PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
IDENTITAS
Mata Pelajaran |
Pendidikan Agama Islam |
Kelas / Fase |
8 (Delapan) / Fase D |
Elemen Mapel |
Aqidah, Akhlak dan
Fiqih |
Pertemuan Ke |
Awal Juli hingga
Akhir September |
Guru Pengampu |
Achmad Rifki, S.Ag |
Waktu STS |
Senin, 30 September 2024
(Sesuai Jadwal) |
|
|
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
Elemen Mapel |
Capaian Pembelajaran |
Aqidah dan Akhlak |
Tema 1. menjelaskan makna Iman kepada Kitab-kitab
Allah Swt. Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1. menjelaskan makna
Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt. 2. menjelaskan
perbedaan kitab dan suhuf Tema 2 Menjadi
Generasi Pecinta Al-Qur’an Yang Toleran Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1.
Peserta didik dapat
membaca Q.S. Ar-Rum/30: 41, Q.S. 2.
Ibrahim/14: 32 dan Q.S.
Az-Zukhruf/43: 13. 3.
Peserta didik dapat
menulis Q.S. Ar-Rum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32 dan Q.S. Az-Zukhruf/43: 13 4.
Peserta didik dapat
menghafal Q.S. Ar-Rum/30: 41, Q.S. Ibrahim/14: 32 dan Q.S. Az-Zukhruf/43: 13. 5.
Peserta didik dapat
menjelaskan hukum bacaan lam jalalah dan menjelaskan makna Iman kepada
Kitab-kitab Allah Swt. 6.
Peserta didik dapat
menunjukkan contoh bacaan lam jalalah dan ra. Tema 3 Al-Quran
Dan Sunnah Sebagai Pedoman Hidup Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1. menjelaskan
perbedaan kitab dan suhuf 2. Peserta didik
dapat menunjukkan contoh perbuatan yang mencerminkan Iman kepada Kitabkitab
Allah Swt 3. Peserta didik
dapat mengimplementasikan cara beriman kepada kitab-kitab Allah Swt 4. Peserta didik
dapat menjelaskan cara menjadi generasi yang mencintai Al-Qur’an 5. Peserta didik
dapat menjelaskan ciri-ciri generasi cinta Al-Qur’an 6. Peserta didik
dapat menyebutkan hikmah beriman kepada Kitab Allah Swt Tema 4 Disiplin
dan Penuh Harap Kepada Allah SWT serta Peduli terhadap Sesama Melalui Shalat
Gerhana, Istisqa, dan Jenazah Pada akhir fase
ini, peserta didik mampu: 1. Dapat menjelaskan
pengertian shalat Gerhana, Istisqa, Jenazah berikut dalilnya 2. Dapat menjelaskan
Shalat Gerhana, Istisqa, dan Jenazah |
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pemahaman dan penyampaian materi
melalui blog ini sebagai bahan literasi pendukung, peserta didik dapat membaca
dan mengetahui makna yang terkandung Menjadi Generasi Pecinta Al-Qur’an Yang
Toleran dengan baik serta mempresentasikan
maknanya di depan kelas menggunakan PPT atau video/mind map atau karya lain
sesuai dengan diferensiasi gaya belajar siswa.
Assalamu'alaikum Wa Rohmatullahi .Wa
Barokatuh.
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ
العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ
وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin,
wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa
wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin,wa mantabi’ahum
biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Sebelum kita memasuki materi hari ini,
mari kita ingat lagi tentang
MATERI 1
Tema 1 Menjadi Generasi Pecinta Al-Qur’an Yang Toleran
Aqidah adalah pegangan dan pedoman hidup, ajaran islam tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Aqidah memegang
peran penting dalam berprilaku sehari-hari.
Sedangkan, Akhlaq sebagai
impementasi dari Aqidah sebagai prilaku
Menjaga lingkungan merupakan salah satu
perbuatan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Perbuatan menjaga lingkungan itu
dicatat sebagai pahala karena merupakan bagian dari sunah Nabi Saw.
Ada 7 cara menjaga lingkungan ala
Rasulullah agar umat Islam mampu merawat dan menjaga lingkungan serta
kelestarian alam.
Berikut tujuh cara menjaga lingkungan ala
Rasulullah SAW, yang dikutip dari buku Fikih Energi Terbarukan karya Abdul
Moqsith Ghazali dkk.
1. Larangan untuk Mengeksploitasi dan
Memonopoli Sumber Energi
Rasulullah SAW menganjurkan kita tentang
pentingnya menggunakan sumber daya alam secara efisien. Semisal dalam
penggunaan air, meski air melimpah, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk
menghemat penggunaan air. Bisa jadi di suatu tempat air melimpah, sementara di
tempat lain terjadi kekeringan manusia bertikai untuk berebut air bersih.
Perintah tentang menggunakan sumber daya
alam secara efisien ini merujuk pada sebuah hadis dari Abdullah bin Umar bin
Ash
bahwasanya Rasulullah SAW berjalan
melewati Saad yang sedang berwudhu dan menegurnya. “Kenapa kamu boros memakai
air?”
Saad balik bertanya, “Apakah untuk wudhu
pun tidak boleh boros?”.
Beliau menjawab, “Ya tidak boleh boros
meskipun kamu berwudhu di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad).
Selain itu, Rasulullah SAW juga
menganjurkan pemanfaatan sumber energi di muka bumi untuk kepentingan bersama
dan dikelola secara komunal bukan untuk kepentingan pribadi dan untuk
dimonopoli.
2. Senantiasa Menjaga Kebersihan
Lingkungan
Rasulullah SAW menganjurkan pentingnya
hidup bersih. Hidup bersih diposisikan sebagian dari iman, maka kesadaran
menjaga kebersihan akan mempengaruhi kualitas keimanan seseorang.
Dalam sebuah hadis menyebutkan dari Saad
bin musayyab berkata,
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih menyukai kebersihan,
mulia menyukai kemuliaan, murah hati (baik) menyukai kebaikan. Maka bersihkanlah lingkungan rumahmu Dan
janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.” (HR. Turmuzi)
3. Melakukan Penghijauan
Upaya yang memiliki dampak nyata terhadap
pengelolaan lingkungan ialah dengan melakukan penghijauan.
Penghijauan memiliki fungsi ekologis yang
sangat vital karena dapat mengembalikan fungsi tanah sebagai resapan air. Pohon
dapat menyimpan cadangan air yang cukup ketika krisis air melanda di kemudian
hari.
Perilaku menanam pohon ini telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda:
Dari Anas bin Malik ra Rasulullah
bersabda: “Apabila kiamat tiba terhadap salah seorang diantara kamu dan ditangannya
ada benih tumbuhan maka tanamlah.”
4. Tidak Melakukan Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan baik dalam skala
kecil dan besar memiliki dampak yang sama terhadap lingkungan, yaitu mengotori
keasriannya.
Rasulullah meneladankan persoalan ini,
semisal melarang sahabatnya untuk kencing di air yang tergenang karena khawatir
ada yang mandi di dalam air itu.
Kemudian, buang air
kecil dan besar di bawah pohon juga tidak boleh dilakukan, sebab hal ini dapat
meninggalkan bau dan kesan yang tidak enak terhadap siapa saja yang berteduh di
bawah pohon tersebut.
Rasulullah SAW
besabda: “Janganlah salah seorang dari kalian kencing dalam air yang diam yaitu
Air yang tidak mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.” (HR Bukhari)
5. Tidak Melakukan
Penggundulan dan Penebangan Hutan secara Sembarangan
Hutan sebagai sumber asupan oksigen
paling utama tentu memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia.
Menebang pohon tanpa mengikuti prosedur yang benar tentu mengancam keseimbangan
ekosistem.
Selain dari menipisnya kadar oksigen
menebang pohon secara sembarangan juga menimbulkan hilangnya tempat hidup bagi
sebagian hewan yang biasa hidup di sana.
6. Memanfaatkan Tanah yang Terlantar
Tanah dalam ajaran Islam harus
dimanfaatkan untuk kepentingan yang bermanfaat dan produktif.
Soal ini dalam kajian fiqih dibahas dalam
bab ihya al mawat atau menghidupkan tanah mati yaitu membuka lahan atau tanah
mati yang belum pernah ditanami sehingga tanah tersebut dapat memberikan
kemanfaatan seperti dijadikan sebagai tempat tinggal dan bercocok tanam.
Jika tanah dikelola secara produktif,
maka tentu akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat, terutama pihak yang mengelolanya.
7. Menetapkan Suatu Tempat sebagai
Kawasan Konservasi
Rasulullah SAW mengenalkan konsep hima,
yaitu suatu zona tertentu untuk konservasi alam yang di dalamnya dilarang untuk
mendirikan bangunan.
Ini merupakan kawasan hukum yang dilarang
untuk diolah dan dimiliki seseorang secara pribadi sehingga ia tetap menjadi
wilayah yang dipergunakan bagi siapa saja pun sebagai tempat tumbuhnya padang
rumput dan tempat menggembalakan hewan.
Rasulullah meneladankan dan menekankan
pentingnya konsep hima ini, seperti dalam sebuah riwayat:
“Dari Jabir berkata, nabi Muhammad SAW,
bersabda: “Sesungguhnya Ibrahim memaklumkan Mekah sebagai tempat suci dan
sekarang memaklumkan Madinah yang terletak di antara dua lava yang mengalir
(lembah) sebagai tempat suci. Pohon-pohonnya tidak boleh dipotong dan
binatang-binatangnya tidak boleh diburu.” (HR Muslim)
Dari ketujuh perilaku di atas menekankan
bahwasanya lingkungan tempat tinggal kita ini perlu untuk kita jaga jaga
kelestariannya.
Kelangsungan hidup manusia, hewan, dan
tumbuhan sangat bergantung pada kesehatan lingkungan.
Apabila lingkungan sudah rusak maka
manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup secara normal.
Sedangkan berbuat kerusakan di muka bumi ialah perbuatan yang dilarang oleh
Allah SWT.
MATERI 2
Tema 1. menjelaskan makna Iman kepada Kitab-kitab Allah
Swt.
Al-Quran Dan Sunnah
Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran Tentang
Tata Ruang dan Kelestarian Lingkungan
Konsep Perencanaan
Tata Ruang Di Dalam Islam
“Dialah (Allah) yang
meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya
(hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar kami
menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, agar kami member minum
dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan
manusia yang banyak”. ( Al-Furqan : 48-49)
Penjelasan dari
Al-Furqan 48-89 adalah bahwa manusia haruslah selalu mensyukuri atas nikmat
yang telah diberikan Oleh Allah SWT. Tentunya nikamat tersebut senantiasa kita
jaga kita rawat dan kita lestarikan agar kelak nanti anak cucu kita masih dapat
menikmati atas apa yang telah diberikan-Nya. Serta merencanakan pembangunan
tata ruang yang tidak merugikan masyarakat, berharap pembangunan dan
perkembangan kota menuju Button Up Top Down yaitu perekembangan kota mengarah
kepada masyarakat lapisan bawah.
Terkadang kebijakan
Pembangunan tata ruang yang tidak didasari dengan hati nurani dan tidak
berpedomana pada ajaran Islam kedepannya akan menimbulkan suatu permasalahan
yang lebih besar, sudah banyak kasus-kasus Tata Ruang kota yang perencanaannya
tidak berpedomana pada nilai-nilai islam, akhirnya yang terjadi adalah
kerusakan, dan bencana.
Konsep perencanaan
Tata ruang didalam Islam sudah lama terkonsep dengan baik terbukti bahwa adanya
bangunan bernuansa Islam misalnya di Majene sendiri terdapat situs Masjid tua
di Lingkungan Salabose Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae dan di Negara luar
misalnya di Iskandariah, Madinah, Andalusia ( Spanyol), Basrah, Kufah, Baitul
Maqdis, Baitul Laham (Bethelem), Darussalam (Yerussalem), artinya hasil karya
Islam tersebut telah menjadi sejarah dunia (Drs Dyayadi MT, Tata Ruang kota
menurut Islam). Sehingga sebagai generasi penerus senantiasa untuk tetap
berpegang teguh kepada ajaran Islam tentunya dalam kontek penataan ruang.
Selama ini masih
banyak kita temui penataan ruang dalam rangka mempercantik estetika ruang
dengan menggunakan Patung-patung, padahal dalam islam pembuatan patung dilarang
oleh Allah, sebagai Hadist Rosullullah ”barang siapa membuat patung maka
sesungguhnya allah akan menyiksanya sehingga ia memberi nyawa pada patung untuk
selama-lamanya” (HR. Al Bukhari).
Pembangunan tata
ruang setidaknya memperhatikan pula akan kondisi sosial masyarakat, kelestarian
alam, dan aturan-aturan yang berlaku suatu contoh : Pembangunan tata ruang yang
telah melanggar aturan,misalnya alih fungsi lahan, serta pembangunan kota yang
keluar dari nilai-nilai Islam misalnya : Merebaknya gemerlapan kehidupan kota
yang tidak Islami dengan adanya beberapa tempat lokalisasi dengan
fasilitas-fasilitas seperti itu suasana kota semakin buram, runyam karena telah
keluar jauh sekali dari tatanan nilai-nilai islam.
Dari paparan diatas
dapat kita simpulkan bahwa pembangunan kota yang sebenarnya merusak moral
bangsa, merusak kaidah islam, tunggu saatnya kehancuran dan bencana akan
menanti. Suatu contoh yang pernah terjadi adalah , sebagaimana Allah telah
pernah menimpakan bencana kepada dua buah kota Zaman nabi Luth yaitu kota Sadum
dan Gamuroh karena mereka melakukan Homo sexual (Liwath) demikian pula kota Aad
dan Iram yang juga dihancurkan Allah karena penduduknya yang Zhalim dan
melakukan maksiat. Seperti halnya firman Allah “Berapalah banyaknya kota yang
kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam kedaan Zalim, maka
(tembok-tembok) kota roboh menutupi atap-atapnya dan (beberapa banyak pula)
sumur yang telah ditinggalkan dan Istana yang tinggi tidak ada penghuninya.
Azab yang diberikan oleh Allah banyak bentuknya bisa berupa banjir bandang
(Nabi Nuh, ), penyakit menular(zaman nabi Musa), hujan batu(zaman nabi Luth)
dan gempa bumi sebagaimana termaktub dalam Al Quran.
Friman Allah”Dan
janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi sesudah (allah)memperbaikinya dan
berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut(tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik. Namun pada kenyataannya yang terjadi di Negara Indonesia selama
ini masyarakatnya banyak merusak lingkungan. Sehingga permasalahan tata ruang
kota yang semakin komplek.
Suatu ketika kita
akan melihat bencana dan kerusakan-kerusakan di suatu wilayah, daerah maupun
kawasan yang telah ingkar apa yang diberikan Oleh Allah. Di Indonesia kita
dapat melihat bencana yang terjadi selama ini merupakan bentuk dari peringatan
Allah SWT kepada manusia untuk senantiasa menjaga lingkungan jangan ada yang
mengekploitasi dan menyalahgunakannya.
Memperbaiki Lingkungan
Kita Sebagai Umat
Islam hendaknya menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian dan keserasian
Lingkungan, sebab dalam berbagai ayat Al-Quran telah melarang umat Islam
merusak ekosistemnya atau lingkungan hidupnya. Jika hal ini kita langgar, kita
tidak saja melakukan dosa besar, tetapi kita juga akan menyengsarakan
masyarakat banyak (Publik) yang harus menerima social cost akibat ulah
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dikaitkan dengan hal
ini Allah SWT berfirman “oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa barang siapa yang telah membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
seorang manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampui batas dalam berbuat
kerusakan-kerusakan di muka bumi.
Dari ayat tersebut
diatas jelaslah Allah membolehkan menghukum mati orang-orang yang melakukan
pengrusakan di muka bumi. Perusakan dimuka bumi dengan arti luas yakni melakukan
pemboman tanpa alasan, mengebom masyarakat sipil ketika berperang (bombardier
), merusak hutan, mencemarkan daratan, lautan dan sungai dengan bahan beracun
dan berhaya, pembocoran radio aktif (reactor nuklir) mengepras bukit untuk
kepentingan pribadi dan sebagainya. Artinya perbuatan merusak lingkungan,
selain pengeboman yang jelas-jelas merupakan kesejahteraan perang sangat
bertentangan dengan konferensi jenewa, maka perusakan lingkungan selain karena
perang akan sangat membahyakan masyarakat pada umunnya. Sebab hal ini dapat
menyebabkan banjir, tanah longsor, keracunan masal (terkontaminasi) penyakit
menular dan sebagainya.
Saat ini kita perlu
berbenah diri untuk senantiasa mengharap ridho kepada Allah SWT, selalu
bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya.jangan melanggar aturan-aturan
dalam syaria’at Islam, mengetahui posisi kita ada dimana sehingga kita tidak
akan salah dalam melangkah. Dalam ajaran Islam siapa yang mengerjakan baik maka
kelak hidupnya akan bermanfaat, tetapi apabila siapa yang curang, culas,
serakah maka kelak akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Balasan yang
sifatnya kecil hingga balasan yang manusia tidak bisa memperhitungkan,
kerusakan material dan kematian yang dasyat.. Jika secara hukum tidak bisa
membuat mereka jera(pengambil keputusan) maka balasan dari Allah SWT lah yang
akan membuat mereka jera. wallahu alam.
MATERI 3
Tema 2 Menjadi
Generasi Pecinta Al-Qur’an Yang Toleran
Pengertian Iman
Kepada Kitab Allah SWT dan Dalilnya dalam Al-Qur'an
Iman kepada kitab
Allah adalah kewajiban setiap muslim tanpa pengecualian. Kewajiban ini
merupakan satu dari 6 rukun iman yang menjadi tuntunan dan prinsip hidup umat
Islam (aqidah).
Arti iman kepada
kitab Allah SWT bagi muslim sedikit unik. Mengimani tidak lantas menjadikannya
pedoman dalan menjalani kehidupan. Karena seorang muslim hanya menggunakan
Al-Qur'an dan sunnah.
Pengertian Iman
Kepada Kitab Allah SWT
Penjelasan
pengertian iman kepada kitab Allah SWT adalah meyakini Allah SWT telah
menurunkan kitab tersebut pada Nabi dan Rasul. Kitab berisi wahyu Allah SWT
tersebut disampaikan pada manusia.
Kitab-Kitab Yang
Allah Turunkan dan Nabi Penerimanya
1. Taurat
Taurāt adalah kitab
yang diturunkan kepada Nabī Musa as sebagai pedoman hidup bagi kaum Banī
Israil. Firman Allah SWT:
وَاٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ وَجَعَلْنٰهُ هُدًى لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ
اَلَّا تَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِيْ وَكِيْلًاۗ
Artinya: "Dan
Kami berikan kepada Musa kitab (Taurāt) dan Kami jadikan kitab Taurāt itu
petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil
penolong selain Aku." (QS Al-Isrā [17]:2)
Adapun isi pokok
Kitab Taurāt adalah:
Jangan ada padamu
Tuhan lain di hadirat-Ku.
Jangan membuat
patung ukiran dan jangan pula menyembah patung karena Aku Tuhan Allah mu.
Jangan kamu menyebut
Tuhan Allah mu dengan sia-sia.
Ingatlah akan hari
sabat (sabtu), supaya kamu sucikan dia.
Berilah hormat
kepada bapak ibumu.
Jangan membunuh
sesama manusia.
Jangan berzina.
Jangan mencuri.
Jangan menjadi saksi
palsu.
Jangan berkeinginan
memiliki hak orang lain.
2. Zabur
Zabūr adalah kitab
yang diturunkan kepada Nabi Daud as untuk dijadikan pedoman hidup bagi kaumnya.
Firman Allah SWT:
وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِمَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا
بَعْضَ النَّبِيّٖنَ عَلٰى بَعْضٍ وَّاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا
Artinya: "Dan
Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang
lain), dan Kami berikan Zabūr kepada Daud." (QS. Al-Isrā [17]:55)
Isi dari Kitab Zabūr
adalah nyanyian pujian kepada Allah atas segala nikmat illahiah.
3. Injil
Injil adalah kitab
yang diturunkan kepada Nabi Isa as sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi Bani
Israil. Firman Allah SWT:
وَقَفَّيْنَا عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِّمَا
بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرٰىةِ ۖواٰتَيْنٰهُ الْاِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدًى
وَّنُوْرٌۙ وَّمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَهُدًى
وَّمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَۗ
Artinya: "Dan
Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Banī Isrāīl) dengan Isa putra Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurāt. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurāt. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa." (QS.
Al-Māidah [5]:46)
Isi pokok Kitab
Injil adalah ajaran untuk hidup dengan zuhud dan menjauhi kerakusan dan
ketamakan dunia. Ini dimaksudkan untuk meluruskan kehidupan orang-orang Yahudi
yang materialistis.
4. Al-Qur'an
Al-Qurān adalah
kitab yang diturunkan kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup
umatnya. Berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang hanya terbatas untuk satu
kaum, al Qurān tidak hanya diturunkan untuk bangsa Arab, melainkan untuk
seluruh umat. Firman
Allah SWT:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya:
"Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qurān dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya." (QS. Yūsuf [12]:2)
Cara Menerapkan Iman
kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Iman kepada
kitab-kitab Allah SWT bisa diterapkan dengan cara berikut
1. Cara beriman
kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur'an:
Meyakini bahwa
kitab-kitab itu (Zabur, Taurat, Injil) adalah benar-benar wahyu Allah, bukan
buatan para Rasul.
Meyakini bahwa isi
kitab-kitab itu benar.
2. Cara beriman
kepada Al-Qur'an:
Meyakini bahwa
Al-Qur'an itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad SAW.
Meyakini bahwa isi
Al-Qur'an itu benar dan tidak ragu sedikitpun.
Mempelajari,
memahami, dan menghayati isi Al-Qur'an.
Mengamalkan
ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan
pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT serta dalil dan caranya semoga
bisa meningkatkan keimanan kita
MATERI 4
Tema Ibadah dengan
Disiplin dan Penuh Harap Kepada Allah SWT serta Peduli terhadap Sesama Melalui
Shalat Gerhana, Istisqa, dan Jenazah
Pengertian Sholat
Jenazah Beserta Tata Cara Sholat Jenazah
Tata cara sholat
jenazah
Setiap manusia yang
hidup di dunia ini pasti akan meninggal dunia, hanya saja waktunya tidak ada
yang tahu. Dalam Islam, ketika seseorang yang beragama Islam meninggal dunia,
maka jenazah harus dishalatkan terlebih dahulu. Kemudian, barulah dimakamkan di
pemakaman yang sudah dipilih.
Namun, terkadang
bagi sebagian umat Islam mungkin belum mengetahui apa yang dimaksud dengan
pengertian sholat jenazah dan juga tata cara sholat jenazah. Pada kesempatan
kali ini, kita akan belajar bersama mengenai pengertian sholat jenazah dan tata
cara sholat jenazah. Jadi, simak artikel ini sampai selesai, Kalian.
Arti Sholat
Sebelum membahas
lebih jauh tentang tata cara sholat jenazah, sebaiknya kita mengetahui lebih
dulu apa arti sholat itu sendiri.
Shalat dapat
diartikan sebagai salah satu kewajiban bagi umat Islam. Shalat menjadi bagian
dari rukun Islam yang kedua yang sangat ditekankan atau menjadi ibadah yang
paling utama setelah dua kalimat syahadat.
Umat Islam yang
sudah baligh dan memenuhi syarat wajib untuk shalat, maka ia harus menjalankan
shalat lima waktu. Shalat juga merupakan tiang atau pondasi agama, sehingga
kewajiban ini sangat penting bagi umat Islam.
Shalat adalah suatu
ibadah yang meliputi peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam (Taslim). Shalat merupakan ibadah yang mencakup berbagai
ibadah di dalamnya, seperti dzikir kepada Allah SWT, tilawah kitabullah,
berdiri menghadap Allah SWT, bersujud, berdoa, bertasbih dan takbir.
Shalat wajib adalah
ibadah wajib dan paling utama setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Ibadah
shalat menjadi salah satu bagian dalam rukun Islam yaitu rukun Islam yang
kedua. Adapun rukun sendiri adalah hal yang wajib dilaksanakan. Jadi, jika
tidak dilakukan, orang yang melewatkannya akan mendapat dosa dan tidak ada yang
dapat membantu menggugurkan rukun tersebut.
Hukum Shalat Jenazah
Sebagai umat Muslim,
tentu penting untuk mengetahui cara melaksanakan shalat jenazah, agar bisa ikut
shalat ketika ada keluarga atau kerabat yang meninggal. Bukan hanya tata
caranya saja yang perlu diketahui, melainkan juga bacaan doanya.
Shalat jenazah
adalah salah satu proses yang harus dilakukan ketika ada orang beragama Islam
meninggal. Hukumnya fardhu kifayah dan wajib dilakukan berjamaah, bukan
sendiri-sendiri. Hal ini tertuang dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah,
Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika ada seorang
laki laki meninggal dalam berhutang disampaikan disampaikan kepada Rasulullah,
maka beliau bertanya apakah ia meninggalkan harta untuk membayar hutangnya.
Jika dikatakan ia meninggalkan hartanya untuk membayar hutang, maka beliau akan
menshalatkannya. Jika tidak maka beliau akan memerintahkan kepada kaum
muslimin,”shalatkan temanmu ini”. (HR Bukhari Muslim).
Jadi, jika ada yang
menyolati biar sebagian kaum muslimin tidak berdosa. Demikian pun sebaliknya,
jika tidak ada sama sekali yang melaksanakannya, seluruh kaum muslimin di
sekitarnya terkena dosa.
Syarat Sah Melakukan
Shalat Jenazah
Berikut ini syarat
sah yang perlu dilakukan sebelum melakukan shalat jenazah:
1. Shalat jenazah sama dengan shalat lain,
yakni menutup aurat, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.
2. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani. Letak
jenazah berada di sebelah kiblat orang yang menyalatkannya, kecuali kalau
shalat dilakukan di dekat makamnya atau shalat gaib.
Orang Terkait yang
Berhak Mengurus Jenazah
Berikut ini orang
terkait yang berhak mengurus jenazah:
1. Orang yang diwasiatkan dengan syarat.
2. Orang yang diwasiatkan bukan orang yang
fasik atau ahli bid’ah.
3. Ulama atau pemimpin agama.
4. Orang tua dari jenazah tersebut.
5. Anak anak si jenazah ke bawah.
6. Keluarga terdekat.
7. Kaum muslimin.
Rukun Shalat Jenazah
Rukun shalat jenazah
yang benar yakni:
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Melakukan 4 kali takbir
4. Mengangkat tangan pada takbir pertama
5. Membaca shalawat
6. Berdoa untuk jenazah
7. Salam
Niat Shalat Jenazah
Shalat jenazah
adalah salah satu proses yang harus dilakukan ketika ada orang beragama Islam
yang meninggal. Hukum fardhu kifayah dan wajib dilakukan berjamaah, bukan
sendiri sendiri. Bukan hanya tata caranya saja yang perlu diketahui, melainkan
juga bacaan doanya. Apakah ada perbedaan mulai dari niat serta bacaan doanya
untuk jenazah laki laki maupun perempuan?
Niat shalat jenazah
sebenarnya bisa diucapkan hanya di dalam hati saja. Diketahui menurut ulama,
tidak ada keharusan untuk melafalkannya sebelum shalat. Namun, ada sebagian
ulama yang berpendapat bahwa Sunnah melafadzkan niat, terutama dari kalangan
madzhab Syafi’i. Di samping itu, untuk menambah kekhusukan saat
melaksanakannya, boleh untuk mengucapkannya.Yang perlu diketahui, ada perbedaan
lafal niat bagi jenazah perempuan dan juga laki laki.
Niat Shalat Jenazah
Untuk Jenazah Perempuan
Lafadz niat shalat
untuk jenazah perempuan yakni:
“Usholli ‘ala
hadzihil mayyitati arba’a takbirotin fardhal kifayati ma’muuman lillaahi
ta’aalaa”.
Artinya:
“Saya niat shalat
atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah
Ta’ala”.
Niat Shalat Jenazah
Untuk Jenazah Laki-Laki
Lafadz niat shalat
untuk jenazah laki laki yakni:
“Usholli ‘alaa
haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifayati ma’muuman lillaahi
ta’aalaa”.
Artinya:
“Saya niat shalat
atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah
Ta’ala”.
Waktu Pelaksanaan
Shalat Jenazah
Selain itu, dalam
melakukan shalat jenazah juga tidak ditentukan waktunya secara khusus. Namun,
shalat jenazah bisa dilakukan kapan saja, kecuali di 3 waktu ini, yaitu:
1. Saat matahari terbit hingga ia agak meninggi
2. Matahari tepat berada di pertengahan langit
3. Saat matahari hampir terbenam
4. Hal ini didasarkan pada hadits:
Ada tiga waktu, di
mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk melakukan
shalat sunah mutlak dan menguburkan jenazah kaum muslimin, yaitu ketika
matahari baru terbit hingga sudah naik ke atas, ketika matahari tepat berada di
atas kepada hingga dia condong sedikit dan ketika matahari hampir terbenam,
sampai tenggelam. (HR. Ahmad 17841, Muslim 1966, Abu Daud 3194 dan yang
lainnya).
Selain waktu
pelaksanaan, tempat atau lokasi untuk shalat jenazah juga perlu diketahui.
Meski sebenarnya bisa dilakukan di mana saja selama layak dan bersih, tetapi
akan lebih baik lagi jika dilakukan di masjid.
Tata Cara Shalat
Jenazah dan Bacaannya
Untuk tata cara
sholat jenazah dan bacaan sholat jenazah sebenarnya berbeda dengan ibadah lain
pada umumnya. Berikut adalah tata cara dan juga bacaan shalat jenazah sesuai
dengan urutannya:
Takbir pertama
Setelah membaca
niat, segera lakukan takbiratul ihram. Hal ini dengan melakukan tangan di atas
pusarnya sebagaimana shalat pada umumnya.
Lalu membaca Al
Fatihah:
Takbir kedua
Takbir dilakukan
sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu. Kemudian, kembali
meletakkan tangan di atas pusar. Setelah itu, membaca shalawat Nabi dan bisa
memilih shalawat Ibrahimiyah yang dianggap lebih afdhal, yakni:
“Allaahumma sholli
‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa
aali Ibrahim, innaka hamidum majiid”.
Artinya:
“Ya Allah, berilah
rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad Sebagaimana Engkau telah
memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”
Shalat jenazah
adalah salah satu proses yang harus dilakukan ketika ada orang beragama Islam
yang meninggal dunia. Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah dan wajib
dilakukan berjamaah, bukan sendiri-sendiri. Jika ada sebagian kaum muslimin
memenuhinya, maka orang yang tidak melakukannya tidak berdosa. Namun, jika
tidak ada sama sekali yang melaksanakannya, seluruh kaum muslimin di sekitarnya
terkena dosa.
Keutamaan Shalat
Jenazah
Jika ada seseorang
beragama Islam yang meninggal dunia, maka pengurusan jenazah merupakan hal yang
perlu dilakukan terlebih dahulu. Sebab, hal tersebut sebaiknya dilakukan dengan
segera seperti diungkapkan dalam sebuah hadits. Hadits dari Abu Hurairah RA
yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Bersegeralah kamu
dalam mengurusi jenazah karena jika ia termasuk jenazah yang saleh berarti kamu
menyegerakan kebaikan baginya. Tetapi jika ia tidak termasuk jenazah yang saleh
(buruk), berarti kamu meletakkan keburukan di pundakmu“. (HR Muttafaq ‘alaih).
Selain itu, shalat
jenazah juga memiliki keutamaan atau fadhilah yang sangat besar bagi yang
melaksanakannya. Beberapa keutamaannya di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Berpahala Sebesar
Gunung Uhud
Dengan menshalatkan,
mengiringi, dan mengantarkan jenazah hingga ke pemakaman, maka bisa mendapatkan
pahala sebesar gunung Uhud.
2. Pahala Mengalir
bagi Jenazah
Bukan hanya untuk
orang yang menyalatkan, ternyata ada pula keutamaan bagi jenazah yang
dishalatkan. Apalagi jika jamaah yang menshalatkan terdiri atas 40 orang atau
lebih bisa mengalirkan pahala kepada jenazah.
3. Dikabulkan Do’a
Keutamaan sholat
jenazah selanjutnya adalah doanya akan dikabulkan. Dalam sebuah hadits dari
Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang
mayat dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh sekelompok kaum muslimin yang
mencapai 100 orang lalu semuanya memberi syafaat (mendoakan kebaikan untuknya),
maka syafaat (do’a mereka) akan diperkenankan“. (HR Muslim).
Sebagai umat Islam,
tentu kita perlu memahami shalat beserta shalat jenazah. Untuk mendapatkan
pengetahuan lebih dalam, Kalian bisa membaca buku yang telah tersedia.
EVALUASI
1.
Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
2.
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan
perbaikan.
3.
Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya.
4.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan
motivasi tetap semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.
KESIMPULAN
Bagaimana anak anak, pada materi materi Tema 1 hingga Tema
4 ini apakah kalian sudah memahami makna
dan mampu memahami materi Tema
1 hingga Tema 4
Berikut kesimpulan materinya : Tema 1 hingga Tema 4 maka harus mampu berakhlaq, beraqidah dan
memahami pengetahuan fiqih yang baik dan
benar sesuai ajaran islam . Karena keselamatan hidup di masa yang akan
datang. Aturannya adalah arah jalan yang lurus.
Tetap semangat dalam belajar tanpa batas karena islam
mengajarakan kepada kita semua BELAJARLAH MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG LAHAT.
BUKU REFERENSI :
Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
terbitan Kemdikbud Kurikulum Merdeka.
Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Tiga serangkai Kurikulum merdeka
Kitab Al-Quran Terbitan Kementrian Agama
dan referensi lain yang