pentingnya konsep hima ini, seperti dalam sebuah riwayat:
“Dari Jabir berkata, nabi Muhammad
SAW, bersabda: “Sesungguhnya Ibrahim memaklumkan Mekah sebagai tempat suci dan
sekarang memaklumkan Madinah yang terletak di antara dua lava yang mengalir
(lembah) sebagai tempat suci. Pohon-pohonnya tidak boleh dipotong dan
binatang-binatangnya tidak boleh diburu.” (HR Muslim)
Dari ketujuh perilaku di atas
menekankan bahwasanya lingkungan tempat tinggal kita ini perlu untuk kita jaga
jaga kelestariannya.
Kelangsungan hidup manusia, hewan, dan
tumbuhan sangat bergantung pada kesehatan lingkungan.
Apabila lingkungan sudah rusak maka
manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup secara normal.
Sedangkan berbuat kerusakan di muka bumi ialah perbuatan yang dilarang oleh
Allah SWT.
EVALUASI
1.
Siswa dan guru
menyimpulkan pembelajaran hari ini.
2.
Refleksi pencapaian
siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses
pembelajaran dan perbaikan.
3.
Menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
4.
Guru mengakhiri
kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar
dan diakhiri dengan berdoa.
KESIMPULAN
Bagaimana anak anak, pada materi kali
ini apakah kalian sudah memahami makna dan mampu membaca QS Az-Zukhruf · Ayat
13...?
Baiklah... Berikut kesimpulan
materinya : Sebagai pedoman hidup, Al-Quran adalah pedoman bagi seluruh umat
manusia. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam harus mampu membaca Al-Quran
dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah hukum dan makhraj yang berlaku. Karena
keselamatan hidup di masa yang akan datang. Aturannya adalah arah jalan yang
lurus.
Tetap semangat dalam belajar tanpa batas karena islam
mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG
LAHAT.
BUKU REFERENSI :
Buku Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.
Buku Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti Tiga serangkai Kurikulum merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar